Liputan4.com, JAYAPURA | Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua, Albertho Gonzalez Wanimbo mengecam keras pernyataan Haris Pertama terkait penundaan PON XX tahun 2021 di Papua.
Ketua DPD KNPI Papua, Albertho Gonzalez Wanimbo atau sering disapa AGW menanggapi pernyataan Haris pertama selaku ketua DPP KNPI yang menurutnya versi seberang, yakni “Karena COVID-19, maka Pemerintah harus menunda bahkan membatalkan PON XX 2021 Papua. Kita tidak menginginkan kematian warga Negara semakin bertambah karena hal tersebut,”
“Saya ingin menanggapi tentang pernyataan Bung Haris Pertama selaku ketua DPP KNPI versi seberang,” ungkap AGW saat dihubungi wartawan melalui via seluler (10/08) pagi.
Ia juga mengatakan bahwa masyarakat Papua dan panitia besar PON sudah bekerja luar biasa untuk menghadirkan PON di tanah Papua.
“Dalam proses kesiapan dan persiapan panitia sudah hampir 90%, untuk itu kami panitia PON sangat antusias,” ujarnya
AGW juga menyampaikan kepada saudara Haris dan rekan-rekannya bahwa tolong menarik semua pernyataan yang telah dikeluarkan.
“Karena penundaan dan pembatalan PON di tanah Papua adalah bentuk-bentuk penghinaan terhadap panitia besar PON di tanah Papua,” tegasnya
Selaku ketua KNPI Papua pihaknya sudah bekerjanya dengan keras untuk sukseskan PON, sehingga ia berharap Haris pertama tidak mengeluarkan pernyatan-pernyatan yang menimbulkan multi tafsir
“Karena akan menimbulkan keresahan di masyarakat,” kata AGW
AGW juga mengatakan bahwa pernyataan Haris Pertama sangat merendahkan pihaknya, khusunya orang Papua dan juga panitia besar PON yang sudah bekerja maksimal
“Yang bisa batalkan PON di tanah Papua yakni kerena situasi, karena gempa bumi dan atas instruksi Persiden. Bung Haris tidak mengintervensi keputusan Negara apa lagi keputusan Persiden,” pungkasnya. (Akim)
Berita dengan Judul: Ketua KNPI Papua Mengecam Keras Pernyataan Haris Pertama Terkait Penundaan PON pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Abdul Mutakim
