Akui saja, menjadi orang cakep punya banyak keuntungan, apalagi kalau kamu terlahir dengan fisik yang sempurna. Orang-orang cenderung baik dan ramah padamu bila parasmu rupawan, yang artinya hidup kamu pun terasa lebih adil dan menyenangkan. Tak hanya itu saja, mereka langsung berasumsi orang cakep pasti memiliki berbagai sifat positif lainnya, seperti cerdas, berbakat, supel dan pintar menjaga diri.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari tahu kenapa penampilan atraktif sering dikaitkan dengan nilai moral yang bagus pula. Temuan menunjukkan ada bagian-bagian otak yang mengatur cara kita menilai seseorang ketika melihat wajah mereka.
“Orang atraktif memperoleh sumber daya dan keberhasilan reproduktif yang lebih besar jika dibandingkan dengan orang yang parasnya biasa-biasa saja,” demikian menurut studi yang dipublikasikan pada 2019. Sementara itu, dalam studi yang terbit 2009 lalu, 284 peserta diminta menentukan seberapa menarik dan menyenangkan seseorang, serta seberapa besar sifat amanah mereka berdasarkan foto-foto yang telah disediakan. Hasil penelitian menemukan orang berwajah menarik dinilai lebih bisa dipercaya daripada mereka yang kurang cantik atau ganteng.
Judy Ho, ahli saraf klinis dan forensik di California, menerangkan, ada alasan evolusi yang mendorong munculnya ‘beauty privilege’, alias pandangan bias terhadap orang yang elok rupanya. “Bentuk wajah simetris terlihat lebih menarik, dan simetri umumnya berkorelasi dengan kekuatan biologis,” terangnya.
Dengan kata lain, ada faktor tertentu dari wajah simetris yang dapat menandakan gen pemiliknya lebih kuat dan sehat. Maka dari itu, tak mengherankan jika orang lebih mendambakan gen ini.
Kemudian ada Efek Halo, bias kognitif yang memengaruhi penilaian seseorang atas kesan pertama mereka terhadap orang lain.
“Ketika kamu mengenali satu sifat positif pada diri seseorang, kamu secara otomatis mengasosiasikannya dengan banyak sifat bagus lainnya,” Ho menjelaskan. “Dan biasanya, tampang yang pertama kali dilihat.” Itulah sebabnya orang cakep cenderung dianggap lebih pintar, keren dan hebat.
Namun, Ho juga menunjukkan penampilan atraktif bisa menimbulkan penilaian kurang menyenangkan. Kita sudah sering melihat betapa seringnya perempuan cantik dipandang sebelah mata, bahwa mereka pasti berotak dangkal karena lebih mementingkan penampilan.
Pada dasarnya, manusia mengelompokkan sifat-sifat positif sebagai cara memahami dunia. Menurut Ho, orang membuat asumsi karena otak selalu mencari jalan pintas untuk memahami keadaan di sekitar mereka. “Saat melihat orang cakep, orang akan langsung berpikir mereka juga baik hati, supel dan populer.”
Padahal kenyataannya tak melulu begitu. Tak semua cewek cantik rendah hati, atau cowok ganteng lebih bugar dan berbakat. Ekspektasi yang tinggi terhadap orang atraktif akhirnya mendorong banyak dari mereka untuk memenuhi harapan.
“Kami menemukan, ketika orang dianggap memiliki keunggulan tertentu, mereka akan mengasah keterampilan tersebut,” ujar Ho.
Mari ambil contoh anak perempuan yang sudah “cantik” dari lahir. Mereka biasanya menjadi anak kesayangan orang tua, punya banyak teman dan disukai para guru. Karena sering menjadi pusat perhatian, anak itu mungkin tumbuh sebagai sosok yang lebih percaya diri dan mudah bergaul.
“Perhatian ini membuat mereka memandang diri secara lebih positif, sehingga akhirnya mereka menjadi lebih percaya diri dan mengembangkan keterampilan lain yang mampu meningkatkan pandangan positif tersebut,” lanjutnya.
Lain halnya dengan orang yang mengubah penampilan agar terlihat lebih menarik. Mereka bisa melihat betapa berbedanya cara orang memperlakukan mereka saat “masih jelek” dan setelah glow up. Kisah semacam ini bahkan sudah sering diangkat ke layar lebar, seperti Rara (Jessica Mila) dalam film Imperfect yang mendadak jadi idola di kantor setelah melangsingkan badan dan memutihkan kulit. Rekan kerja yang dulu mencemooh penampilan Rara, tiba-tiba bersikap ramah dan mengajaknya berteman.
“Kamu selalu salah di mata orang saat mukamu jelek. Mereka tidak suka melihatmu,” kata seorang pengguna TikTok. “Tapi kalau kamu atraktif, orang pasti akan memaklumi perbuatanmu.”
Laki-laki pun bisa merasakan beauty privilege. Perempuan cenderung lebih ramah dan baik pada cowok ganteng. Pengguna TikTok satu ini, misalnya, mulai didekati kaum hawa setelah menurunkan berat badan dan terlihat lebih “fit”. Mungkin karena ini alasannya tak sedikit perempuan naksir Ted Bundy, meski mereka tahu dia telah membunuh banyak perempuan dengan sadis.
Segala kemudahan yang dinikmati orang cakep sebetulnya bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih baik, dan menciptakan peluang bagus untuk orang lain. Tapi sayangnya, itu baru bisa terwujud apabila mereka sadar penampilan menjadi salah satu faktor utama orang-orang baik kepada mereka.
“Pikirkan apa yang bisa kamu manfaatkan untuk meningkatkan kehidupan orang lain, atau mereka-mereka yang tidak mendapatkan apa yang kamu peroleh,” Ho menerangkan.
Tapi sayangnya, tak jarang orang justru merasa mereka berhak mendapat perhatian dan bertingkah sesuka hatinya. “Orang-orang seperti ini dapat menciptakan masalah saat berhubungan dengan orang lain,” tutur Ho. “Mereka mungkin suka gonta-ganti pekerjaan karena tidak mau mendengarkan sesama rekan kerjanya.”
Follow Romano Santos di Instagram.