JAKARTA, Liputan4.com | Menurut Neneng Aryani, produk hasil hutan kayu inilah yang sekarang kita tampilkan untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi sekarang masyarakat itu kita upayakan supaya tidak menjadi penonton tetapi menjadi pemain didalam kawasan hutan.
Mereka juga mulai berproduksi diberikan akses legal untuk berusaha dihutan tetapi dengan tetap menjaga kelestarian hutan seperti itu sekarang arahannya.
Kemudian, tambahnya, penanam hutan kembali oleh masyarakat, masyarakat juga mulai berhak mendapatkan income dari situ juga sekarang trendnya kearah sana.
Malah sebaliknya kata Neneng, untuk sekarang funiture tidak terlalu trend sekarang kuranglah sadar dulu funiture masih gencar sekarang ada tetapi karena bayer-bayer kita itu funiture itu sekarang harus ada yang namanya ilegalnya.
Jadi tidak boleh lagi berasal dari akses-akses ilegalloging tapi semuanya harus berasal dari akses yang ilegal tapi harus ada perijinan dari Kementerian Kehutanan.
Apalagi Bayer luar negeri itu memang menuntut sekali ada akses ilegalnya mereka tidak mau beli kalau produk kayu kita itu tidak diketahui dari sumber yang ilegal, ungkapnya.
Sambungnya lagi, tapi memang UKM (Usaha Kecil Menengah) hasil hutan kayu baru beberapa tahun ini trend sekali. Jadi covid ini memang juga ada pengaruh untuk permintaan-permintaan yang sejenis-sejenis yang bukan makanan dan sebagainya memang berpengaruh terhadap UKM kita.
Tetapi tetap UKM ini lebih lumayan dari pada produk-produk kayu yang agak mahal. Trendnya UMK atau kelompok-kelompok tani atau kelompok usaha produktif, tegasnya.
Harapan kedepannya dijelaskan Neneng, mungkin pemerintah bisa makin mensport untuk masyarakat ini semakin naik penghasilannya kalau perlu mereka bisa go internasional untuk eksport itu yang memang kita arahkan kesana.
Makanya kita banyak-banyak pelatihan seperti buat sedotan dari rumput kayu bukan dari plastik, ada madu, ada minuman saramunti dan sebagainya. Kita mengarah ke furniture tidak lagi memakai plastik.
Sementara supaya bisa go internasional kita yang paling diutamakan meningkatkan dulu SDM nya didaerah kita masih lemah. Jadi ada peningkatan kapasitas SDM dan perangkat daerahnya juga pegawainya-pegawainya dan juga masyarakatnya.
Kemudian kolaborasi antar pihak sekarang dengan perdagangan dengan bea cukai dan sebagainya itu kerjasama. Disamping itu juga ada pelatihan-pelatihan buat masyarakat itu yang duluan karena walaupun kita kasih bantuan apapun kalau masyarakat nggak bisa mengelolanya, papar Neneng.
(Doli)
Berita dengan Judul: Hasil Hutan Kayu UKM Sekarang Ini Lagi Trend pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Fredi Andi Baso