Sepanjang Maret hingga akhir Mei 2022, jutaan pasang mata mengamati jalannya sidang drama rumah tangga pesohor Johnny Depp dan Amber Heard. Kasus dugaan kekerasan domestik itu dianggap menjadi simbol masih kuatkah gaung gerakan #MeToo, karena kesaksian Amber Heard sebagai korban KDRT marak diserang oleh pengguna medsos. Kedua bintang Hollywood itu saling berbantahan di ruang sidang, sehingga kasusnya semakin viral, membuat publik menjadi terbelah dalam dua kubu.
Sejauh ini, kubu pendukung Depp jauh lebih aktif di medsos, dengan membuat berbagai meme serta potongan video dari suasana sidang yang mendiskreditkan Heard. Namun, seaktif apapun netizen mempengaruhi opini publik, keputusan akhir vonis ditentukan oleh tujuh orang juri di Pengadilan Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat.
Sidang sudah selesai menampilkan bukti dari dua belah pihak pada pekan lalu. Pembacaan vonis dijadwalkan berlangsung 31 Mei 2022, waktu AS.
Jika kalian selama ini termasuk yang cuma sambil lalu mengamati keriuhan medsos membahas kasus Depp vs Heard, tapi masih belum paham duduk persoalannya, artikel ini cocok untuk kalian baca. Kami merunut kronologi jalannya sidang ini sampai menjelang vonis.
Jadi kenapa mantan suami-istri pesohor ini sampai ribut?
Depp menggugat mantan istrinya, Amber Heard, dengan tuntutan ganti rugi senilai US$50 juta. Gugatan itu memakai pasal pencemaran nama baik, dipicu artikel opini Heard yang ditayangkan the Washington Post pada 2018, secara tidak langsung menuduh Depp kerap melakukan KDRT terhadapnya selama mereka menikah.
Heard memang tidak menulis nama Depp dalam artikel tersebut. Namun opininya dianggap pembaca otomatis merujuk pada aktor berusia 58 tahun itu. Pengacara Depp mengklaim karir klien mereka sebagai aktor dirugikan atas tayangnya artikel tersebut. Heard balas menggugat Depp dengan nominal US$100 juta atas kerugian imateriil akibat KDRT.
Jadi apa yang jadi dasar gugatan keduanya?
Depp menyatakan opini mantan istrinya membuat banyak perusahaan memutus kontrak, akibat citranya sebagai pelaku KDRT. Dia sendiri membantah, lantas menyatakan justru Heard yang kerap menyiksanya selama mereka menikah. Di sisi lain, Amber Heard tidak terima bila opini yang dia tulis dilabeli kubu Depp sebagai “hoax”. Aktris 36 tahun itu merasa punya bukti yang memadai bila terjadi kekerasan selama mereka menikah.
Pasangan aktor Hollywood itu menikah sepanjang kurun 2012-2016. Selama persidangan, kedua pihak menggambarkan diri masing-masing sebagai korban KDRT.
Ini tuh berarti kasus pidana atau perdata?
Jika mengacu pada gugatan awal yang diajukan tim pengacara Johnny Depp, maka kasus ini masuk kategori perdata di sistem hukum Negeri Paman Sam. Beban pembuktian opini di Washington Post itu merupakan pencemaran nama baik harus diajukan oleh kubu Depp.
Menurut para pengamat hukum, peluang Johnny Depp menang sebetulnya amat kecil. Andai Depp berhasil membuktikan bila opini terkait KDRT yang ditulis Heard memang tentang dirinya, maka juri tetap bisa memenangkan sang mantan istri bila pengacara Heard. Apalagi jika kubu Heard berhasil membuktikan pernah terjadi kekerasan yang menimpa klien mereka, bahkan meski hanya satu kali saja selama mereka kawin.
Dalam sidang sebelumnya yang berlangsung di pengadilan Britania Raya, Depp sudah kalah. Hakim pengadilan Inggris kala itu menyimpulkan Johnny Depp sudah pernah melakukan KDRT terhadap istrinya, sehingga artikel yang ditulis Heard tidak masuk pencemaran nama baik.
Kasus ini, bagi beberapa pihak, menggambarkan perubahan sikap publik terhadap pengakuan perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual. Di masa mencuatnya gerakan #MeToo, pengakuan korban otomatis dipercaya terlebih dulu sampai terbukti sebaliknya. Respons macam itu berhasil membuat pesohor cabul macam Harvey Weinstein dijebloskan ke penjara.
