Palmer Luckey, pengusaha Amerika Serikat yang mewujudkan “NerveGear” di dunia nyata, kembali membuat gebrakan terbarunya di bidang realitas virtual (VR). Kali ini, ia dikabarkan telah menelurkan headset VR yang akan membunuh pengguna apabila mereka kalah bermain game. Sama seperti Oculus Rift, produk ciptaan Luckey yang membuat namanya mendunia, headset terbarunya terinspirasi dari mesin ikonik berbentuk helm yang muncul dalam anime Sword Art Online (SAO). Dia bahkan memperkenalkan headset ini tepat pada 6 November untuk memperingati hari peluncuran Sword Art Online.
Luckey merupakan salah satu pendiri Oculus, perusahaan VR yang dijual ke Facebook seharga $2 miliar (Rp31,3 triliun) pada 2014. Teknologi ini kemudian di-rebranding oleh Mark Zuckerberg sebagai alat penyokong utama Metaverse.
Terpasang tiga modul muatan eksplosif di atas layar headset pembunuh ini. Bahan peledak tersebut diklaim mampu membuat kepala pecah terburai karena membidik langsung bagian otak depan.
“Saya selalu tertarik dengan gagasan menyambungkan kehidupan nyata pada avatar virtual—risikonya sontak ditingkatkan hingga level maksimum dan memaksa orang merenungkan kembali cara mereka berinteraksi dengan dunia virtual dan para pemain di dalamnya,” bunyi postingan blog yang memperkenalkan proyek terbaru Luckey. “Game mungkin tampak lebih realistis dengan grafis yang menegangkan, tapi permainan akan terasa semakin realistis apabila kamu sebagai pemain merasakan adanya konsekuensi yang serius dari game tersebut.”
Luckey mengutarakan, teknologi dalam dunia SAO sukses memancing rasa penasaran para penggemar. Tak sedikit orang mempertanyakan mungkin tidaknya teknologi yang mampu merangsang dan mengontrol emosi manusia diwujudkan di dunia nyata.
Dalam SAO, orang wajib menggunakan headset VR NerveGear saat mencoba game baru Sword Art Online. Namun, yang tidak mereka ketahui, headset itu telah didesain sedemikian rupa untuk menjebak para pemain di dunia virtual. Hanya orang-orang yang berhasil melewati ruang bawah tanah sebanyak 100 lantai yang bisa keluar dari dunia tersebut. Mereka akan mati di dunia nyata jika kalah dalam game. Bagian inilah yang berusaha ditirukan oleh Luckey dalam proyek terbarunya.
Namun, headset pembunuh ala SAO belum dapat terealisasi seutuhnya. Ada berbagai tantangan yang dihadapi Luckey selama merancang headset ini. Pertama, dia mengerjakannya secara diam-diam. Kedua, dia belum menemukan cara untuk menguji headset bikinannya. “Satu-satunya cara memastikan headset berfungsi yaitu dengan memasangnya pada peralatan raksasa,” tuturnya.
Itulah sebabnya Luckey memilih bahan peledak modular. Dia mengikatnya ke sensor foto narrowband yang mampu mendeteksi layar merah berkedip pada frekuensi tertentu. “Muatan akan meledak begitu layar game over muncul dan menghancurkan otak pengguna headset,” Luckey menerangkan mekanisme headsetnya.
Di negaranya, Luckey juga dikenal sebagai pendiri Anduril, perusahaan kontraktor pertahanan yang menyediakan sistem persenjataan militer AS, seperti amunisi, teknologi anti-drone dan drone selam.
Dalam postingan blognya, Luckey menegaskan akan terus berkreasi dengan headset VR. “Saya berambisi menciptakan headset yang tidak dapat dilepas atau dirusak, seperti NerveGear,” tuturnya. “Meskipun begitu, besar kemungkinannya headset mengalami kesalahan teknis dan membunuh pengguna pada waktu yang salah. Karena itulah saya belum berani mencobanya sendiri.”