Berita  

Kalian Masih Ingat VJ Utt dari MTV Asia? Begini Kabarnya Sekarang

kalian-masih-ingat-vj-utt-dari-mtv-asia?-begini-kabarnya-sekarang

Utt Panichkul sadar kapan dirinya harus berhenti. Tak lagi nge-vibe dengan profesi yang telah dia jalani selama 13 tahun, Utt mengucapkan selamat tinggal kepada MTV dan dunia per-VJ-an.

Bagi penyiar MTV yang akrab dipanggil VJ Utt, kehadiran reality show dan restrukturisasi menandai akhir dari era MTV—era yang mendefinisikan generasi, menentukan tren dan mengubah industri musik. Bahkan ketika dia memutuskan hengkang dari layar kaca pada 2011 silam, titel VJ sudah tak sekeren dulu.


“Bos lama yang meluncurkan MTV Asia sudah cabut dan digantikan manajemen baru—beberapa orang bahkan lebih muda dari saya,” ungkapnya ketika diwawancarai VICE di Bangkok. “Jelas sekali mereka ingin menghidupkan kembali MTV dan mengubah citranya untuk jenis penonton yang berbeda. Mereka mau mengubah gayaku agar lebih relate dengan penonton baru. Itu sama sekali tidak masuk akal buatku. Saya sudah lama di dunia ini.”

Kala itu, rekan-rekan VJ seperti Donita Rose dari Filipina dan Sonia Couling dari Thailand juga sudah melepas profesi mereka.

“MTV dulu berarti bagiku,” kenang Panichkul. “Itu mengisi bagian terbesar dalam hidupku, dan saya sudah menyelami dunia ini sejak masa kejayaannya di akhir 90-an dan awal 2000-an. Saya menyaksikan ke arah mana perkembangannya. Saat itulah saya sadar MTV sudah kehilangan sihirnya.”

Menyusul kesuksesannya sebagai pelopor tayangan musik di Amerika Serikat dan Eropa, MTV mulai melirik Asia pada 1991. Program musik pertama resmi diluncurkan di tahun itu. Panichkul mulai tampil di MTV pada 1998.

“Saya termasuk VJ ‘OG’,” ujarnya, merujuk pada serangkaian VJ MTV Asia pertama seperti Nadya Hutagalung, Mike Kasem, dan Jamie Aditya. “MTV sangat spesifik soal kriteria yang diinginkan buat para VJ-nya di Asia. Bagi mereka, identitas Asia benar-benar penting. Karena itulah mereka memilih wajah dan kepribadian yang [mereka rasa] akan mampu melintasi pasar regional dan layar kaca di mana pun kalian berada—baik itu di Bangkok, Singapura, Manila atau Jakarta.”

Jika dipikirkan kembali, dia menduga ini bagian dari strategi pemasaran dan ekspansi global. “Cukup lama untuk saya menyadari kalau saya bagian dari template dan proses itu. Mereka merasa saya mampu mewakili Asia Tenggara secara keseluruhan.”

VJ Utt membacakan request video klip bersama VJ Sonia Couling. Foto: Utt Panichkul.
VJ Utt membacakan request video klip bersama VJ Sonia Couling. Foto: Utt Panichkul.

Orang-orang sering keliru menganggapnya setengah Kaukasia. Dia memang lahir di Los Angeles, tapi kedua orang tuanya murni keturunan Thailand. “Saya berdarah asli Thailand,” tegasnya. “Banyak yang mengira saya campuran Kaukasia, padahal aslinya tidak.”

Panichkul keranjingan menonton MTV sejak kecil. “Kami dulu tidak punya medsos dan MTV segalanya buat kami. Itu sesuatu yang baru dan seru. Saya menyukai visualnya dan, yang terpenting, saya suka musik dan menonton video klip,” dia menuturkan. “Dari awal saya sudah ngebet menjadi VJ MTV, dan saya sangat ingin MTV masuk Asia.”

Untuk mewujudkan impian, Panichkul terbang ke kampung halaman orang tuanya dan mengikuti audisi VJ MTV di sana. “Inilah kesempatan saya,” katanya. Dia bersaing melawan lebih dari 200 kandidat, menjadikannya kompetisi terbesar dalam hidup Panichkul. Setelah melewati enam putaran audisi yang melelahkan, dia terpilih dan diberangkatkan ke Singapura—negara tempat MTV disiarkan. Perjalanannya sebagai VJ pun dimulai. “Saya lolos dan sekarang menjadi seperti sekarang ini.”

Popularitas VJ Utt meroket pada awal 2000-an. Para penggemarnya tersebar di seluruh Asia Tenggara, dari Thailand sampai Indonesia. Dia kerap muncul di majalah dan menjadi bintang iklan billboard. “Rasanya sungguh menakjubkan bisa mewakili Asia Tenggara,” dia berujar. “Anak-anak zaman dulu tak sabar menyetel MTV dan menonton video klip band favorit mereka sepulang sekolah. Bagian itulah yang paling saya sukai, bahwa saya berperan dalam mempromosikan musik dari [layar kaca di] ruang tamu atau kamar penonton.”

