Liputan4 com. Palas, Lampung Selatan
Sebagai upaya untuk mencegah pandemi Covid-19 lanjutan, pemerintah Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah memberhentikan Kegiatane Belajar Mengajar (KBM) tatap muka, siswanya untuk belajar di rumah.
Tak di elakkan lagi Kegiatane Belajar Mengajar (KBM), bagi siswa mulai Kelompok Bermain (KB), PAUD, TK, SD SMP dan Tingkat SMS, di lakukan secara daring dan luring. Hal tersebut seperti yang di laksanakan Kelompok Bermain ( KB) INSAN KAMIL, Desa Sukaraja Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan.
Kegiatan belajar mengajar yang di laksanakan pihak guru selain dengan sistim daring mereka juga mengunakan sistim luring, dengan membentuk kelompol-kelompok untuk tetap bisa melaksanakan belajar mengajar dari rumah kerumah baik di kediaman guru maupun di wali murid.
Sedangkan sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.
Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).
Dampaknya pun sangat dirasakan oleh wali murid, hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, maupun wali murid. Sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu).
Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring. Pengalaman orangtua siswa selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif.
Seperti misalnya ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah, akhirnya ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.
Maryani, salah satu wali murid KB INSAN KAMIL, sangat merasakan dampaknya dengan kegiatan daring maupun luring, menurutnya sangat kesulitan baik dalam pengawasan anak maupun menyediakan alat untuk kegiatan belajar daring.
“Saya peribadi kesulitan mas, apalagi seperti saya ini, untuk menyediakan alat untuk belajar daring, buat makan sehari-hari sudah cukup saja sudah bersyukur ini di tambah dengan kebutuhan lagi,” kata dia saat mengantarkan anaknya mengikuti kegiatan luring, Senin, (14/02/2022).
Menurutnya perkembangan belajar dengan daring tidak seefektif tatap muka
selain sianak tidak fokus di pelajaran malah kebanyakan bermain. Bahkan menimbulkan masalah baru.
Senada yang di utarakan Bunda Umi Fika salah satu guru KB INSAN KAMIL, dia mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap.
” kami sebagai pengajar harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa, selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa,” kata dia
Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.
“Ya bagaimana lagi kami harus Ekstra kuat pada saat pandemik lanjutan ini, mudah-mudahan virus covid-covid lainya bisa cepat hilang, supaya pemerintah cepat memperbolehkan belajar tatap muka.” Ungkapnya
Berita dengan Judul: KB INSAN KAMIL Desa Sukaraja Punya Inovasi Dalam Melaksanakan KBM Saat Pandemi pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Sri Widodo