TIMIKA | Ada ketetapan tarif ojek yang beredar beberapa hari kemarin menimbulkan polemik baru di masyarakat. Oleh karena itu, ketua cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Kabupaten Mimika, Papua, meminta pemerintah daerah agar segera mencari solusi.
Hal itu dikatakan Ketua cabang persiapan PMII Mimika, Arifin Letsoin pada Senin, (17/01/2022).
Dirinya mengatakan, jika dilihat dari periode periode sebelumnya, maka tarif ojek hari seimbang dengan pendapatan perkapita masyarakat,” papar Arifin kepada Liputan4.com.
Apalagi sekarang kita berada dalam masa transisi yakni pemulihan ekonomi masyarakat, kenyataan di kabupaten Mimika hari ini masih jauh dari yang kita harapkan. Ekonomi masyarakat tidak berkembang bahkan mandek, oleh karena itu pemerintah diharapkan agar lebih jeli dalam melihat persoalan ini.
“Tarif ojek ini belum diberlakukan secara resmi, namun dilapangan sudah diberlakukan. Pemerintah tidak boleh diam dalam melihat hal ini, minimal mengambil langkah karena nantinya yang menjadi korban adalah masyarakat yang ekonominya lemah, ” tegas Arifin.
Sementara itu, Dahri salah satu tukang ojek yang mangkal di kwamki Narama mengatakan, kenaikan tarif ojek ini tidak berpengaruh terhadap ekonomi keluarga.
Biasanya setelah hari raya perputaran uang belum lancar, nanti bulan dua sampai tiga baru kembali normal sehingga tidak berpengaruh,” katanya Senin, (17/01/2022).
“Tadi saya ketemu sesama tukang ojek yang marah-marah, caci maki, dan bahkan banting helm didepan penumpang karena tarif yang dibayar kurang lima ribu. Tukang ojek mengikuti tarif yang baru sedangkan penumpang mengikuti tarif lama,” cetus dia.
Dahri menambahkan, kita tukang ojek dan penumpang ini saling membutuhkan, jadi kita laling pengertian saja.
Reporter : Ochen
Editor : redaksi
Berita dengan Judul: Jadi Polemik di Masyarakat, Ketua PMII Minta Pemda Cari Sosuli Terkait Tarif Ojek pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Redaksi Papua