Berita  

Lindungi Anak dari Pelecehan, Jepang Kembangkan Aplikasi Pendeteksi Foto Vulgar

lindungi-anak-dari-pelecehan,-jepang-kembangkan-aplikasi-pendeteksi-foto-vulgar

Perusahaan Jepang tengah mengembangkan aplikasi yang secara otomatis mendeteksi dan menghapus foto tanpa busana dari ponsel anak-anak. Ini upaya terbaru negara melindungi anak-anak dari jeratan penjahat seksual.

Aplikasinya menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang dapat mengenali bentuk anggota tubuh seperti alat kelamin, perut bagian bawah dan dada. Jika ada foto yang terdeteksi menampilkan fitur-fitur ini, aplikasi langsung menghapusnya dan mengirim pemberitahuan kepada orang tua atau wali.


Startup Smartbooks menggandeng para peneliti Universitas Kesehatan Fujita dan Kepolisian Nakamura di Prefektur Aichi dalam rangka mewujudkannya. Aplikasi tersebut baru masuk tahap uji coba versi beta sejak dikembangkan bulan lalu.

Pada 2021, kepolisian prefektur Aichi bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk memerangi eksploitasi seksual terhadap anak di bawah umur. Isu pelecehan anak mendapat perhatian khusus selama pandemi Covid-19, terutama setelah Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCF) dan Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan betapa rentannya anak-anak mengalami pelecehan online lantaran mereka menghabiskan sebagian besar waktu di rumah. Laporan tersebut mendorong sejumlah negara memberlakukan undang-undang yang lebih ketat guna mencegah terjadinya pelanggaran tersebut.

Pada September lalu, Kementerian Kehakiman Jepang mendesak penegak hukum mengawasi praktik “grooming”, atau modus pelecehan seksual yang melibatkan orang dewasa merayu anak di bawah umur yang pemikirannya belum matang.

Data kepolisian Jepang menemukan ada sekitar 1.811 anak-anak yang menjadi korban kejahatan seksual online pada 2021. Sepertiga kasusnya termasuk dalam pelanggaran “pornografi anak-anak”, yang mana banyak anak ditemukan berfoto telanjang.

Naoto Tomita selaku co-founder Smartbooks berharap aplikasinya dapat mengakhiri permasalahan ini. “Banyak orang tua mengaku khawatir anak mereka akan mengalami kejahatan di internet jika diberikan HP, sehingga mereka menginginkan aplikasi ini sesegera mungkin,” terangnya kepada VICE World News.

Begitu aplikasinya diunduh ke ponsel, orang tua akan memberikan izin program untuk mengakses folder foto. Saat ini, tim Tomita masih berupaya membuat aplikasinya tidak dapat dihapus dari ponsel tanpa izin orang tua.

Aplikasinya dijadwalkan rampung akhir tahun ini, dan kemungkinan akan diberi nama “Kodomamo”, yang secara harfiah berarti perlindungan anak dalam bahasa Jepang.

Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.