JAKARTA, Liputan4.com | Menjaga stabilitas dan keamanan negara sesungguhnya menjadi kewajiban semua warga negara. Stabilitas itu pada kenyataannya selalu digoncang, antara lain oleh terorisme di dalam negeri, yang dari waktu ke waktu memperlihatkan perkembangannya.
Dijumpai usaha perayaan HUT ke-41 Satuan Pengamanan (Satpam), Irjen Pol. (Purn) Dr. Benny Jozua Mamoto, SH, M.Si memberi pandangannya tentang terorisme itu. Berikut petikan wawancara tersebut:
Bagaimana perkembangan terorisme di dalam negeri saat ini?
Saya dulu mantan Satgas anti teror. Kemudian saya kuliah di UI program dokter kajian kepolisian. Penelitian saya tentang jaringan teror di Indonesia, khususnya jaringan JI, yang ditangani oleh Densus 88. Jaringan JI ini hanya di mereka hanya berganti wadah tetapi tujuannya tetap sama. Pola rekrutmennya sama. Bagaimana strategi mereka, itu disusun dalam satu buku strategi. Tebal sekali. Isinya lengkap sekali.
Teman-teman dari Densus sudah menangkap pimpinan tertinggi, dewan Syuro, kemudian mereka yang memegang kunci, sudah ditangkap. Sekarang turun ke bawah, agar jaringan yang sudah dibangun itu mulai dibongkar. Karena, masalahnya, ancamannya, amat serius. Karena mereka perencanaannya sangat matang Bayangkan saja pimpinannya itu seorang profesional, dia dulu itu HRD pada suatu perusahaan besar, di jawa tengah. S1-nya teknik, dia pernah kerja di lima perusahaan. Jadi, profesional sekali mengelola organisasi ini, dibanding dengan pemimpin sebelumnya. Sebelumnya pendidikan pemimpin JI ini tak setinggi yang sekarang ini.
Oleh sebab itu teman-teman Densus punya SOP untuk penyelidikan dan monitoring, kalau alat buktinya cukup, mereka ditangkap kemudian diproses. Ini untuk mencegah mereka menyiapkan serangan. Jadi dari 2019 ada sekian ratus rencana serangan yang berhasil digagalkan.Ada 800 orang yang sudah ditangkap kemudian diproses. Itu merupakan suatu kinerja yang bagus, patut kita apresiasi, karena negara lain turut mengapresiasi kita karena kita berhasil menggagalkan serangan yang disiapkan oleh mereka.
Jadi dengan revisi undang-undang yang diutamakan yaitu fungsi pencegahan itu. Semua sudah sesuai dengan prosedur.
Bagaimana kita harus melihat peran sekuriti atau satpam, yang bahkan menjadi korban dari tindakan teroris?
Terkait Satpam perlu ditambahkan materi pelatihan terkait antiteror, bagaimana operasi mereka penyusupan mereka karena saya juga pernah sebagai dosen untuk memberikan materi. Saya sampaikan materi tersebut kepada internal perusahaan agar tidak terjadi penyusupan, jangan sampai mereka terpengaruh dengan lingkungan dan ideologi teroris. Karena ada beberapa karyawan perusahaan yang ditangkap karena kasus terorisme. Agar para Satpam menginformasikan segala tindakan mencurigakan kepada Densus 88 untuk mempermudah pekerjaan Densus 88, agar Densus bisa profiling orang-orang yang dicurigai.
Saat kami melakukan penelitian dulu untuk melihat apa target para teroris ini, ternyata sudah lama mereka melakukan penyusupan, dan salah satu target mereka adalah BUMN. Tidak hanya sumber pendanaan, tetapi juga potensi yang ada di sana (BUMN). Itulah yang akan dipakai oleh teroris ini. Jadi kita perlu bersih-bersihkan lembaga kita juga.
Apa harapan terhadap Satpam?
Peran serta Satpam sangat penting untuk membantu Polri sehingga perlu pemberdayaan Satpam di berbagai bidang penugasan semakin bisa ditingkatkan kompetensinya. Pengetahuan mereka pun perlu ditingkatkan (update).
(Rika/Willy)
Berita dengan Judul: Irjen Pol. (Purn) DR. Benny J. Mamoto: Kita Tetap Waspada Gerakan Terorisme Di Sekitar Kita pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Fredi Andi Baso
