Twitter digugat sebuah kota di Belanda terkait penyebaran rumor daerah tersebut merupakan sarang pedofil di masa lalu. Namun, gugatannya telah ditolak pengadilan distrik di Den Haag pada Selasa, 4 Oktober 2022.
Dilansir Reuters, teori konspirasi itu pertama kali muncul dua tahun lalu, ketika pengguna Twitter membuat postingan yang mengklaim banyaknya kasus penyiksaan anak di kota Bodegraven-Reeuwijk sepanjang 1980-an. Mereka mengaku masih ingat jelas peristiwa yang menimpa kota berpenduduk 35.000 jiwa itu.
Hasil penyelidikan menemukan desas-desusnya disebarkan oleh tiga narapidana yang sedang menjalani hukuman akibat sejumlah pelanggaran, termasuk membuat ancaman mau membunuh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.
Penduduk setempat geram mendengar kabar tersebut, terutama setelah orang luar terus berdatangan untuk ziarah ke kuburan yang diklaim tempat para korban aksi pedofilia disemayamkan. Pihak berwenang Bodegraven-Reeuwijk mendesak Twitter untuk menghapus semua postingan yang menyebarkan berita palsu tentang kota mereka, serta menuntut raksasa media sosial melakukan hal lebih untuk memperbaiki reputasi kota.
Namun, pengadilan menetapkan Twitter sudah menjalankan tanggung jawab sebagaimana mestinya, yakni menghapus twit-twit palsu tentang Bodegraven. Hanya saja, menurut pengadilan, platform seharusnya bertindak lebih cepat dalam menangani laporan dari otoritas kota.