Berita  

Kata Gubenur Aceh, Pemimpin Era 4.0 Harus Adaptif dan Responsif

kata-gubenur-aceh,-pemimpin-era-4.0-harus-adaptif-dan-responsif

Banda Aceh – Membangun jiwa kepemimpinan yang responsif di era Revolusi Industri 4.0, akan banyak menghadapi tantangan. Di era ini, persaingan dalam berbagai aspek kehidupan sangatlah ketat, akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Tidak terkecuali dalam hal kepemimpinan, yang selalu dituntut untuk mampu bersifat adaptif dan responsif.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah, saat menyampaikan sambutannya pada acara Webinar Nasional Pendidikan ‘Membangun Jiwa Kepemimpinan Yang Responsif Terhadap Kerentanan Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0 Pada Masa Pandemi COVID-19’ di Ruang Kerja Meuligoe Gubernur Aceh, Sabtu (7/8/2021).


“Jiwa kepemimpinan, menjadi kunci keberhasilan dalam menyelesaikan berbagai tantangan dan hambatan yang kita hadapi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka membangun jiwa kepemimpinan yang responsif terhadap berbagai permasalahan di era Revolusi Industri 4.0 dan masa pandemi ini, merupakan suatu keniscayaan yang harus menjadi perhatian kita semua pada berbagai level dan status dalam masyarakat,” ujar Gubernur.

Gubernur meyakini, jiwa kepemimpinan yang peka terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi, akan mampu mencari solusi terbaik dengan langkah dan kebijakan-kebijakan yang efektif, sehingga dapat mewujudkan tujuan pembangunan, baik daerah maupun pembangunan nasional.

“Apabila kita membahas era revolusi industri 4.0 saat ini, tentu dalam pikiran kita menimbulkan pertanyaan apakah era seperti ini merupakan suatu hambatan dan tantangan dalam kehidupan, atau bahkan era ini merupakan suatu kesempatan yang bisa kita gunakan untuk mewujudkan eksistensi diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menilik sejarah, setiap fase revolusi industri yang terjadi di dunia ini selalu ada pemain baru yang muncul, serta memberi pengaruh besar bagi perkembangan peradaban manusia,” ujar Gubernur.

Namun, sambung Nova, revolusi industri juga berimbas pada sejumlah pemain lama yang tersingkir. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan bertahan dan menyesuaikan diri dengan perkembangan, baik ilmu pengetahuan maupun teknologi.

“Agar mampu bertahan dan tidak tergilas dengan dinamika kekinian dan dapat merebut peluang emas dari perubahan era ini, maka kita semua khususnya para adik-adik mahasiswa, perlu mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan meningkatkan skill dan mentalitas baru dengan cepat. Termasuk mempersiapkan jiwa kepemimpinan yang adaptif dan responsif, agar setiap tantangan yang dihadapi dapat diubah menjadi peluang di masa yang akan datang,” kata Nova berpesan.

Lebih lanjut Gubernur berpesan, jiwa kepemimpinan di era Revolusi Industri 4.0 dan Pandemi covid-19 ini, mestilah memiliki beberapa ciri penting secara umum. Diantaranya, mempunyai kemampuan dasar sebagai leader atau pemimpin, mampu membangun keyakinan dan kepercayaan tim, mampu bertindak cepat dalam mengambil keputusan, dan mampu membentuk tim yang solid serta bersedia menerima feedback dari anggota tim.

“Semua kita tentu menyadari, di era ini keberhasilan tidak lagi bertumpu pada seorang leader saja. hanya tim yang solidlah yang akan menentukan pencapaian tujuan yang diinginkan. Dengan kesolidan, Insya Allah berbagai permasalahan akan dapat diselesaikan, terlebih lagi permasalahan yang mendasar seperti yang terjadi di sektor pendidikan saat ini, yang sangat rentan menerima dampak dari era Revolusi Industri 4.0 dan masa Pandemi covid-19,” kata Gubernur.

Era 4.0, Pandemi dan Perubahan Pola Ajar

Dalam sambutannya Gubernur juga mengingatkan para pemangku kebijakan di bidang pendidikan untuk menemukan pola pendidikan terbaik dalam menghadapi pandemic di era 4.0

“Tidak pernah kita bayangkan sebelumnya bahwa institusi pendidikan di semua tingkatan terpaksa menyelenggarakan proses belajar mengajar secara daring. Perubahan pola mengajar ini tentu telah memaksa para pengajar untuk mampu dan mahir menggunakan teknologi, bukan semata karena tuntutan era 4.0, tetapi juga sebagai media pembelajaran, dengan menyiapkan materi yang relevan dan menarik sesuai keadaan,” imbuh Gubernur.

Nova mengingatkan, bahwa penyesuaian ini penting, karena pemerintah dan para pengajar harus memastikan, meski dengan pola pengajaran daring namun harus tetap dipastikan proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Kondisi saat ini menuntut berbagai kebijakan yang cepat, tepat, dan efektif, sehingga walaupun proses belajar mengajar terdampak akibat pandemi covid-19, namun sumber daya manusia yang dihasilkan oleh institusi pendidikan kita tetap terjaga berkualitas.

“Kita menyadari, bahwa untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut tentu diperlukan leader dengan jiwa kepemimpinan yang adaptif dan responsif serta mempunyai berbagai kriteria yang sudah saya sampaikan, yaitu mampu membangun keyakinan dan kepercayaan tim, mampu bertindak cepat dalam mengambil keputusan, dan mampu membentuk tim yang solid serta bersedia menerima feedback dari anggota tim,” pungkas Gubernur.

Di akhir sambutannya, Gubernur juga berpesan agar para peserta menjadikan Webinar Nasional Pendidikan ini sebagai sarana saling berdiskusi dan menggali ilmu pengetahuan khususnya tentang membangun jiwa kepemimpinan, terutama dari para narasumber.

Untuk diketahui bersama, webinar ini menghadirkan dua orang pemateri, yaitu KH Abdul Wahid Maktub, Staf Menteri Ristekdikti RI, yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Qatar 2003-2007. Serta Dr. Danial, M. Ag, Rektor IAIN Lhokseumawe.

Dalam kegiatan yang berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat itu, Gubernur Aceh turut didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh Alhudri.

The post Kata Gubenur Aceh, Pemimpin Era 4.0 Harus Adaptif dan Responsif first appeared on Mediasatu.