KUPANG – Puncak Perayaan Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2021 akan digelar pada tanggal 22-24 November di Pantai Lasiana, Kota Kupang. Kegaiatan ini akan dihadiri tamu dari luar daerah NTT yang berpeluang dapat meningkatkan ekonomi bagi masyarakat NTT, terlebih di sekitaran kota Kupang.
Demikian yang disampaiakan Kepala Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT), Ir. Arief Mahmud pada acara Temu Media Kepala Balai Besar KSDA NTT, Bincang-Bincang Sekitar Hari Konservasi Alam Nasional Tahun 2021 yang bertempat di Kawasan Wisata Pantai Lasiana, Jumat (19/11/21) sore.
Arief Mahmud pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa HKAN akan dilaksanakan selama 3 hari dan hari pertama dibuka oleh Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) pada hari pertama yang didampingi oleh Gubernur NTT. Kemudian pada puncak acara hari ketiga oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
”Acara Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional ini akan pada hari pertama, tanggal 22 November dibuka oleh Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem yang dihadiri Gubernur NTT . Lalu pada hari puncak, 24 November hadir Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sekaligus menutup acara HKAN 2021,” ujarnya.
HKAN menurut Kepala BBKSDA NTT telah beberapa kali dirayakan dengan tempat peringatannya berbeda-beda dan kali ini di NTT.
”Perayaan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional telah beberapa kali dirayakan, seperti pernah di rayakan di Bontang- Kalimantan tahun 2020, Batam-Kepulauan Riau tahun 2019, Hangkuku-Sulawesi Utara tahun 2018, dan daerah lainnya lagi. Sekarang tahun 2021 di Kupang-NTT,” cerita Arief.
Perayaan HKAN sebenarnya pada bulan Agustus karena setiap tanggal 10 Agustus adalah Hari Peringatannya, HKAN, tetapi kondisi pandemi Covid-19 yang meresahkan, maka di NTT tunda ke tanggal 22-24 November 2021.
Menurut Kepala BBKSDA NTT yang belum lama ini menjabat, perayaan HKAN juga bersamaan dengan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, disamping itu termasuk Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam.
Momen ini pun bermaksud meningkatkan Kecintaan terhadap Alam dan Budaya Nusantara. Alam dan budaya itu dua unsur yang saling terkait yang perlu mendapat perhatian dalam dunia dewasa ini.
”Alam dan budaya NTT ini perlu mendapat perhatian serius. Karena ada banyak potensi yang menarik dan berpeluang besar untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Kita di NTT banyak kearifan lokal yang menjadi aset ekonomis di dunia pariwisata. Ini yang harus kita lestarikan,” sebutnya.
Arief Mahmud pun sedikit menggelitik, bahwa orang NTT setelah menghadapi persoalan baru sadar apa yang harus dilakukannya.
”Tanpa disadari kita ini hidup dari jasa alam. Jasa energi, jasa udara, jasa air dan jasa sumber lainnya. Air bagi kita di NTT menjadi sesuatu yang langkah dan mahal. Walaupun sekarang musim hujan tetapi air tetap menjadi mahal untuk diperoleh. Beda dengan daerah lain, seperti Kalimantan saat sekarang tentu akses jalan penuh dengan air. Karena hutannya yang ada. Kita di NTT banyak kawasan hutan potensial yang bermanfaat bagi masyarakat kelihatan terancam, dan juga mempengaruhi habitat pontesial lainnya seperti berbagai jenis satwa atau hewan yang ada,” ujarnya.
Beliau juga menambahkan, ada tanaman hutan itu juga berkaitan dengan kearifan lokal seperti hutan religius sebagai tempat khusus yang perlu dilestarikan. Ada tanaman hutan yang bisa mendukung budaya masyarakat, seperti penyedia zat pewarna bagi produksi kain tenun ikat yang punya harga jual sangat tinggi yang dapat membantu masyarakat.
Dalam hal tenun ikat ia memberikan penekanan motivasi luar biasa. Arief mengakui bahwa tenun ikat yang mempunyai banyak motif di Indonesia hanya terdapat di NTT.
”Tenun ikat yang punya banyak motif di Indonesia satu-satunya hanya di NTT. Daerah lain tidak ada seperti di sini, setiap kabupaten, kota memiliki motif tersendiri dan banyak jenisnya. Ini yang punya nilai ekonomis yang tinggi. Apalagi kalau pewarnanya dari tanaman hutan, walaupun hasil produksi, warnanya kurang terang dibanding dengan zat pewarna kimia dari toko, justru disitulah harganya jauh lebih mahal, ” tukasnya dengan nada memotivasi masyarakat untuk lestarikan tanaman pewarna yang merupakan bagian dari upaya konservasi terhadap sumber daya alam NTT.
Kepala BBKSDA itu juga melirik potensi alam lain yang unik di NTT adalah tanaman bonsai. Sehingga menurutnya pada acara ini diundang pula Komunitas Bonsai (KoBoI) Kota Kupang.
”Dalam acara HKAN kita undang pula Komunitas Bonsai Kota Kupang, Koboi. NTT alamnya unik, ada tanaman Bonsai yang tumbuh secara alamiah. Ini juga punya daya tarik tersendiri yang bisa mendukung dunia pariwisata kita dan memiliki harga yang mahal. Kita hadirkan Koboi supaya mereka bisa promosikan tanaman bonsai, supaya diketahui bahwa NTT potensi alam yang luar biasa memiliki tanaman ini tanpa terlalu banyak butuh sentuhan tangan manusia, alam menyediakannya,” kata Arief.
Berita dengan Judul: HKAN 2021 Berdampak Ekonomi bagi Masyarakat NTT pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : ris