Awal Januari 2022, polisi di Kolombia berhasil menangkap Óscar Moreno Ricardo, lelaki yang telah malang melintang di dunia kartel narkoba Amerika Latin selama dua dekade terakhir. Dia berjasa merakit kapal selam yang rutin digunakan menyelundupkan kokain ke Amerika Serikat.
Berdasarkan keterangan jaksa Kolombia, “Raja Kapal Selam Narkoba” itu ditangkap saat menghadiri perjanjian pengangkutan narkoba di kota Medellín, lumayan jauh dari pangkalannya di Acandi. Kepolisian nasional Kolombia bekerja sama dengan Badan Narkotika Amerika Serikat (DEA) melacak keberadaannya selama beberapa tahun terakhir.
Kapal selam ini terbuat dari perahu biasa yang telah dimodifikasi menggunakan spare part dan mesin kedap air. Proses pengirimannya dikawal pasukan bersenjata sampai ke tempat tujuan. Artikel New York Times mengungkap kapal tersebut memiliki kemampuan lolos dari sistem radar. Sejauh ini, hanya sekitar 14 persen kapal yang pernah dihentikan.
Acandi terletak di laut Karibia, dekat perbatasan Kolombia dengan Panama. Kota kecil ini merupakan titik keberangkatan ideal menuju AS.
Jauh sebelum ditetapkan sebagai buron oleh pengadilan Distrik Timur Texas, Moreno Ricardo memulai kiprahnya pada sektor maritim sebagai pengemudi speedboat. Menurut jaksa Kolombia, dia mulai menyeriusi jasa penyelundupan narkoba pada 2005, bekerja untuk kelompok gerilya bersenjata ELN dan Gulf Clan di Kolombia. Namanya juga dikenal di kalangan Kartel Generasi Baru Jalisco (CJNG) di Meksiko.
Dia merakit sendiri kapal selamnya sejak lima tahun lalu. Kapal selam ciptaannya sangat besar dan mampu mengangkut hingga lima ton kokain sekaligus. Berbagai laporan media memperkirakan kapal selam Moreno Ricardo bisa memiliki panjang 15 meter atau lebih. Foto-foto yang beredar menunjukkan narco sub ini seukuran kapal pesiar panjang.
Namun, penangkapannya tidak terlalu berdampak signifikan pada kartel. Metode penyelundupan narkoba via kapal selam sudah lazim di kawasan lepas pantai Pasifik, serta di Karibia yang merupakan wilayah kekuasaan Moreno Ricardo. Pada 2019, Penjaga Pantai AS merilis rekaman petugas menggerebek kapal selam yang mengangkut hampir satu ton kokain senilai $232 juta (Rp3,3 triliun) di lepas pantai Ekuador. Aparat tampak menggedor-gedor palka kapal selam dan memerintahkan agar segera berhenti.
Karier Moreno Ricardo mungkin telah berakhir, tapi industrinya akan terus bertahan. Para pengamat mengatakan, kapal selam semacam ini telah digunakan selama lebih dari 30 tahun. Dengan demikian, tidak heran jika ada pihak lain yang mengambil alih posisinya. Diperkirakan ada 70 kapal selam yang diciptakan untuk menyelundupkan narkoba di hutan Kolombia pada 2009. Biaya produksinya “hanya” menelan US$500 ribu (setara Rp7,1 miliar).
Kolombia telah menangkap sejumlah produsen narco sub dalam beberapa tahun terakhir. InSight Crime melaporkan sebanyak 31 kapal selam disita pada 2021 saja, bertambah delapan kapal dari tahun 2019. Pada 2018, pengusaha Kolombia Rodrigo Pineda dituduh memfasilitasi jaringan peredaran narkoba dengan kapal yang telah dimodifikasi menjadi semi kapal selam.
Tahun lalu, pengadilan AS menyatakan enam orang Kolombia bersalah atas tuduhan penyelundupan berton-ton kokain melalui kapal selam. “Para terdakwa merupakan bagian dari organisasi kriminal transnasional yang memberangkatkan semi kapal selam yang dapat bergerak sendiri, biasa disebut kapal selam narko, dari Kolombia menuju Samudra Pasifik, ditujukan untuk anggota Kartel Sinaloa di Oaxaca, Meksiko,” bunyi pernyataan Pengadilan Distrik Tengah Florida.