Ketua PW IWO Sumut Yudistira.
JAKARTA-Infakta.com
Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Wartawan Online Provinsi Sumatera Utara (PW IWO Sumut) Yudhistira telah menyatakan tekad untuk maju jadi ketua umum IWO Pusat. Pemilihan ketua umum ini dilaksanakan pada Musyawarah Bersama (Mubes) Ke II lanjutan yang akan digelar pada 9-10 Oktober 2023 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Gelaran mubes ini merupakan lanjutan dari mubes tanggerang tahun 2022 yang terhenti.
Penegasan tersebut disampaikan Yudhistira, saat ditemui di Kalibata City, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2023). Yudistira mengatakan bahwa ia bertekad maju dalam kontestasi ketua umum, murni untuk mengembalikan marwah organisasi setelah adanya manuver dari pihak lain hingga membuat IWO terbelah.
“Memang hal biasa dalam organisasi. Sama halnya dengan organisasi lain. Inilah dinamika dan menjadi momentum bagi saya untuk bisa mengembalikan marwah itu jika kawan-kawan PW dan PD IWO berkenan mendukung saya untuk melanjutkan estafet kepemimpinan lima tahun ke depan,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Yudis ini juga mengatakan, ke depan berbagai cita-cita bersama para insan pers yang tergabung dalam IWO, bisa terealisasi ditangannya.
“Jika Allah berkehendak dan saya dipercaya memimpin, berbagai harapan kita termasuk menjadi konstituen Dewan Pers ke depan, bisa segera terwujud dan IWO lebih mampu berkiprah di tengah masyarakat dengan segala kemampuannya,” sebutnya.
Selain itu, lanjut Yudis, target untuk secepatnya membentuk PW di seluruh provinsi dan PD di Kabupaten Kota, juga menjadi agenda penting, sehingga ke depan IWO akan semakin besar dan keberadaannya diperhitungkan.
“Potensi itu jelas ada. Apalagi saya melihat IWO itu besar di provinsi dan kabupaten kota, sehingga tinggal mana mengemasnya lebih baik. Untuk itu tentu dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu mengakomodir seluruh aspirasi rekan-rekan demi kemajuan bersama,” tandas Yudis.
Dan ditangannya, kata Yudis, IWO bakal menjadi laboratorium bagi jurnalis-jurnalis muda yang berniat terjun ke dunia pers.
“IWO harus mampu menciptakannya. Hal ini penting agar ke depan mereka bisa menjadi jurnalis handal, yang berintegritas dan profesional, sehingga tidak ada lagi stigma wartawan abal-abal atau apalah namanya yang pada akhirnya merusak marwah profesi secara keseluruhan,” pungkasnya. (RP)