Madina- inFAKTA.com |Satu unit truk cold disel bermuatan sawit terperosok di jalan raya simpang Palmaris-Bintuhan Bejangkar, Rabu (22/10/2023). Hal seperti ini kerap terjadi pada musim hujan sekarang lantaran kondisi jalan rusak parah.
Menyedihkan. Warga masyarakat Kecamatan Sinunukan dan Batahan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut mengeluhkan kondisi jalan raya Simpang Palmaris-Bintuhan Bejangkar. Saat ini di sejumlah titik kondisinya bak kubangan kerbau.
Hampir sepanjang jalur Simpang Palmaris—kilometer 8 Sinunukan—sampai Kampung Kapas, Kecamatan Batahan, Madina mengalami rusak parah. Padahal jalur tersebut sangat vital bagi aktivitas warga tujuh desa di dua kecamatan: Sinunukan dan Batahan.
Tak itu saja, kondisi jalan membuat hasil perkebunan, terutama sawit, sulit keluar menuju tujuan. Informasi warga setempat menyebutkan, setiap hari ratusan ton sawit diangkut melaui jalur ini. Yakni hasil kebun milik perusahaan swasta dan masyarakat.
Hampir sepanjang jalur Simpang Palmaris—Desa Bintuhan Bejangkar rusak parah. Di sejumlah titik, jika hujan turun, sama sekali tak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Bagi pengendara sepeda motor, ada jalan lingkungan sebagai alternatif menghindari jalan rusak parah. Namun jalur tersebut tak boleh dilalui kendaraan roda empat atau lebih.
Saat ini ada dua titik kondisinya memprihatinkan, bahkan menyerupai kubangan kerbau. Pertana berada di tikungan depan SMP Negeri 3 Batahan, Desa Bintungan Bejangkar, Kecamatan Batahan. Di sini, sepanjang sekitar 100 meter sulit dilalui kendaraan.
Satu lokasi lagi ada di Pasar Minggu, Desa Bintungan Bejangkar Kampung, Batahan. Lokasi ini hanya berjarak 150-an meter dari tikungan SMP Negeri 3 Batahan. Panjangnya ditaksir 200-an meter.
“Beginilah kalau musim hujan, sudah hal biasa mobil terperosok,” kata Khairul Anwar (54), warga Bintungan Bejangkar.
Pada Rabu (22/11/2023) kemarin, setidaknya beberapa kali terlihat truk membawa sawit terperosok. Untunglah, sesama pengendara—mobil pribadi dan truk—ada solidaritas. Dalam dua bulan ini, jalur ini sulit dilewati pengendara akibat musim hujan.
Jika ada mobil terperosok, tanpa diminta pun pengemudi kendaraan yang dianggap bisa mendorong atau menarik, tanpa diminta pun dia dia suka rela menawarkan jasa.
“Sebab jika tidak ada yang bantu menarik, jangankan mobil, sepeda motor pun tidak bisa lewat,” kata Rahman (45), seorang sopir dum-truk, saat ditanya di jalan rusak dekat SMP Negeri 3 Batahan, (22/11/2023).
Dalam kondisi seperti sekarang, truk atau mobil yang melintas tampak melaju terombang-ambing, jalannya seperti adegan sirkus agar ban kendaraan tidak terperosok ke dalam lumpur. “kalau tidak pandai-pandai mengemudikannya, dipastikan tidak bisa lewat,” kata Rahman.
Khairul Anwar berharap Pemkab Madina peduli terhadap kondisi jalan tersebut karena sejak dulu belum sekalipun pemerintah daerah setempat menganggarkan pembangunan jalan tersebut. “Kalaupun sedikit-sedikit ada perbaikan, itu dilakukan oleh warga dan pihak perusahaan,” katanya.
Jalur simpang Palmaris-Batu Sondat merupakan jalan menuju sejumlah desa di Batahan dan Sinunukan. Antara lain: Bintuhan Bejangkar Baru, Bintuhan Bejangkar Kampung, Kampung Kapas, Batu Sondat, Banjar Aur, Bahatan 1, Batahan 2, Batahan 3, dan Batahan 4.
Selain kondisi jalan yang sangat memprihatinkan, jalur ini melewati dua jembatan: Sungai Batang Bangko dan Sungai Batang Batahan. Uniknya, lantai jembatan ini sejak awal dibangun tahun 1996 dan 1998 hanya berlantai kayu.
Saat ini kondisi lantai juga mengkhawatirkan lantaran sebagian sudah rusak. Apalagi lebar lantai kayu tidak sampai menutup sisi kiri dan kanan rangka jembatan.
Menurut Sarmadi (35), sopir truk cold disel, ia kerap melihat anak-anak sekolah pengendara sepeda motor jatuh di lokasi jalan berlumpur. “Kalau sudah begitu, mereka pasti pulang lagi enggak jadi berangkat sekolah,”
Magrifatulloh.