Kali ini, publik yang mendukung Depp melakukan kampanye sistematik untuk merusak citra Heard. Alhasil, ada asumsi kasus ini dapat menjadi simbol bahwa proses pengungkapan dugaan kekerasan seksual di masa mendatang tidak otomatis berpihak pada pengakuan pihak perempuan.
Sudah adakah prediksi putusan juri?
Di Amerika Serikat, vonis ditentukan oleh juri, bukan hakim. Juri kasus Depp vs Heard ini terdiri atas tujuh orang, lima lelaki serta dua perempuan. Saat ini tim juri fokus menelaah bukti-bukti yang disampaikan kedua kubu. Terutama, benarkah tuduhan KDRT ini merugikan salah satu pihak secara finansial, dan apakah opini tersebut berdasarkan fakta.
Juri lazimnya akan menentukan apakah penggugat memang layak diberi ganti rugi, plus berapa jumlahnya jika memang disetujui. Artinya, baik Depp maupun Heard bisa saja menang atas salah satu poin gugatan, namun kalah di poin yang lain. Kedua pihak juga bisa sama-sama mendapat ganti rugi untuk alasan berbeda.
Bukti apa saja yang sudah muncul selama sidang?
Pihak pengacara Depp maupun Heard menampilkan beragam bukti KDRT masing-masing. Hal itu mencakup rekaman suara, foto, video, surat, serta screenshot percakapan mereka lewat aplikasi pesan.
Dalam pertengkaran di aplikasi pesan, Depp sempat menyebut “bakal membakar Heard sampai jadi arang.” Sebaliknya, kubu Depp berhasil menampilkan bukti rekaman suara, saat Heard mengakui pernah coba melukai mantan suaminya. “Tapi aku tidak sampai memukulmu,” ujar Heard dalam rekaman tersebut.
Depp dan Heard pernah bertengkar amat hebat di Australia pada 2015. Dalam kisruh kala itu, sempat ada pecahan botol serta gelas yang digunakan kedua pihak untuk menyerang satu sama lain.
Kenapa sidang kasus ini berlangsung di Virginia?
Alasannya, karena opini Amber Heard ditayangkan oleh divisi online The Washington Post. Redaksi online media kenamaan AS itu servernya berada di Fairfax County, Virginia. Itu yang menjadi dasar tim pengacara Depp mengajukan gugatan di sini.
Ada pula alasan lain, karena Virginia merupakan negara bagian di AS yang masih menoleransi pasal pencemaran nama baik, yang lazimnya dipakai untuk mengintimidasi. Kubu Heard sempat mendesak sidang dipindah di California, yang hakim-hakimnya terkenal tidak terlalu mendukung pemakaian pasal pencemaran nama baik. When can we expect a verdict?
Terakhir, kenapa sih banyak orang peduli sama sengketa pribadi ini?
Salah satu faktor yang membuat kasus Depp vs Heard jadi konsumsi publik adalah proses sidangnya disiarkan via livestreaming. Alhasil, jutaan orang dari berbagai negara menjadikan sidang ini semacam hiburan, mirip seperti yang terjadi di Indonesia ketika terjadi pengadilan “kasus kopi sianida” menewaskan Wayan Mirna Salihin.
Kasus Depp vs Heard makin viral, karena banyak kreator di bermacam platform medsos menjadikan sidang mereka sebagai topik konten, baik untuk pro maupun kontra terhadap salah satu kubu. Kalian bisa dengan mudah melihat video analisis kasus dugaan KDRT ini di Instagram, TikTok, hingga Twitter. Untuk saat ini, mayoritas dukungan netizen mengarah pada Johnny Depp, menganggapnya sebagai korban KDRT yang sesungguhnya.
Terlepas dari apapun putusan juri nantinya, Heard sudah kalah di ruang publik. Medsos sudah memojokkan aktris tersebut seakan-akan dialah yang berbohong. Bahkan, akibat sorotan publik selama sidang, Heard sempat akan dikeluarkan dari daftar pemeran Aquaman 2 yang diproduksi Warner Bros.
Pengamat kasus-kasus kekerasan seksual mengkhawatirkan dampak negatif lain dari besarnya sorotan publik terhadap kasus Depp vs Heard. Korban kekerasan seksual bisa jadi akan semakin menjadi takut bersuara, sebab mereka khawatir bisa mengalami penghinaan massal seperti yang dialami Heard selama sekian bulan terakhir di dunia maya.
Follow Anya Zoledziowski di Twitter.