Organisasi nirlaba Inggris Center for Countering Digital Hate (CCDH) menemukan satu dari 15 pesan DM yang diterima tokoh perempuan sarat akan pelecehan, dan 90 persen di antaranya tak ada tindak lanjut dari pihak Instagram.
CCDH menarik kesimpulan ini setelah meninjau ribuan DM yang diterima orang terkenal dari berbagai kalangan, seperti aktris Amber Heard, presenter game show Countdown Rachel Riley, co-founder kelompok aktivis Reclaim These Streets Jamie Klingler, jurnalis Bryony Gordon dan Sharan Dhaliwal, dan pendiri majalah Burnt Roti.
Laporan mengungkapkan platform berbagi foto dan video itu tidak menindak sembilan dari 10 akun pengguna yang melecehkan orang lain, serta gagal mengendalikan kiriman foto tak senonoh dan pesan bernada pelecehan dalam kurun 48 jam.
Menurut laporan, sepertiga foto alat kelamin yang diterima pengguna berasal dari ‘cyberflasher’ berantai. Istilah ‘cyberflash’ menggambarkan tindakan mengirim konten seksual tanpa seizin penerima. Kontennya bisa berupa foto alat kelamin atau rekaman video seseorang melakukan adegan vulgar.
“Saya sampai malas mengecek DM karena pesan-pesannya sangat menjijikkan,” keluh Rachel Riley. “Saya terheran-heran melihat ada orang asing sembarangan mengirim konten pornografi — mereka bangga mengetahui kamu menerima pesannya. Mereka melampiaskan nafsu dari situ.”
Prancis dan Irlandia telah mengilegalkan tindakan cyberflashing. Sementara itu, di Inggris, bentuk pelecehan ini dianggap sebagai tindak pidana dalam RUU Keamanan Online yang diusulkan ke dewan parlemen Maret lalu.
Selain ada hukuman untuk para pelaku, platform tempat pelecehannya terjadi juga terancam dikenakan sanksi karena gagal melindungi pengguna.
Laporan CCDH menyebut pelaku sengaja memanfaatkan kelemahan dalam melaporkan konten tak senonoh ke Instagram.
Fitur “kata-kata tersembunyi” terbukti tidak efektif menyembunyikan istilah ofensif. Kata-kata kasar dan “bitch” tidak dapat disembunyikan sama sekali.
CCDH juga mendengarkan pesan-pesan suara yang diterima pengguna, dan menemukan satu dari tujuh pesan suara bersifat vulgar. Tak ada cara bagi pengguna untuk melaporkannya.
Isi DM Sharan Dhaliwal dipenuhi orang asing yang berulang kali mencoba meneleponnya. Seseorang bahkan melakukan itu setelah mengirim foto penis. Lalu ada yang seenaknya menghubungi Dhaliwal melalui panggilan video. Orang itu mengirim pesan beruntun sebanyak 42 kali dalam tiga hari. Beberapa pesannya berisi kata “sex”, “I like hairy” dan “I wanna lick it”.
“Kamu bisa menganggapnya tidak ada,” Dhaliwal memberi tahu CCDH. “Tapi kamu akan menyadari pelecehannya nyata begitu mendengar suara mereka.”
CEO CCDH Imran Ahmed berujar, “Hasil riset kami menemukan Instagram secara sistematis gagal menegakkan sanksi yang tepat dan menghapus akun pengguna yang melanggar kebijakan mereka.”
“Misogini yang terjadi di dunia maya, dipermudah oleh fungsionalitas platform, memiliki dampak offline dalam menormalisasikan kekerasan dan pelecehan berbasis gender. Tak adanya cara efektif menghentikan masuknya konten yang kurang pantas memaksa perempuan mencari solusi sendiri. Mereka sering kali menyesuaikan konten yang diunggah agar tidak memprovokasi pelaku, atau bahkan berhenti mengunggah apa pun untuk mengurangi visibilitas mereka. Fitur-fitur keamanan platform ternyata tidak efektif, dan mengalihkan beban pencegahan aksi misoginis dan kekerasan berbasis gender online kepada korban.”
Cindy Southworth mengepalai divisi yang memastikan keamanan pengguna perempuan di Meta, perusahaan yang memiliki Instagram dan Facebook. Dia membantah kesimpulan CCDH. “Kami setuju pelecehan terhadap perempuan adalah tindakan tercela. Itulah mengapa kami tidak menoleransi segala bentuk kebencian berbasis gender atau ancaman kekerasan seksual. Kami telah meningkatkan perlindungan terhadap tokoh perempuan tahun lalu.
“Pesan-pesan dari pengguna yang tidak kamu follow akan ditaruh ke kotak masuk lain. Di situ, kamu bisa memblokir atau melaporkan pengirim. Kamu bahkan bisa mematikan permintaan mengirim pesan,” terangnya.
Sementara itu, menurutnya, pengguna baru bisa meneleponmu jika kamu menerima pesan mereka. “Kami telah menyediakan cara untuk menyaring pesan abusif, sehingga pengguna tak perlu melihatnya lagi.”