Berita  

Jasa Memblokir Akun Instagram untuk Kemudian Diperas Makin Marak

jasa-memblokir-akun-instagram-untuk-kemudian-diperas-makin-marak

Hasil wawancara dan tangkapan layar yang berhasil dikumpulkan redaksi Motherboard (situs teknologi bagian dari grup media VICE) menunjukkan ada problem di balik kebijakan Instagram. Sistem yang awalnya bertujuan melindungi pengguna dari konten bunuh diri, self-harm dan peniruan identitas telah disalahgunakan hacker sekaligus pemeras di internet. Mereka menarget dan memblokir akun Instagram dengan bayaran tertentu. Beberapa bahkan menawarkan layanan blokir profesional yang memungkinkan orang untuk menyerang dan menyensor suatu akun.

Dalam sejumlah kasus, para pelaku sekalian menawarkan jasa memulihkan akun yang telah diblokir, atau setidaknya punya koneksi dengan pemberi jasa tersebut. Mereka memasang tarif yang tinggi, bisa sampai ribuan dolar.


“Saya dan teman menawarkan jasa blokir terbaik di situs/dunia,” demikian bunyi iklan layanan blokir akun di forum OG Users. “Kami telah berpengalaman memblokir [akun] sejak 2020. Harga kami memang tidak murah, tapi kami jamin kalian akan mendapatkan yang terbaik.”

Lewat pesan Telegram, penyedia jasa yang menggunakan nama pseudonim War mengklaim bisa menghasilkan duit jutaan dollar setiap bulan hanya dengan memblokir akun Instagram. Menurut daftar harganya, War memasang tarif $60 (Rp862 ribu) untuk sekali blokir.

Iklan jasa blokir di forum lain menerima bayaran mulai €5 (Rp85 ribu) hingga €30 (Rp509 ribu) per akun, tergantung jumlah pengikutnya. Mereka biasanya memblokir akun yang memiliki hingga 5.000 pengikut, tapi katanya akun dengan pengikut lebih banyak masih bisa diblokir. Iklan pertama mengklaim mampu memblokir akun dengan jumlah pengikut hingga 99.000.

War tidak tahu alasan klien menggunakan jasa mereka, tapi yang pasti mereka “punya uang untuk dihambur-hamburkan.”

“Mungkin itu akun mantan atau mereka dendam sama pemilik akun. Mungkin ingin menghancurkan bisnis seorang, atau mendapat bayaran lebih dari pihak ketiga,” imbuhnya.

Kedua jasa itu hanya akan memblokir akun yang memiliki foto profil asli. War pribadi menghapus akun korban dengan berpura-pura menjadi mereka.

“Saya mengubah akun IG milik saya yang sudah diverifikasi supaya mirip biodata, nama dan foto profil korban. Setelah itu, saya melaporkannya ke Instagram karena telah menirukan saya. Hilang deh akunnya,” kata War kepada Motherboard.

Ada juga korban yang dilaporkan telah mengunggah konten yang melanggar kebijakan Instagram. Laporan itu mengklaim pengguna membuat postingan bernada bunuh diri atau self-harm.

“Akun saya dinonaktifkan lagi,” keluh korban yang menggunakan nama flanvel di Instagram. Dia memberi tahu Motherboard tak lama setelah akunnya balik. “[Akunnya] muncul selama beberapa jam, lalu hilang lagi.”

Flanvel menunjukkan dua tangkapan layar yang diambil oleh penyerang, bahwa akunnya dilaporkan atas postingan melukai diri sendiri. Dia bilang satu gambar dikirim lewat DM oleh penyedia jasa, sedangkan satunya lagi diiklankan di akun Instagram pemblokir. Flanvel menjadi korban blokir setelah membantu perusahaan kanabis legal memulihkan akunnya yang diblokir.

Tangkapan layar akun yang telah diblokir. Kolase oleh Motherboard.
Tangkapan layar akun yang telah diblokir. Kolase oleh Motherboard.

Ketika dihubungi Motherboard melalui telepon, Flanvel menyebut larangan-larangan ini memungkinkan penyerang “menyensor akun sesuka hati mereka”. Flanvel mengatakan dia membuat skrip yang memperlihatkan betapa mudahnya melaporkan akun Instagram secara massal.

Lainnya memiliki ide serupa. Di luar jasa blokir akun berbayar, banyak skrip yang tersedia secara cuma-cuma di internet untuk melaporkan akun Instagram berulang kali secara otomatis. Satu skrip yang Motherboard temukan dibuat 10 bulan lalu. Skrip itu akan berhenti melaporkan secara otomatis setelah membuat sekitar 40 laporan supaya tidak mencapai batas Instagram. Motherboard juga menemukan lowongan pekerjaan lepas yang tugasnya mengembangkan bot untuk melaporkan akun Instagram secara massal.

Setelah akunnya diblokir, pemilik akan dihubungi seseorang yang mengaku bisa memulihkan akun mereka. Flanvel mengirim beberapa tangkapan layar ke Motherboard yang berisi tawaran tersebut.

“Biayanya kira-kira 3.500-4.000 [Dolar atau setara Rp50-57 juta] untuk memulihkan akun. DP awal 1.500 [Dolar atau setara Rp21 juta] bisa dikembalikan,” bunyi pesan yang diduga dikirim oleh penyedia jasa pemulihan akun ke seorang korban, menurut salah satu tangkapan layar.

Motherboard pernah melaporkan betapa sulitnya memulihkan akun Instagram yang diretas. Influencer yang menjadi korban sampai meminta bantuan peretas untuk mengembalikan akun mereka. (Instagram memperbarui proses pemulihannya setelah Motherboard dan media lain membahas tentang ini.)

Flanvel menjelaskan, korban harus memberikan informasi pribadi, seperti nama, nomor telepon dan alamat email yang terhubung, ke Instagram untuk memulihkan akun yang diblokir. Menurutnya, pengguna dulu bisa langsung memulihkan akun mereka. Tapi katanya sekarang pengguna harus menunggu 24 jam setelah akun diblokir.

Tapi tampaknya dalam kasus lain, sejumlah penyedia jasa pemulihan akun bekerja sama dengan pemblokir akun. Flanvel berujar, beberapa korban ditawarkan untuk memulihkan akun tak lama setelah diblokir. Akun orang yang memblokir dan memulihkan rupanya mengikuti satu sama lain di Instagram.

Instagram memberi tahu Motherboard, tengah menyelidiki situs-situs yang menawarkan jasa blokir akun. Perusahaan akan memblokir pengguna yang berulang kali melanggar pedoman situs. Instagram juga mengajak pengguna untuk melaporkan akun-akun mencurigakan yang mungkin terlibat dalam praktik ini, dan menunjuk ke laman bantuan yang bisa diikuti pengguna untuk memulihkan akun mereka.