Bisa dibilang aku orangnya suka berpetualang di ranjang. Kalau ada gaya baru yang menarik dicoba, aku tak sungkan mengetesnya supaya kehidupan seks enggak hambar. Begitu pula saat memuaskan hasrat pribadi.
Aku selalu penasaran, ada gak sih cara cepat mencapai klimaks? Seperti yang kita ketahui, membangkitkan gairah gampang-gampang susah. Akan berabe kalau kita salah langkah dikit. Yang ada mood bisa langsung hilang.
Baru-baru ini, aku mendapat informasi kalau orgasme bisa terjadi tanpa sentuhan sekali pun. Katanya, kita cukup memusatkan pikiran pada energi tubuh untuk sampai ke puncak kenikmatan. Teknik ini dipercaya “berakar dari praktik Tantra dan Tao” yang telah dipraktikkan ribuan tahun lamanya. Sebagai pengganti tangan, kita akan terangsang melalui latihan pernapasan, hipnosis atau meditasi.
Aku langsung membatin, seriusan nih? Apa iya segampang itu? Jika memang kita bisa orgasme lewat pikiran, bukankah itu artinya kita bakalan ‘becek’ sepanjang waktu? Tapi seperti kata pepatah, kita baru bisa tahu efektif atau enggak setelah mencobanya. Yuk, ikuti eksperimen yang aku lakukan selama seminggu.
Hari Pertama: Hipnosis Erotis
Dalam situasi normal, hipnoterapi biasanya dipraktikkan untuk mengoptimalkan pikiran bawah sadar ke arah yang lebih positif. Teknik ini ternyata juga bisa membantu kebutuhan seksual kita, atau seenggaknya itulah yang diyakini komunitas hipnosis erotis. Subreddit ini beranggotakan lebih dari 100.000 orang, dan terdapat begitu banyak cerita yang memamerkan bagian favorit mereka. Dari testimoninya, cara tersebut bukan kaleng-kaleng.
Terapi hipnosis erotis bisa dipraktikkan langsung bersama ahlinya, tapi aku pilih yang gampang saja. Aku mencobanya di rumah sambil mendengarkan rekaman suara yang tujuannya membawa kita ke alam bawah sadar. Dalam keadaan hipnosis, pikiran mengajak kita merasakan seolah-olah ada sensasi kenikmatan sensual pada tubuh kita. Jika benar klaimnya hipnoterapi mampu menghentikan kebiasaan merokok, jadi seharusnya cara ini bisa bikin kita puas hingga muncrat dong?
Aku pribadi agak skeptis akan manfaat hipnoterapi secara keseluruhan, tapi siapa sangka aku sukses menembus alam bawah sadar. Pengakuan dosa: suara instruktur yang lembut hampir meninabobokan pikiranku. Aku nyaris terlelap di tengah sesi gara-gara kelewat rileks.
Rekamannya lama-lama berubah horni. Alih-alih memberi sugesti, instruktur justru menyuruhku merangsang klitoris dengan membayangkan stimulasi yang pernah terjadi sebelumnya. Aku berusaha keras merasakan sensasi pada klitoris, tapi enggak bisa. Entah karena aku dari awal sudah enggak percaya hipnoterapi, atau kondisi rileks bukanlah gayaku meraih kepuasan.
Aku baca-baca lagi utas di Reddit, dan menurut beberapa orang, kita perlu latihan cukup lama untuk memaksimalkan kenikmatan dari dalam tubuh. Yah, baiklah. Aku coba lagi kapan-kapan.
Hari Kedua: Pernapasan Orgasme
Uhhh… yang namanya orgasme pasti bikin napas kita tersengal-sengal, bukan? Apa maksud dari “pernapasan orgasme”? Kedengarannya kok enggak masuk akal, ya…
Menurut hasil penelusuranku, orgasme akan lebih dahsyat jika teknik pernapasan dalam dilakukan bersamaan dengan stimulasi fisik. Namun, banyak panduan online mengklaim bukan hal mustahil untuk mempraktikkannya tanpa sentuhan.
Untuk metode ini, aku menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan-lahan sambil menjepit paha dan menggoyangkan pinggul. Aku hampir berhasil! Meski kalau boleh jujur, aku kayaknya terangsang oleh gerakan badan, bukan karena mengatur pernapasan. Yap, kita enggak bisa menyebutnya kendali pikiran.
Tampaknya hanya orang-orang yang “sudah pro” yang mampu mengatur napas hingga berorgasme tanpa sentuhan apa pun.
Kesimpulannya, aku mengakui seks ataupun masturbasi akan lebih hot jika kita dapat mengatur napas agar rileks dan menikmati momennya. Tapi kita butuh sentuhan supaya makin menggelora.
Hari Ketiga: Coregasm
Metode ini lumayan rumit. “Coregasm” mungkin terdengar seperti tren fitness kekinian yang gaje, tapi sebetulnya istilah itu pertama kali diusulkan hampir tujuh dekade lalu. Konsepnya kurang lebih begini: Olahraga yang diselingi senam Kegel akan melepaskan endorfin yang mampu menyebabkan orgasme. Demi kemaslahatan bersama, aku memutuskan olahraga sendiri di rumah sambil nonton video tutorial ala penyanyi ikonik Cher.
Rekomendasi latihan untuk “coregasm” umumnya meliputi latihan perut dan angkat beban, yang tentunya akan kulakukan demi keberhasilan orgasme. Idealnya, kombinasi latihan dan senam Kegel bikin aku cepat basah. Tapi nyatanya? Nihil. Bukannya horni, aku malah capek. Pengin rebahan aja. Malas ngapa-ngapain. Ya maklum, namanya juga udah kebiasaan mager.
Hari Keempat: Lucid Dream
Lucid dream menggambarkan kondisi kita sadar sedang bermimpi, dan terkadang kita bisa mengendalikan mimpi agar berjalan sesuai keinginan kita.
Metode ini terdengar paling menjanjikan untukku, mengingat aku lumayan sering mimpi ena-ena. Kali ini aku janji akan bersungguh-sungguh supaya eksperimennya sukses.
Daaan… lagi-lagi hasilnya mengecewakan. Ternyata mempraktikkan lucid dream enggak segampang bayanganku. Kamu butuh latihan sampai bisa terjaga dengan sendirinya di tengah mimpi. Kalaupun kamu sudah terbiasa lucid dreaming, belum tentu kamu dapat mendongkrak nafsu lewat alam mimpi.
Aku mencoba bangun ketika diriku hendak pulas, lalu membayangkan fantasi seks sebelum mulai tidur lagi. Akan tetapi, yang terjadi justru aku tertidur pulas tanpa mimpi.
Dari semua percobaanku merasakan kenikmatan seksual lewat pikiran, sepertinya cuma hipnosis yang hampir berhasil. Itu pun ujung-ujungnya bikin aku merinding, bukannya sange. Hmm… Mungkin hasilnya akan berbeda kalau aku telaten mempraktikkannya. Tapi sayangnya, aku mager. Udah paling enak pakai vibrator.