Liputan4.com,Wonogiri – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Wonogiri, Anif Solikhin, meminta agar masyarakat mewaspadai kemunculan pemakaian jargon agama untuk kepentingan politik praktis.
Permintaan itu disampaikan saat tampil menjadi pemateri dalam acara pertemuan para Da’i Kamtibmas se jajaran Polres Wonogiri di Rumah Pertemuan Saraswati, Brumbung, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Kamis (6/10).
Di awal acara, kepada para peserta disuguhi pemutaran film tentang kehancuran negara Suriah yang dipicu pertikaian sesama umat Islam.
“Di Indonesia, potensi seperti di Suriah itu rawan terjadi. Apalagi negara kita memiliki beragam suku, agama, ras, dan aliran, ” tandas Anif Solikhin.
Anif berharap, para da’i, ustadz dan ulama serta para tokoh agama dapat memberikan perannya. Sebab, imbauannya menjadi yang paling didengar masyarakat.
Hasil survei menyebutkan, para ulama dan da’i serta tokoh agama, menempati urutan pertama dengan presentasi sebesar 51,7 %
Sementara politikus dan pengamat politik hanya sebesar 11,5% dan 4,5%.
Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto yang diwakili Kasat Binmas AKP Setiyono saat membuka acara tersebut menyampaikan bahwa Kegiatan ini, diikuti oleh para Kanit Bimmas dan para Da’i Kamtibmas dari 25 Polsek se Wonogiri.
Juga hadir para tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Wonogiri serta para awak media.
Kasat Binmas Polres Wonogiri, AKP Setiyono, minta peran para da’i, ustadz dan ulama serta tokoh agama, mampu memberikan pengajaran agama yang teduh.
Yakni menghindarkan dari hal-hal yang bersifat provokatif dan agitatif, yang terkait dengan paham radikalisme dan intoleransi.
”Agar situasi dan kondisi di Wonogiri tetap kondusif, utamanya dalam menyongsong pesta demokrasi Pemilu serentak Tahun 2024,” jelas AKP Setiyono. Didampingi Kasubsi Penmas Humas Polres Aiptu Iwan Sumarsono.
AKP Setiyono, menegaskan bahwa ini untuk tujuan Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan Ketertiban Masyarakat).
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri, Toto Sihsetyo Adi dalam kesempatan tersebut memberikan paparannya bahwa, tahapan Pemilu serentak 2024 kini telah dimulai. Saat ini memasuki tahapan verifikasi Parpol yang mendaftar menjadi peserta Pemilu.
Dalam sesi tanya jawab, Pendeta Teofilus dan Ustadz Suharto, minta agar kegiatan seperti ini dapat diperluas dan dilaksanakan pula di tingkat kecamatan.
Ustadz Purnomo, minta agar ada survei baru yang up to date. ”Sebab saat ini yang paling memberikan pengaruh kepada masyarakat adalah Media Sosial (Medsos), seperti melalui jejaring WA (WhatsApp) misalnya,” kata Da’i Purnomo dari Kecamatan Selogiri.
Sementara itu, Ustadz Sudirman, meminta agar KPU sebagai penyelenggara Pemilu dapat mewujudkan pesta demokrasi berkualitas dan mampu menghindarkan hal-hal yang berpotensi memicu terjadinya gesekan.
Berita dengan Judul: Jelang Pemilu Serentak 2024, Waspadai Kemunculan Jargon Agama untuk Kepentingan Politik Praktis pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : SARNO