House of Gucci tak hanya bertabur bintang, tetapi juga dibalut kontroversi. Film bergenre kriminal thriller besutan sutradara Ridley Scott mengungkap perseteruan keluarga di balik salah satu rumah mode terbesar di dunia. Namun, ahli waris Gucci tak terima dengan penggambaran keluarganya.
Dilansir Variety awal pekan lalu, keluarga Gucci merasa terhina oleh citra buruk yang ditampilkan dalam film. Mereka juga menyayangkan kenyataan jarang dimintai masukan selama proses penggarapan. Mereka menganggap filmnya “tidak akurat” dalam memaparkan “kisah nyata keluarga”.
Menurut pernyataan resmi yang ditulis dalam bahasa Italia, “Tim produksi film tidak berkonsultasi dengan ahli waris sebelum menggambarkan Aldo Gucci—yang memimpin perusahaan selama 30 tahun—dan anggota keluarga Gucci sebagai preman, bebal dan tidak sensitif dengan kondisi sekitar, memasukkan protagonis, peristiwa dan perilaku yang tak sesuai dengan mereka.”
“Ini suatu penghinaan atas apa yang telah dibangun merek hingga sekarang,” lanjutnya. Mereka kemudian mempermasalahkan karakter Patrizia Reggiani yang diperankan Lady Gaga. Di dunia nyata, Patrizia dihukum karena menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi suaminya Maurizio Gucci. Keluarga Gucci geram film ini menggambarkannya sebagai “korban…yang susah payah bertahan dalam budaya perusahaan yang maskulin dan macho”, serta pernyataan para pemain film yang menekankan sudut pandang tersebut.
“Selama 70 tahun kiprahnya sebagai bisnis keluarga, Gucci perusahaan inklusif,” tandas anggota keluarga dalam pernyataan, lalu menyoroti para perempuan yang menjadi kepala departemen pada 1980-an (sesuai periode waktu dalam film). “Keluarga Gucci amat menghormati karya para leluhur, yang kenangannya tak pantas dirusak film yang tidak tepat menggambarkan para protagonisnya.”
Artikel ini pertama kali tayang di i-D