Curhatan pembaca: Jadi jomblo benar-benar gak enak. Aku sudah mencoba mencari kenalan yang bisa diajak pacaran, tapi tak kunjung menemukan orang yang tepat. Bagaimana caranya supaya aku bisa lebih bahagia hidup melajang?
Ada dua tipe jomblo di dunia ini. Tipe pertama terlihat sangat menikmati masa lajangnya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama teman-teman, dan mengikuti kegiatan yang mereka sukai untuk mengisi waktu luang. Lalu ada jenis jomblo ngenes. Mereka hanya bisa termenung dengan tatapan nanar setiap melihat pasangan kekasih memamerkan kemesraannya di depan umum. Orang-orang ini biasanya merasa kesepian, dan meratapi ketidakadilan yang menimpa mereka.
Setelah membaca surat darimu, aku menangkap kesan kalau kamu masuk tipe yang kedua. Tapi menariknya, kamu terdengar belum siap menjalin hubungan serius. Kamu masih menginginkan kebebasan, tapi pada saat bersamaan, sulit bagimu menikmatinya.
Pakar kencan Hayley Quinn berpandangan apa yang sedang dialami oleh dirimu menandakan “kamu tidak dapat menikmati masa lajang dengan caramu sendiri”. Kamu tidak bahagia dengan diri sendiri, dan kamu mencari validasi dari orang lain.
Pada kenyataannya, kamu dapat memperoleh kebahagiaan meski tidak punya pacar sekali pun. “Ada peluang yang sangat bagus untuk menemukan jati dirimu sesungguhnya,” tutur life coach Katie Scrafton. Ya, mengenal diri sendiri adalah kunci kebahagiaan sejati. Belajarlah untuk lebih mencintai diri sendiri, terbebas dari campur tangan orang lain.
Memang benar menjadi jomblo yang bahagia tidak gampang, tapi kamu harus bisa menjalani hidup secara independen. Yang namanya hidup, pasti ada saja orang datang dan pergi. Tak semua hubungan percintaan dan persahabatan bertahan untuk selama-lamanya. Ada kalanya kita mesti mengucapkan selamat tinggal pada orang yang pernah mengisi hidup kita. Tapi satu yang pasti, masih ada diri sendiri yang bisa diandalkan.
Scrafton menganjurkan untuk “membuat daftar kegiatan yang kamu sukai, atau hal-hal yang belum sempat dicoba tapi kamu yakin akan menyukainya”. Semua hal ini akan membantu kamu lebih terhubung dengan diri sendiri. Kalau perlu, sekalian masukkan “guilty pleasure”, alias aktivitas yang bikin kamu penasaran tapi kamu tidak pede mencobanya.
Kamu bahkan bisa mengenal teman baru lewat hobi. Contohnya, kamu dapat mengajak orang ngobrol basa-basi ketika menghadiri acara klub baca buku atau menonton konser band indie. Siapa tahu saja obrolan kalian nyambung hingga akhirnya bertukar akun medsos.
Bahagia hidup sendiri bukan berarti kamu tidak membutuhkan orang lain. Tanyakanlah kabar orang terdekatmu, serta ajak mereka ketemuan sesekali. Manusia sejatinya butuh teman, tapi bukan berarti kamu harus bergantung sepenuhnya pada mereka demi suatu kebahagiaan.
Orang yang telah memahami diri sendiri cenderung lebih menghargai dirinya sendiri. Ketika kita memiliki kesadaran diri inilah, kita menjadi lebih percaya diri untuk mendekati dan menjangkau orang lain.
“Perlu diingat, orang yang sudah mengenal kamu luar dalam dan peduli denganmu, mereka pasti bersedia mendengarkanmu,” terang Michelle Elman, life coach dan penulis buku Joy of Being Selfish.
Kamu juga bercerita kalau dirimu selalu mengejar orang untuk dijadikan pasangan, tapi kamu tak pernah puas dengan hasilnya. Perasaan ini mungkin ada kaitannya dengan yang telah kami jelaskan tadi, bahwa kamu tidak siap memenuhi kebutuhan diri sendiri. “Jika kamu menunggu sampai ada orang yang memenuhi semua persyaratan dan ketidakpuasanmu, itu sebenarnya kamu menginginkan apa yang tidak siap kamu berikan pada diri sendiri,” Elman menegaskan.
“Ketika kita mengharapkan sesuatu berjalan sesuai keinginan, kita sering meromantisir dan melebih-lebihkan perasaan pribadi dan apa yang kita rasakan selama menghabiskan waktu bersama seseorang,” lanjutnya. Kita juga cenderung tidak mau mempertimbangkan kecocokan yang mungkin dimiliki dengan seseorang hanya karena mereka bukan tipe kita, atau kurang sesuai dengan apa yang kita inginkan dari suatu hubungan. Beberapa menyebutnya “red flag” atau hal-hal sepele, tapi dengan melebih-lebihkan sifat tertentu dan meremehkan sifat lain, kita akhirnya menciptakan kecocokan palsu yang akan terkuras seiring berjalannya waktu.
Quinn menyarankan agar kamu menetapkan standar dasar yang diinginkan dari pasangan. Selain itu, kamu perlu mengubah caramu memandang hubungan percintaan. Alih-alih membutuhkan kehadiran orang lain supaya bisa bahagia, akan lebih baik jika kamu mengeksplorasi peluang romantis yang benar-benar terasa menyenangkan saat waktunya sudah tepat.
Kamu mungkin merasakan tekanan sosial gara-gara melihat semua temanmu sudah punya pasangan, atau orang tua sering bertanya sudah punya calon atau belum. Karena itulah kamu merasa harus cepat-cepat dapat jodoh juga. Padahal, kamulah yang seharusnya menentukan jalan hidupmu. Tak ada orang yang berhak mengatur kebahagiaanmu selain dirimu sendiri.
Apabila kamu merasa seperti jomblo ngenes, tapi kamu tak kunjung menemukan orang yang kamu sukai, mungkin kamu bisa mencoba untuk berhenti melakukan ini. Hidup ini terlalu singkat untuk disia-siakan dengan bergundah gulana dan bersikap tidak jujur. Membohongi orang terus-menerus hanya akan melelahkan bagi semua pihak yang terlibat.
Menjadi jomblo yang bahagia semuanya tergantung pada bagaimana kamu menyikapi diri sendiri. Lakukanlah hal-hal yang kamu cintai, dan ingatlah siapa dirimu seutuhnya — bukan sebatas separuh dari yang lain. Kamu punya orang-orang yang peduli denganmu — kamu juga punya diri sendiri. Dari situ, masalah yang kamu hadapi akan memudar, dan mungkin untuk jangka panjang. Prosesnya memang tidak mudah, tapi kamu perlu mencobanya.