Pekan lalu, Korea Utara mengatakan pihaknya telah berhasil uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM). Ini hanyalah upaya terbaru Pyongyang mengembangkan persenjataan dengan kemampuan yang lebih kuat dan bisa menjangkau hingga ke Amerika Serikat.
Video yang beredar di media nasional memperlihatkan Kim Jong-un menghitung detik-detik diluncurkannya ICBM Hwasong-17. Berdasarkan laporan media, model baru ini diklaim jauh lebih hebat daripada model-model sebelumnya.
Namun, Korea Selatan menuding negara tetangganya hanya sesumbar. Kementerian Pertahanan Korea Selatan memberi tahu VICE World News pada Rabu, 30/3), proyektil yang ditembakkan pada 24 Maret sebenarnya hasil modifikasi Hwasong-15, model ICBM lama berukuran kecil yang diuji coba sekitar 2017 lalu.
Peluncuran kali ini diyakini buat menebus kegagalan uji coba Hwasong-17 yang asli pada 16 Maret. Menurut politikus Korsel, model ini pecah tak lama setelah diluncurkan dari Bandar Udara Internasional Sunan, Pyongyang.
Kepada media, anggota parlemen Korsel Ha Tae-keung menyampaikan isi briefing yang digelar secara tertutup pada Selasa (29/3). “Warga Pyongyang pasti terkejut [melihat serpihan rudal],” katanya. “Kejadian ini mungkin memengaruhi sentimen publik.”
Tak satu pun media pemerintah Korea Utara melaporkan rudal gagal diluncurkan pada 16 Maret. Berita nasional hanya dipenuhi kabar seputar uji coba yang dilaksanakan seminggu kemudian. Banyak beredar video yang fokus pada pemimpin tertinggi yang berpenampilan necis.
Video-video itu jugalah yang memicu keraguan atas klaim Korea Utara berhasil meluncurkan Hwasong-17, yang diketahui sebagai ICBM terbesar yang dimiliki negara.
Pihak Korsel menganggap jalur peluncurannya mirip rudal model lama, dan menemukan banyak ketidaksesuaian dalam video. Salah satu di antaranya adalah posisi bayangan Kim Jong-un tidak konsisten dengan waktu peluncuran.
Hasil analisis video rilisan NK Pro juga menunjukkan videonya direkam seminggu sebelum peluncuran 24 Maret.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan Selasa, pihaknya masih menganalisis rekaman uji coba rudal balistik Korut. Pentagon tidak secara terbuka menyangkal atau mengonfirmasi klaim Korea Utara.
“Kami khawatir dengan upaya Korea Utara memperkuat kemampuan nuklirnya, serta kemampuan rudal balistik mereka. Tindakan ini sangat provokatif, [dan] mengancam keamanan di sepanjang semenanjung dan wilayah tersebut, dan sekutu kami,” ujar Sekretaris Pers Pentagon John Kirby dalam pernyataan resminya.
Media Korut melaporkan rudal yang ditembakkan pada 24 Maret mencapai ketinggian 6.247 kilometer dan melesat sejauh 1.089 kilometer sebelum jatuh di perbatasan Korea dan Jepang. Kedua model, Hwasong-15 dan Hwasong-17, memiliki daya jangkau hingga ke AS.
Kementerian Pertahanan Korsel juga mendeteksi aktivitas baru di situs uji coba nuklir Punggye-ri.
Keenam uji coba nuklir sebelumnya dilaksanakan di situs tersebut, dan peluncuran terbaru mungkin saja diadakan bulan depan, bertepatan dengan perayaan ulang tahun pendiri Korut Kim Il-sung yang ke-110.
Korut semakin sering meluncurkan rudal tahun ini, yang tampaknya menandakan keinginan Kim Jong-un agar negaranya dipandang memiliki persenjataan yang kuat. Tujuannya supaya tidak ada yang berani macam-macam dengan mereka.
“Suatu negara baru bisa mencegah perang jika telah dilengkapi kemampuan menyerang yang hebat dan kekuatan militer yang tak dapat dihentikan oleh siapa pun. Keamanan negara terjamin karena mampu mengendalikan semua ancaman dan serangan oleh imperialis,” kata Kim Jong-un, dikutip Korean Central News Agency pada Senin.
Follow Junhyup Kwon di Twitter.