Berita  

Kerusuhan Besar Melanda Kazakhstan Akibat Harga BBM Naik, Rusia Kirim Pasukan

kerusuhan-besar-melanda-kazakhstan-akibat-harga-bbm-naik,-rusia-kirim-pasukan

Personel militer Rusia dilaporkan bermunculan di berbagai kota Kazakhstan untuk membantu tentara setempat memadamkan kerusuhan anti-pemerintah yang skalanya amat besar. Akibat demonstrasi yang berubah menjadi gerakan menggulingkan pemerintah ini, dilaporkan minimal lebih dari 20 warga sipil tewas. Angka korban tewas diyakini lebih besar, bahkan bisa mencapai ratusan orang, namun sulit mendapat data resmi karena Kazakhstan masih menyensor semua informasi terkait insiden di tengah unjuk rasa. Pemerintah setempat juga memutus koneksi internet secara nasional saat ribuan warga bentrok dengan tentara dan polisi mulai 5 Januari 2022.

Kerusuhan dan kekerasan paling intens terjadi di Kota Almaty, salah satu kota terbesar negara di Asia Tengah itu. Informasi pandangan mata kekacauan di Kazakhstan paling banyak dipasok dari media sosial serta aplikasi Telegram. Dalam video yang diedarkan aktivis Kazakhstan, nampak sebagian warga berhasil menjarah senjata militer untuk melawan balik.


Media resmi yang dikuasai pemerintah hanya menyebut bahwa 13 personel militer tewas saat berusaha memadamkan kerusuhan, sementara ratusan lainnya luka-luka. Dua tentara dilaporkan tewas dipenggal demonstran. Presiden Tokayev menuding, kerusuhan ini didalangi oleh “gerakan teroris” yang menunggangi penolakan kenaikan harga BBM.

AP_22006342399594.jpg
​Tentara dari Angkatan Darat Rusia menaiki pesawat dari Moskow menuju ke Kazakhstan pada 6 Januari 2022. Foto dari arsip Kementerian Pertahanan Rusia via AP

Keterlibatan Rusia pada urusan dalam negeri Kazakhstan dilandasi pakta Collective Security Treaty Organisation (CSTO), yang anggotanya adalah bekas negara pecahan Uni Soviet. Jubir Rusia mengakui sudah mengirim beberapa batalion pasukan perdamaian ke Kazakhstan, untuk meredakan kekerasan bersenjata, serta melindungi aset vital Kazakhstan, termasuk bangunan pemerintah.

Hingga artikel ini dilansir, koneksi internet di Kazakhstan masih belum stabil, dan mayoritas warga tidak bisa mengaksesnya. Bandara utama di kota Almaty juga belum beroperasi kembali karena sempat diduduki demonstran. Mayoritas informasi terkait perkembangan situasi terkait unjuk rasa di Almaty berasal dari TV milik pemerintah Kazakhstan atau Rusia.

People walk past blood in Almaty on Thursday following violent protests. Photo: ALEXANDER BOGDANOV/AFP via Getty Images
Di salah satu tepian trotoar di Kota Almaty nampak noda darah akibat kerusuhan 5 Januari 2022. Foto oleh ALEXANDER BOGDANOV/AFP via Getty Images

Unjuk rasa warga awalnya dipicu oleh keputusan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mencabut subsidi minyak pada 2 Januari 2022. Alhasil, harga BBM di pasaran melonjak hingga nyaris tiga kali lipat. Warga Kazakhstan tidak pernah mengalami kenaikan BBM sedrastis itu, mengingat negara mereka sebetulnya kaya minyak.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, atas desakan pemimpin lain di Forum CSTO seperti dari Belarusia, Georgia, dan Kyrgyzstan, akhirnya setuju mengirimkan pasukan pengamanan untuk mengamankan sekutunya di Kazakhstan. Negara anggota CSTO selama ini loyal pada Moskow dan menjadikan Putin sebagai bemper untuk mempertahankan kekuasaan.

Putin makin terjustifikasi mengirim pasukan, karena ada rumor bila agenda sebagian faksi demonstran sipil adalah menggulingkan Tokayev, lalu memutus hubungan Kazakhstan dari Rusia. Sejak CSTO berdiri, Rusia dua kali mengirim pasukan untuk melindungi sekutunya. Pengiriman pertama terjadi pada 1994 untuk melindungi komunitas orang Rusia di Moldova, lalu pada 2021, Rusia juga mengirim pasukan ke Belarusia.

Security forces in Kazakhstan have responded to the protests. Photo: Valery SharifulinTASS via Getty Images
Tentara Kazakhstan menembaki demonstran di jalanan kota Almaty. Foto oleh Valery SharifulinTASS via Getty Images

Unjuk rasa ini awalnya bermula di kota Zhanaozen, kota kecil di kawasan barat Kazakhstan, dan berlangsung cukup damai. Lambat laun, isu kenaikan BBM ternyata menjalar jadi protes karena warga sudah memiliki banyak unek-unek atas gaya pemerintahan Presiden Tokayev. Demonstrasi itu akhirnya meluber hingga ke Kota Almaty, dan berubah menjadi gerakan semi-kudeta.

Sementara, lewat grup Telegram, aktivis anti-pemerintah di Kazakhstan membagikan informasi kalau sebagian rekannya berhasil merebut granat, senapan serbu, serta peluncur roket. Kubu anti-pemerintah juga membagikan video yang menunjukkan ratusan jasad, diduga korban kekerasan pemerintah pada 5 Januari lalu di Kota Almaty.