Sepasang kekasih di Thailand utara kepergok bersanggama di jalan raya, lalu mengunggah video panas mereka ke situs OnlyFans.
Satchukorn Sinrungruangsuk, 35 tahun, dan Pichapat Pintasen, 37 tahun, memfilmkan adegan intim di depan kantor bina marga Jalan Raya Chiang Mai-Lamphun yang terkenal asri di distrik Saraphi. Polisi melaporkan videonya direkam pada Mei 2021, dan disebarluaskan secara online sebulan kemudian.
Letjen Piya Tavichai, komisaris polisi yang mendalami kasus ini memberi tahu VICE World News, bahwa dua sejoli itu dianggap melanggar undang-undang terkait penyebaran konten pornografi secara online.
“Kami masih menyelidiki apakah akan ada tuntutan lain yang dikenakan,” ujarnya.
Mereka dapat menerima hukuman penjara hingga lima tahun dan denda hingga Rp42 juta. Komisaris polisi membeberkan mereka telah memproduksi kurang lebih 70 video sejak tahun lalu dan menyebarkan konten tersebut ke setidaknya lima situs dewasa, termasuk OnlyFans, Xvideos, dan Fansly.
Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada Selasa (5/10) pagi waktu setempat, Piya mengabarkan keduanya telah mengakui perbuatan mereka dan ingin menyampaikan permintaan maaf kepada publik.
“Saya ingin memperingatkan semuanya, apa yang kalian dapatkan [dari konten vulgar] tidak sebanding dengan kerugian yang dialami. Terkadang kalian bisa dengan mudahnya menghasilkan $15 (Rp213 ribu) untuk setiap video, tapi begitu menghadapi tuntutan, kami akan menyita aset kalian,” imbuhnya.
“Ada hukuman berat yang menanti apabila pengadilan menyatakan kalian bersalah.”
Sepasang kekasih itu bukan orang pertama yang menghadapi hukuman penjara karena memproduksi konten dewasa.
Bulan lalu, perempuan 19 tahun yang dikenal sebagai “Kai Nao” dan pacarnya ditangkap usai membuat dan menyebarkan konten “cabul” di internet. Namun, pasangan muda itu dibebaskan bersyarat setelah menjalani interogasi yang melelahkan selama lima jam. Mereka harus berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya jika ingin tetap bebas. Penangkapan ini memicu kemarahan publik. Pihak berwajib dinilai terlalu keras terhadap pembuat konten dewasa.
Follow Teirra Kamolvattanavith di Twitter.