VJ mtv asia Utt Panichkul
VJ Utt. Foto: Utt Panichkul

Namun, dia cepat menyadari betapa beratnya menjadi sorotan publik. Dia harus belajar agar lebih peka budaya, mengingat betapa beragamnya kawasan Asia Tenggara. Panichkul mulai mengkhawatirkan reputasinya di TV.

“Saya diberi tahu VJ laki-laki tidak akan seawet VJ perempuan di MTV, paling bertahan maksimal beberapa tahun… Tapi sepertinya saya telah membuktikan bisa bertahan lama,” katanya sambil tertawa. 

VJ Utt mewawancarai band pop punk Kanada Simple Plan dalam MTV Asia Awards 2004. Foto: Luis Enrique Ascui via Getty Images
VJ Utt mewawancarai band pop punk Kanada Simple Plan dalam MTV Asia Awards 2004. Foto: Luis Enrique Ascui via Getty Images

Setelah lebih dari 10 tahun memutar video klip dan menghitung mundur tangga lagu mingguan, Panichkul mulai merasakan kesulitan untuk tetap fokus pada pekerjaannya. “Saya merasa tidak mengalami perkembangan sama sekali dan saya ingin berbuat lebih banyak,” terangnya. Dia berharap bisa beralih ke belakang layar, seperti host American Idol Ryan Seacrest yang kini menjadi produser. “Coba lihat kesuksesannya—dia sekarang memproduksi Keeping Up with the Kardashians. Tapi sayangnya [kesempatan] itu tidak terbuka untuk saya.” 

VJ Utt mewawancarai Lady Gaga. Foto: Utt Panichkul
VJ Utt mewawancarai Lady Gaga. Foto: Utt Panichkul

Acara realitas mulai bermunculan dan menggeser posisi MTV. Penonton remaja lebih penasaran dengan drama terbaru di acara macam The Hills ketimbang menonton video klip. Bagi Panichkul, itu menjadi awal dari surutnya kejayaan MTV. “Saya mulai meragukan diri sendiri. Apakah Utt masih relevan? Apakah dia sudah menua? Saya memasuki generasi yang tak lagi sesuai dengan saya, dan itu menjadi akhir dari hari-hari saya di MTV,” dia mengutarakan.

Setelah cabut pada 2011, dia memutuskan pulang ke Thailand dan mendalami kehidupan spiritual. Dia mengabdi di biara dan ditahbiskan sebagai biksu. “Itu tahapan penting dalam hidupku,” tuturnya. “Saya menahannya begitu lama demi MTV. Saya sadar itulah yang harus saya lakukan sepulangnya ke Thailand. Sudah waktunya saya menjalani ini.” 

mtv asia vj utt
Panichkul bersantai di rumah bersama anjing peliharaannya. Foto: Utt Panichkul

Kini dia kembali tampil di depan layar, membintangi film bahasa Thailand berjudul Fathers yang menceritakan tentang pasangan gay mengadopsi anak. Dia juga menekuni berbagai proyek profesional dan pribadi, seperti memimpin agensi pencari bakat, berkecimpung di industri perhotelan, merencanakan festival musik dan bahkan mewawancarai para artis di karpet merah penghargaan Oscar.

Dia juga menjadi penyiar miniseri antologi horor di awal 2000-an. Serial bertajuk Incredible Tales sudah tayang delapan musim sejauh ini. Panichkul mengungkapkan kemungkinan season terbaru dirilis paling cepat tahun depan. 

“Saya tidak terbiasa membawakan acara selain acara musik, tapi saya pribadi sangat tertarik dengan acara ini karena menyukai cerita horor Asia Tenggara,” ujarnya. Dia mengklaim memiliki mata ketiga dan indra keenam.

Penampilan terbaru VJ Utt. Foto: Utt Panichkul
Penampilan terbaru VJ Utt. Foto: Utt Panichkul

Dia tinggal di Bangkok selama pandemi. Panichkul sekarang terjun ke dunia korporat menggunakan nama Inggrisnya, Greg. Dia berprofesi sebagai penasihat komunikasi senior di startup Bangkok, mempelajari segala hal tentang kripto. Meskipun begitu, musik terus mengikutinya ke mana pun dia pergi. Panichkul bercerita platform medsos dan streaming pernah memintanya bergabung dengan tim mereka untuk memimpin influencer, tapi dia menolak tawaran tersebut.

“Lanskapnya sudah berubah, tapi tetap menarik. Dan dalam beberapa hal, saya seperti kembali ke masa lalu.”

Follow Heather Chen di Twitter.