Hewan pengerat terbesar di dunia, kapibara, paham betul betapa nikmatnya berendam air panas.
Berasal dari Amerika Selatan, hewan mirip marmut ini sering bermalas-malasan di kolam air panas yang tersedia di kebun binatang seluruh Jepang. Karena kebiasaan inilah kapibara terkenal ke seluruh dunia.
Baru-baru ini, sejumlah ilmuwan di Jepang membuktikan hewan tersebut memang sangat menikmati waktu berendamnya, serta menunjukkan kolam air panas dapat memperbaiki kondisi kulit kapibara.
Profesor zoologi Tohru Kimura di Universitas Yamaguchi dan mahasiswanya Kengo Inaka mengamati sikap sembilan ekor kapibara berusia antara 2-12 saat mandi untuk mengukur seberapa “nyaman” hewan tersebut di dalam air. Selama tiga minggu, kapibara berendam 30 menit setiap harinya dalam air bersuhu 35 derajat Celsius.
“Hanya sedikit binatang yang benar-benar terlihat menikmati waktu mandinya,” Kimura menjelaskan alasannya memilih kapibara sebagai subjek penelitian.
Hewan semi-akuatik ini umum ditemukan di dekat perairan, yang memudahkan peneliti untuk mengukur reaksi kapibara terhadap aktivitas berendam di air panas. Kimura menambahkan, perenang ahli ini berasal dari Amerika Selatan yang beriklim hangat, sehingga kapibara menyelami sumber air panas untuk mendapatkan kehangatan selama musim dingin di Jepang.
Peneliti mempelajari ekspresi wajah kapibara untuk mengukur tingkat kenyamanan. Mereka mengambil ratusan foto hewan selama musim panas dan dingin, lalu membagi skala kenyamanan menjadi tiga kategori: calm at baseline (tenang di awal), moderately comfortable (cukup nyaman) dan obviously comfortable (sangat nyaman).
Mata lebar dan telinga menghadap ke depan menandakan kapibara merasa tidak nyaman. Sementara itu, mata tertutup dengan telinga tertarik ke belakang dan melebar ke samping menunjukkan hewan pengerat merasakan kenyamanan yang luar biasa.
Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan signifikan dalam hal seberapa nyaman kapibara sebelum dan selama mandi, seperti yang terlihat dari seberapa besar matanya terbuka. Selama berendam, kelopak matanya akan tertutup seolah-olah sedang tidur. Di sisi lain, tak ada perbedaan signifikan pada bentuk telinga kapibara, selain sedikit melebar ke samping saat berendam.
Peneliti juga mengukur seberapa halus dan mengilap kulitnya setelah berendam secara konsisten. Pasalnya, kulit kapibara yang halus akan menjadi kering hingga bersisik selama musim dingin.
Kimura mengukur kadar air pada kulit kapibara menggunakan instrumen Jerman Corneometer, yang dapat menunjukkan kadar hidrasi lapisan superfisial kulit. Dia menemukan kelembapan kulit menurun selama musim dingin.
Aktivitas mandi selama 21 hari terbukti menjaga kelembapan kulit kapibara, menyimpulkan mata air panas memiliki manfaat dermatologis bagi hewan pengerat.
Kimura tertarik memperluas cakupan pengujiannya pada manusia, tapi kapibara dianggap sebagai subjek penelitian yang jauh lebih objektif. “Kapibara anteng dan sangat ramah. Hewan ini hampir terasa seperti teman,” tuturnya.
Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.