Jian Yang ngebet mengunjungi Pasar Gembrong sejak kecil. Terletak di bilangan Jakarta Timur, pasar ini adalah surganya anak-anak dan pencinta mainan. Kalian bisa menemukan berbagai macam mainan dan boneka dengan harga murah meriah.
Ketika akhirnya dia melakukan perjalanan bisnis ke Jakarta, Yang tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung pergi ke Pasar Gembrong. Di sana, dia menemukan mainan langka—Barbie dengan kepala mencong beserta perhiasannya. Yang senang bukan kepalang melihat boneka-boneka itu.
Bagaimana tidak, lelaki 42 tahun dari Singapura disebut-sebut memiliki koleksi Barbie terbesar di dunia.
“Saya sudah mengoleksinya sejak 1984, ketika menemukan boneka [Barbie] di bawah pohon Natal,” kata Yang ketika dihubungi melalui panggilan video. Dia tampak mengenakan kaus Barbie pink, dan duduk di depan lemari pajangannya.
Boneka yang dia maksud adalah Great Shape Barbie yang akan dihadiahkan ke saudara perempuan, tapi Yang—saat itu baru lima tahun—ngeyel ingin memilikinya. Kecintaannya pada Barbie tumbuh sejak itu.
Perusahaan Mattel memperkenalkan Barbie, boneka perempuan langsing setinggi 11,5 inci, pada 1959. Dan kini, Barbie telah beradaptasi dengan dunia modern. Boneka itu sekarang bisa nge-vlog dan mengajarkan pentingnya wellness. Walaupun boneka ini kerap dikritik lantaran penggambaran tubuh perempuan yang tidak realistis, Barbie tetap menjadi mainan ikonik di kalangan anak perempuan.
Lelaki Singapura ini mudah bosan dengan mainan semasa kecilnya, tapi lain ceritanya dengan Barbie. Dia selalu terkesima dengan koleksi baru Barbie yang kental akan budaya pop. Mattel juga sering mengajak desainer terkemuka berkolaborasi untuk menciptakan pakaian boneka.
Walaupun begitu, Yang bukan kolektor Barbie terbanyak di dunia. Gelar itu dipegang oleh Bettina Dorfmann yang memecahkan rekor dunia Guinness pada 2011. Yang mengoleksi 6.000 boneka Barbie pada 2013, dan kini memiliki sekitar 12.000 boneka. Dia sudah tidak sanggup menghitung jumlahnya. Koleksinya pun bermacam-macam. Dari Astronaut Barbie keluaran 1985 sampai edisi khusus BTS, semuanya terpajang di rumah Yang.
Setiap boneka milik Yang punya ceritanya sendiri. Barbie Kylie Minogue, misalnya, merupakan hadiah dari temannya yang tinggal di Melbourne. Lalu ada juga boneka seharga 3.600 Dolar Singapura (Rp38 juta) yang mantan bosnya beli dalam acara lelang.
Yang menjadi pertanyaan, apa yang dia lakukan dengan semua boneka itu?
“Saat bilang ‘main’, kalian mungkin akan mengira bikin pesta teh dan main rumah-rumahan [dan] pacaran dengan Ken. Itu tidak pernah terjadi,” tutur Yang.
“Saya suka menggonta-ganti gaya rambut. Saya suka mendandaninya untuk acara khusus,” imbuhnya, mengenang momen saat dia membawa Barbie ke pesta. Dia memasukkan boneka yang mengenakan gaun ke dalam kantong tuksedo.
“Saya membawa boneka ke mana saja saya pergi… Saya tidak malu sama sekali,” ujar Yang.
Dia bahkan memiliki alter ego di akun Instagram pribadi. Contohnya, akhir Juni lalu, Yang membawa salah satu bonekanya saat makan siang bersama teman. Dia memesan sepiring nasi char siu (babi panggang), lalu menyiapkan sebungkus nasi char siew mini yang dibawa dari rumah. Dengan demikian, bonekanya tidak kelaparan selama di restoran.
“Kamu aneh,” dia mengingat kembali ucapan teman. Sementara temannya memesan makan, Yang sibuk memfoto versi mininya makan char siew.
Dia bahkan membeli patung mini anjing, lalu mengecatnya dengan warna hitam hingga mirip anjing peliharaannya, Snaggle.
“Jika saya melihat benda seukuran boneka saat belanja, saya pasti akan membelinya,” kata Yang.
Dia dan koleksi Barbie-nya juga mengikuti perkembangan zaman di Instagram.
Baru-baru ini, dia menikmati BTS Meal yang viral bareng boneka BTS-nya.
Meski Yang memiliki belasan ribu Barbie, dia tak pernah menganggap dirinya sebagai kolektor. “Saya hanyalah lelaki biasa yang masih memainkan mainannya.”
Dia juga tidak merawat koleksi Barbie dengan hati-hati. Yang akan mendandani boneka-bonekanya sesuka hati.
“Kolektor biasanya menyimpan koleksi mereka di dalam kotak dan menjaga kebersihannya,” dia berujar. “Saya akan mengeluarkannya dari kotak. Saya akan mengubah gaya rambut. Saya mendandaninya. Saya akan melempar boneka ke laut, dan membawanya ke kolam renang. Saya akan melakukan apa pun yang saya inginkan.”
Selain mengoleksi Barbie, dia juga terkenal karena seri tisu gulungnya. Dia menciptakan #flushablefashion dan #havetissuewilltravel saat bosan setengah mati di kamar hotel empat tahun lalu. Ketika itu, dia sedang melakukan perjalanan bisnis ke Sri Lanka dan terpikir untuk membuat gaun Barbie dengan tisu gulung. Begitu rampung, dia langsung memakaikan gaun tisu itu ke boneka yang dia bawa. Dia kemudian menantang dirinya sendiri untuk membuat satu gaun setiap malam selama dua minggu.
Sepulangnya ke Singapura, dia baru menyadari karya-karyanya telah menjadi bahan pemberitaan. Karena itulah dia menyeriusi proyek kecil-kecilan ini. Lalu pada 2019, dia menerbitkan buku berjudul “#Flushable Fashion” yang menceritakan tentang perjalanan dan gaun tisu ciptaannya.
Bagi Yang, mengoleksi Barbie bukan sebatas mengenang masa kecil. Dia bermain boneka untuk melupakan sejenak kegilaan di dunia nyata.
“Sebagai orang yang sudah 42 tahun menjalani hidup, saya bilang dunia ini akan menyakitimu. Maaf saya ngomong begini, tapi itulah kenyataannya,” tutur Yang. “Hidup tidak seindah bayangan kita.”
“Jadi, saat kalian melalui masa-masa sulit, melakukan hal sepele—seperti bermain dengan mainan—setidaknya bisa mengurangi rasa sakitnya,” Yang menutup pembicaraan kami.
Follow Koh Ewe di Instagram.