Khairuddin Siregar kaget bukan main setelah anaknya melapor bahwa Ervina (40), istrinya, tiba-tiba menghilang saat mereka sekeluarga sedang berkunjung Mal Ska Pekanbaru. Mencoba mencari secara mandiri namun tak kunjung dapat hasil, Khairuddin mengambil langkah lawas dengan membuat sayembara.
Barangsiapa menemukan dan membawa istrinya pulang, maka ia akan diganjar hadiah Rp75 juta dalam bentuk tunai. Pengumuman ini viral di media sosial setelah diunggah akun Trending Online di Facebook.
“Benar, istri saya hilang. Saya berjanji siapa pun yang menemukan akan saya beri uang Rp70 juta. Istri pergi meninggalkan rumah sejak 18 Maret 2021. Saat itu pergi ke mal. Kalau ada [sayembara] seperti ini, banyak yang mengetahuinya, jadi banyak yang membantu, termasuk media. Kalau saya yang cari sendiri, di mana mau mencarinya? Dunia seluas ini,” kata Khairuddin kepada Detik. “Kalau firasat saya, [dia pergi] ke tempat suluk-suluk [pondok pengajian] gitu. Mau menenangkan diri, tapi enggak tahu di mana.”
Cerita bermula saat Khairuddin, Ervina, dan sang anak berkunjung ke Mal Ska Pekanbaru, Riau. Saat itu Khairuddin pamit pergi untuk mengurus kerjaan, sementara Ervina dan sang anak tetap di mal. Saat berdua, Ervina meninggalkan sang anak dengan alasan pamit ke toilet. Namun ia tak kunjung kembali, membuat anak Khairuddin langsung menghubungi sang ayah.
Mendengar keberadaan sayembara ini, polisi setempat langsung mendatangi kediaman Khairudin di Kabupaten Kampar, Riau pada Senin (5/4). Kepada Khairudin, polisi mengimbaunya untuk membuat laporan orang hilang saja ke kepolisian. Mungkinkah polisi bingung kenapa Khairudin lebih percaya kekuatan uang Rp75 juta dibanding ketulusan hati aparat?
“Jadi, istrinya itu pergi saat Khairuddin Siregar ini pergi ke Pekanbaru untuk menyelesaikan urusan bisnis. Sebelum istrinya itu pergi, mereka sempat bertengkar karena perselisihan masalah keluarga,” kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Kampar Deni Yusra kepada Kompas. Saat ditanya kenapa enggak membawa berita kehilangan ke polisi, Khairuddin mengaku enggan melapor sebab peristiwa kaburnya sang istri sudah tiga kali terjadi. Sebelumnya, Ervina selalu pulang dan mereka berdua kembali baikan.
“Sudah kita sarankan buat laporan secara resmi ke Polsek Tapung, namun beliau enggan karena hal seperti ini sudah tiga kali terjadi. Tapi, sebelumnya mereka baik-baik lagi. Jadi yang bersangkutan berharap istri segera pulang dalam kondisi sehat,” tambah Deni.
Keputusan masyarakat bikin sayembara mandiri dibanding melibatkan aparat untuk menyelesaikan masalah pernah juga terjadi di Kelurahan Mugirejo, Samarinda, Kalimantan Timur. Pada November 2020, warga perumahan Gerilya Indah memasang spanduk pengumuman “Tangkap Maling Berhadiah” di beberapa titik strategis perumahan. Isi spanduknya: bagi yang menangkap maling pada siang hari akan diberi hadiah Rp750 ribu, sementara malam hari dibanderol Rp1 juta.
Ketua RT 34 Ardiansyah mengaku sayembara dibuat karena banyak aksi pencurian terjadi di wilayahnya. Yang dicuri meliputi laptop, ponsel, gas elpiji, peralatan dapur, sampai unggas peliharaan. “Pencurian kebanyakan dilakukan siang hari. Kalau siang kan kebanyakan warga kami bekerja. mungkin ini yang menjadi kesempatan para pelaku pencurian ini,” kata Ardiansyah dilansir Samarinda Pos. Salah satu warga bernama Ellin (39) mengaku setelah pengumuman itu dipasang lebih dari dua minggu, belum ada ada pencurian yang terjadi.
Enggak cuma mencari kehilangan orang dan benda berharga, inisiatif sayembara juga bisa dilakukan untuk menjaga populasi kucing liar. Itu terjadi ketika warga Kelurahan Menteng Dalam, Jakarta Selatan mengeluhkan kotoran kucing yang bertebaran di semua sudut jalan.
Ketua RT 005 Heru Setiawan mengaku pihaknya sudah lapor dinas setempat, namun petugas menolak melakukan penangkapan dan hanya memberi warga alat tangkap dan kandang. Akhirnya, dibuatlah sayembara, “Siapa yang dapat menangkap kucing liar di lingkungan RT 005/RW 012 akan mendapat penghargaan sebesar Rp10 ribu per ekor,” kata Heru kepada Tempo.