TikTok telah menjadi gudang segala jenis subkultur sejak naik daun selama masa PSBB. Tren fesyen awal 2000-an, komunitas penyihir dadakan dan komunitas penyihir dadakan hanyalah beberapa contohnya. Namun, dari sekian banyak konten yang bisa ditemukan di platform berbagi video, tantangan menari belum bisa dikalahkan. ABG sampai kakek-nenek sudah kena wabah goyang patah-patah.
Aku mengakui tidak jago menari dan mengingat setiap gerakannya. Tapi dari pengamatanku selama ini, sebagian besar tarian yang viral di TikTok memiliki gerakan serupa. Dari yang cute seperti “Vivi Trend” sampai yang agresif dan bass-heavy macam “Grape Jelly” dan “Rake It Up”, seleb TikTok memamerkan keahlian mereka dengan gerakan yang mudah ditebak.
Tapi entah mengapa, sepertinya belum pernah ada yang membahas kemiripan satu gerakan dengan yang lain. Coba tonton beberapa video dalam artikel ini, dan kalian akan memahami apa yang kumaksud.
Izzy Busnardo, 18 tahun, berpendapat, “TikTok telah menciptakan gaya tarian baru di kalangan Gen Z dan penggunanya.” Ucapan pengguna TikTok ini menjawab kecurigaanku, bahwa gaya jogetnya memang seperti didaur ulang. Dengan kata lain, aku menganggap semuanya sama bukan karena tidak mengerti jenis-jenis koreografi.
“TikTok telah bertransformasi sebagai genre menari itu sendiri,” Muhd Faris bin Azamshah, penari 21 tahun di Singapura, memberitahuku. “Perusahaan dan penari profesional bahkan memasukkan gerakan TikTok ke dalam koreografi mereka.”
Gerakan apa saja yang identik dengan TikTok?
“Jari berbentuk pistol dengan goyangan pinggul,” ujar Izzy, menambahkan gerakan memukul dada dan dice roll (tangan ditekuk lalu membuat gerakan seperti sedang mengocok) juga populer di platform tersebut.
“Kalian juga tidak bisa menghindari body, hip [atau] booty roll, dan bertepuk tangan. Gerakan ini ada di mana-mana,” tutur Rhiam Bichri, penari di New York yang sering membagikan tutorial menyempurnakan teknik menari di TikTok.
Nika Kermani, instruktur tari, akan teringat ‘Oh, the Woah’ jika membicarakan joget TikTok.
Format video TikTok rupanya menjadi alasan utama popularitas gerakan tarian ini. Seperti yang kita ketahui, videonya berbentuk vertikal dan sering kali hanya menampilkan bagian atas tubuh. Karena itulah gerakannya berfokus pada badan, pinggul dan lengan.
“Kalian tidak bisa melakukan banyak gerakan untuk tetap berada dalam frame. Kaki seringnya tidak diperlihatkan dalam video,” terang Izzy.
Nika sepakat gerakan tari di TikTok cenderung lebih sedikit dan kecil. Dia mengambil contoh “Renegade” yang fokus pada tubuh bagian atas.
Tapi, menurut Nika, sudah ada perubahan sekarang.
“Ketika aku mulai main TikTok setahun lalu, sebagian besar gerakannya dari pinggang atau lutut ke atas,” kenangnya. “Tapi akhir-akhir ini, aku menonton lebih banyak video yang menampilkan gerakan kaki.”
Pemilik NK Studios di Bingen, Amerika Serikat, ini juga membuat video tutorial menari di profilnya. Akun TikTok Nika menjadi tempat favorit pengguna yang ingin belajar menari dengan gerakan viral.
Banyak juga yang beranggapan gaya khas tarian TikTok tak hanya tentang gerakannya.
“Tarian TikTok lebih berpusat pada energi dan kepribadian orangnya,” Nika melanjutkan. “Banyak yang sebenarnya tidak menari sama sekali, tapi videonya viral berkat energi dan kepribadian yang mereka curahkan dalam video. Mereka membuatnya begitu menarik dan memesona untuk ditonton.”
Selain itu, gerakannya mudah diikuti siapa saja yang ingin bersenang-senang. “Banyak tarian TikTok yang mudah ditiru gerakannya, sehingga mudah populer dan keren,” kata Nika.
“Pencipta tarian membuat gerakan yang menyenangkan dan energik untuk mengiri lagu yang sedang ngetren. Tariannya banyak yang catchy. Saya jadi ingin mempelajari semuanya,” Izzy mengamini omongan Nika.
Aspek interpersonal juga berperan dalam koreografi TikTok. “Tarian TikTok berbeda karena tujuannya murni untuk diunggah ke TikTok,” Izzy menuturkan. Mayoritas tarian pada dasarnya memiliki aspek sosial — menyeimbangkan gerakan dengan penari lain atau berdansa — tapi tarian TikTok umumnya dilakukan sendirian. Satu-satunya aspek sosial dari konten ini adalah videonya akan ditonton orang lain. Kedua hal ini tidak ada sangkut paut sama sekali.
Narasumber lebih lanjut mengatakan apa yang terlihat “gaya homogen” bagi orang awam, sebenarnya mungkin merupakan gabungan dari pengaruh yang sangat berbeda.
“Banyak tarian TikTok sarat akan hip-hop, tapi juga terinspirasi gerakan lain seperti tari perut, dansa [dan] jazz funk,” ujar Rhiam. “Perbedaan besarnya adalah sementara gaya tari tradisional fokus pada teknik, tarian TikTok mengutamakan kepribadian, ekspresi wajah dan gaya penari.”
Banyaknya konten yang ada di TikTok serta pendeknya rentang perhatian penonton membuat gerakan tarinya tampak mirip satu sama lain.
“[Pengguna TikTok] harus menarik perhatian secepat mungkin,” tutur Nika. “Kalian harus menari, punya kepribadian, pakaian keren, dan caption yang bagus. Ada begitu banyak faktor yang menjadikan tarian TikTok sangat sukses.”