Liputan4.com | Aceh Timur – Sabtu 25/12/2021
Masyarakat Serbajadi pertanyakan kredibilitas LSM Suara Putra Aceh atas statemennya di salah satu media portal Kamis (23/12), terkait polemik areal lahan HGU yang di kuasai PT Tegas Nusantara di kawasan Kecamatan Serbajadi Kabupaten Aceh Timur. Masyarakat menilai statemen yang disampaikan oleh LSM dinilai asal bunyi(asbun) dan kontraproduktif.
Seharusnya Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) membela masyarakat bukan sebalik nya membela perusahaan yang jelas – jelas telah merugikan masyarakat di Serbajadi.
Demikian di sampaikan Mat Rais kepada Media ini selaku perwakilan masyarakat di Serbajadi turut di dampingi sejumlah tokoh masyarakat Sulman, Bukhari Muslim, Sarif Husin, M.Kasem dan sejumlah masyarakat lain nya.
Menurut Mat Rais” statemen LSM Putra Aceh sangat kontra produktive dan tendensius yang menyatakan jangan sampai mengatasnamakan masyarakat tetapi nantinya menjadi milik pribadi, modus operandi maling teriak maling sudah sering kita dengar. Bagaimana daerah kita menjadi maju kalau yang mau ikut membangun selalu dihambat. Berpikirlah secara jernih baik dan bijaksana.
Apa maksud nya modus operandi maling teriak maling serta yang mau ikut membangun selalu di hambat, yang di sampaikan Teuku Mustafa AB selaku Ketua LSM Suara Putra Aceh.
Yang kami perjuangkan adalah nasib ribuan masyarakat di Kecamatan Serbajadi, kami tidak bisa membuat sertifikat tanah, semua desa di Kecamatan Serbajadi masuk status areal HGU.
Jadi kami ingatkan LSM Suara Putra Aceh tersebut jangan bicara asbun, dan tendensius jika tidak tau duduk persoalan nya. cetus Mat Rais
Selanjutnya mereka juga pertanyakan kredibilitas dan kapasitas LSM tersebut, sebab biasa nya yang kami tau LSM itu membela masyarakat lemah bukan membela perusahaan.
“Apakah LSM Suara Putra Aceh telah menjadi sebagai backing PT, Tegas Nusantara,” tanya dengan nada heran.
Selanjutnya bagaimana mereka sebutkan bahwa tahun 1999 saat konflik Aceh mereka sudah menghentikan aktivitas, sementara, izin HGU baru keluar tahun 2002, itu kan janggal bin aneh, tukas Mat Rais
Hal senada juga di sampaikan Bukhari Muslim, tokoh masyarakat serbajadi, sangat menyesalkan pernyataan Ketua LSM Suara Putra Aceh dengan kata – kata ada maling teriak maling itu tidak benar, karena gerakan ini mutlak gerakan rakyat.
Sebab dari dulu masyarakat diam karena masyarakat tidak tau kalau kampung mereka masuk dalam areal HGU, terang nya
Ia menyebutkan bahwa “Masyarakat baru tau bahwa lahan nya telah masuk HGU setelah mengurus sertifikat dari BPN Aceh Timur,
Selanjut nya kata Bukhari Muslim, mereka megatakan HGU PT Tegas Nusantara sudah tidak aktif sejak tahun 1999. Buktinya tahun 2021 masyarakat banyak yang mengukur tanah untuk buat sertifikat tanah nya tidak bisa karena tumpang tindih dengan HGU milik PT Tegas Nusantara.
Bahkan sambungnya, Rumah sekolah SMP 2 Serbajadi, SDN di Desa Bunin , SD tualang. Kantor BPP Serbajadi. Desa Seulemak, desa Leles masuk HGU. Termasuk proyek jalan Peureulak- lokop segmen 2 mau buat kamp di desa Leles terbentur HGU gak boleh di buat. Banyak lagi bukti-bukti yg kuat yg membuktikan HGU tersebut masih aktif.
Masyarakat tidak butuh bicara tapi masyarakat butuh surat dari pemerintah bahwa tanah kebun, sawah.kampung dan lain nya minta Pemerintah untuk di cabut izin HGU atau mengeluarkan dari HGU tersebut dan selanjutnya kembalikan kepada masyarakat, tegas Bukhari Muslim.
Jadi kami masyarakat Serbajadi. Memohon kepada, Gubernur Aceh, DPRA dan Kanwil BPN Aceh . Bupati Aceh timur.DPRK Aceh timur dan BPN Aceh timur agar dapat kiranya segera turun meninjau kelapangan dan segera mencabut Izin HGU PT Tegas Nusantara. tutup Bukhari Muslim.
Reporter : Saif Aceh
Berita dengan Judul: LSM Suara Putra Aceh Bela Pemegang Izin HGU, Tomas Serbajadi Pertanyakan Kredibilitas Mereka pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Saif Aceh
