Liputan4.com, Banjarmasin-hari sabtu tanggal 12 Juni 2021 IAI Wilayah Kalsel menyelenggarakan Program Pendidikan Lanjutan (PPL) dengan 6 SKP yaitu Webinar Nasional secara daring mengambil tema “ Arah Pendidikan Profesi Akuntansi di Era Digitalisasi “ yang diikuti sebanyak 314 peserta dari seluruh Indonesia.
Webinar ini merupakan rangkaian kegiatan dari Pelantikan Pengurus IAI Wilayah Kalsel, Webinar tersebut di moderator oleh Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi “ Rawintan Endas Binti, M.Com., MTQM (Hons)., AK., CA dengan Narasumber (1) pertama Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA yang merupakan Dewan Pengurus Nasional IAI sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjajaran Bandung menyampaikan materi Arah Pendidikan Profesi Akuntansi di Era Digitalisasi.
Prof. Nunuy memaparkan bahwasanya tahapan revolusi industry dari masa kemasa mengalamai perkembangan sangat pesat hingga merubah pola perilaku ekonomi di dunia saat ini karena dengan kecanggihan digital telah merubah interaksi dan transaksi yang mengancam profesi akuntan namun terdapat peluang pula bagi profesi akuntan hal ini yang harus dirubah kurikulum dari program Pendidikan profesi akuntansi dimasa sekarang.
Ditambahkan Prof. Nunui, Peluang dan Kesempatan akuntan dimasa sekarang adalah : Akuntan tidak perlu menjadi seorang analis sistem computer atau mengimplementasikan perhitungan matematis, Akuntan perlu melengkapi diri dengan kompetensi analisis data, akuntan perlu bekerjasama dengan kecerdasan buatan (Artificial intillegence), Akuntan dapat menjadi Katlis antara pihak ahli tekhnologi dengan pimpinan perusahaan.
Prof. Nunui menyampaikan pula untuk Akuntan Publik / Kantor Jasa Akuntan dan Perusahaan harus : Menilai dan memprioritaskan berbagai tugas – tugas yang dapat diotomatisasi, Identifikasi area – area yang dapat dikurangi tugas fisik dan digantikan dengan teknologi, Meningkatkan keahlian analisis data dan literasi teknologi, Mengembangkan cara baru untuk melakukan analisis dan juga presentasi data, memanfaatkan teknologi
Sementara itu bagi Praktisi AKuntansi Prof. Nunui menekankan : Mengembangkan mindset analisis data, Mengembangkan keahlian analitikal dan komunikasi di era digital, Mengembangkan keahlian berpikir kritis, Mengembangkan keahlian berpikir / manajemen strategis, Mengembangkan keahlian manajemen risiko, Fokus kepada inovasi dan manajemen perubahan, Pertimbangkan untuk memperoleh sertifikasi profesi.
Ditambahkan lagi oleh beliau yang harus disiapkan Pendidikan Akuntansi adalah : Apakah kurikulum sekolah/prodi saya telah mendukung pengembangan keahlian dan pengetahuan terkini?, Apakah kurikulum saya telah membekali akuntan dengan pemahaman perkembangan bisnis terkini?, Apakah kurikulum saya telah mendukung adanya peningkatan keahlian berbasis teknologi?, Apakah kurikulum saya telah mendukung pengajaran etika, terutama etika dalam teknologi informasi?, Apakah kurikulum telah memuat pengembangan untuk interpersonal and communication skill?
Terakhir Prof. Nunui memberikan pertanyaan kepada Tenaga Pendidik Akuntansi : Apakah kurikulum saya telah mendukung penciptaan dari higher-order learning skills? (Skill pembelajaran yang detail dan komprehensif), Apakah kurikulum sudah dirancang untuk dapat memberikan pengetahuan dan keahlian yang terintegrasi?, Apakah model bisnis dan juga mata kuliah di prodi saya telah menyesuaikan dengan perubahan yang ada pada profesi akuntansi?
Sementara itu Sebagai Narasumber ke (2) dua adalah Syaiful Ali, MIS., Ph.D., CA. merupakan Dosen tetap Departemen Akuntansi FEB Universitas Gajah Mada dan sekaligus Direktur Keuangan UGM serta Anggota Dewan Sertifikasi Akuntan Profesional (DSAP) IAI memaparkan masa depan profesi akuntan, Syaiful menyampaikan bahwasanya Tekhnologi Informasi diperlukan lebih mendalam dipelajari oleh profesi akuntan karena dari hasil survey pada Akuntan Pendidik di Indonesia (2019) terhadap tingkat pengetahuan terhadap Revolusi 4.0 sebanyak 46,70 % menjawab Berpengatuan, sedangkan pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap Prodi/Kurikulum S1 Akuntansi menjawab 43,10 % Berpengaruh selanjutnya 77 % responden menyatakan teknologi Revolusi Industri 4.0 Berpengaruh terhadap prodi/Kurikulum S1 Akuntansi, 27 % responden menyatakan telah mengintengrasikan materi teknologi Revolusi Industri 4.0 dalam kurikulum prodi S1 Akuntansi, 63 % belum mengintegrasikan materi tersebut dan ada gap antara kesadaran dan Tindakan.
Oleh karana itu akuntan perlu meningkatkan kompetensi dengan sertifikasi profesi dengan tujuan untuk memastikan kompetensi seseoran yang didapatkan melalui ujian sertifikasi profesi maupun pengalaman kerja, sertifikasi diberikan oleh organisasi/asosiasi profesi yang mengetahui dengan pasti suatu kompetensi professional dalam bidang tertentu, dan sertifikasi memberikan jaminan bahwa orang yang menyandangnya telah mendapatkan kompetensi tertentu.
Terakhir Syaiful menyimpulkan :
• Bagi Fakultas/Departemen : Leadership dari pimpinan fakultas/department sangatlah krusial dalam mengantisipasi potensi dampak revolusi industri 4.0 terhadap pendidikan S1 akuntansi di Indonesia.
• Bagi Dosen : Dosen akuntansi harusmampu untuk terus meng-update pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Dosen diharapkan mampu mengintegrasikan materi-materi RI 4.0 dalam mata kuliah yang ada dan juga mata kuliah baru yang dibuat untuk me-respon tantangan dari RI 4.0.
• Bagi Akuntan : Agar terus relevan bagi industry, akuntan harus terus meng-update pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.
• Bagi Mahasiswa : Mahasiswa harus terus mengikuti perkembangan teknologi yang ada, terkait RI 4.0 dan secara proaktifmenyiapkan diri menghadapi tantangan yang ada.
Berita dengan Judul: IAI Wilayah Kalsel Adakan Webinar Nasional Secara Daring, Tema “ ARAH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI DI ERA DIGITALISASI ” pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Tornado