Berita  

Kematian Jadi Akhir Pelarian Kopda Muslimin yang Buron Usai Coba Bunuh Istri Sendiri

kematian-jadi-akhir-pelarian-kopda-muslimin-yang-buron-usai-coba-bunuh-istri-sendiri

Menjadi buronan paling dicari TNI-Polri seminggu belakangan, Kopral Dua (kopda) Muslimin akhirnya ditemukan tak bernyawa di rumah orang tuanya di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/7) pukul 06.15 WIB. Keberadaan tentara anggota Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) Kota Semarang tersebut jadi sorotan setelah dirinya ketahuan secara bengis menyewa orang untuk membunuh istrinya sendiri, RW (34). Temuan ini menjadi penutup pahit kasus tersebut.

Tewasnya Kopda Muslimin telah dikonfirmasi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman. Namun, baik polisi maupun tentara belum bisa menyebut penyebab kematiannya karena masih menunggu hasil autopsi. Jenazah pria itu kini berada di RS Bhayangkara Semarang.


“Betul [Kopda Muslimin tewas]. Akan dilaksanakan otopsi dan visum et repertum untuk mengetahui penyebab kematiannya,” ujar Dudung dilansir Kompas. Dugaan terkuat saat ini adalah bunuh diri menggunakan racun, diindikasikan dari Kopda Muslimin yang sempat muntah-muntah sebelum meninggal. 

Kronologi Kopda Muslimin akhirnya ditemukan tewas disampaikan Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi. Mulanya Kopda Muslimin datang ke rumah orang tuanya tersebut menggunakan sepeda motor pada pukul 05.30 WIB. Di hadapan orang tuanya, pria tersebut meminta maaf atas perbuatannya, yang dibalas dengan nasihat agar ia menyerahkan diri. Setelah itu Kopda Muslimin berbaring di tempat tidur, dan tak lama kemudian muntah-muntah. Pada pukul 07.00 ia didapati meninggal dunia.

Pada 18 Juli lalu, Muslimin dengan sadis menyewa empat eksekutor untuk membunuh istrinya sendiri, berinisial RW. Percobaan pembunuhan itu terekam CCTV, memperlihatkan eksekutor menembak RW dua kali pada bagian perut di depan anak korban yang masih SD.

Korban selamat, sedangkan keempat eksekutor dan satu penyedia senjata api telah tertangkap. Kopda Muslimin sempat mengantar istrinya ke rumah sakit, namun kemudian lenyap.

Motif percobaan pembunuhan diduga karena Muslimin ingin hidup bersama pacar barunya tanpa harus mengurus perceraian, mengingat institusi TNI dan Polri memandang buruk perceraian anggotanya, terlebih perceraian karena perselingkuhan.  Pacar Muslimin berinisial W bersaksi, pria itu sempat mengajaknya pergi ke suatu tempat setelah penembakan dilakukan, namun ajakan tersebut ditolak W.

Kebejatan Kopda Muslimin tidak hanya sampai di situ. Komplotan eksekutor mengaku diperintah menembak kepala si istri, namun gagal mereka lakukan karena tak tega. Muslimin yang rupanya mengintai eksekusi itu entah dari mana, lalu memerintahkan mereka putar balik dan kembali menembak. Namun, masih gagal. Akibatnya para pembunuh ini dimarahi oleh pelaku.

“Saya tidak tega tembak kepala, soalnya kenal dengan ibu itu. Terpaksa saya tembak bagian perutnya,” kata Sugiono alias Babi, eksekutor penembakan, dilansir Merdeka. “Bang Muslimin marah-marah, kami diminta putar balik. Posisi Bang Muslimin ketika telepon posisinya saya kurang tahu di mana,” imbuhnya.

Komplotan eksekutor juga mengaku dibayar Rp120 juta oleh Muslimin. Brengseknya, uang sebanyak itu didapat Muslimin dari mertuanya, alias orang tua korban. Berdasarkan penuturan salah satu saksi yang bekerja sebagai perawat burung peliharaan pelaku, ia diminta Muslimin menagihkan uang Rp120 juta kepada mertuanya dengan alasan kebutuhan biaya rumah sakit untuk RW yang habis ditembak.

Tidak lama berselang, Muslimin menyuruh sang saksi kembali meminta uang tambahan Rp90 juta dengan alasan uang yang sebelumnya tidak cukup. Ternyata, Rp120 juta itu untuk membayar eksekutor, sementara Rp90 juta untuk melarikan diri. Sampai berita ini ditulis, RW masih dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang.