Kokain seberat 500 kilogram pekan lalu ditemukan dalam kontainer biji kopi di pabrik Nespresso, perusahaan kopi instan milik Nestlé di Kota Romont, Swiss. Salah satu pegawai pabrik segera menghubungi aparat, karena menemukan bubuk putih mencurigakan di antara tumpukan biji kopi yang diimpor dari Brasil.
“Pegawai pabrik Nespresso menemukan bubuk putih dalam jumlah besar ketika sedang membongkar kontainer biji kopi yang baru datang,” demikian keterangan tertulis Kepolisian Fribourg, Swiss, pada 5 Mei 2022.
Paket kokain setengah ton itu lantas berhasil disita dari lima kontainer terpisah yang datang pada hari yang sama ke pabrik Nespresso. Polisi saat ini sedang melacak siapa pihak yang nekat menyelundupkannya ke Eropa bareng biji kopi impor.
Berdasar analisis laboratorium, kokain dalam kontainer biji kopi itu memiliki kemurnian 80 persen. Dari taksiran aparat, nilai pasarnya mencapai 50 Juta Swiss francs (setara Rp732 miliar). Kabar penyitaan narkoba dalam kontainer kopi ini memicu banyak meme serta komentar lucu netizen di Twitter, bahwa jangan-jangan Nespresso populer di berbagai negara karena mengandung kokain. Polisi menegaskan bahwa kasus ini baru terjadi pertama kali, serta tidak ada produk kopi buatan pabrik Nestlé di Swiss yang tercemar kokain.
Kartel narkoba di Amerika Selatan terkenal makin kreatif mencari cara baru menyelundupkan narkoba ke AS maupun Eropa. Awal 2022, polisi Kolombia berhasil menggagalkan upaya penyelundupan ratusan ton batok kelapa ke Italia yang ternyata sudah disuntik kokain cair. Selain memasukkan narkoba dalam buah, kartel juga sering menggunakan taktik menyimpan barang haram itu di kulkas yang dipaketkan lintas negara.