Sam Bankman-Fried, co-founder sekaligus bekas CEO bursa kripto FTX akhirnya mau bicara dengan media, sebulan setelah bisnisnya ambruk total. Saat diwawancarai Axios, dia mengaku hartanya nyaris amblas, menyisakan sekitar US$100 ribu saja (setara Rp1,5 miliar). Jumlah itu terasa masih besar, tapi jangan sampai lupa, di masa jayanya Bankman-Fried ditaksir memiliki kekayaan bersih senilai US$27 miliar (setara Rp41 triliun).
“Malah kalau bisa menyebut nilai aset saya jadi ‘negatif’, maka saya pikir istilah itu lebih menggambarkan,” kata Bankman-Fried saat ditanya wartawan apakah dia masih memiliki kekayaan selepas jatuhnya FTX. “Angka [US$100 ribu] itu perkiraan paling optimis, kalau saya tidak salah ingat terakhir memeriksa rekening di bank.”
Bankman-Fried mengaku mayoritas kekayaannya terkait dengan aset kripto yang dikelola FTX. Karena bisnisnya hancur, maka nilai dari aset itu, menurutnya, nyaris ikut tak tersisa.
FTX, menurut pengakuan Bankman-Fried, ambruk karena kesalahan manajemen dalam mengelola investasi dan aset. Namun, di mata investor serta pengamat bursa, ada dugaan pencucian uang serta penipuan yang dilakukan oleh Bankman-Fried. Pengusaha kripto berusia 30 tahun itu diduga terlalu liar memanfaatkan anak usahanya mendanai proyek-proyek kripto bodong menggunakan duit investor. Berdasar penyelidikan awal akuntan publik yang disewa CEO baru FTX, John J. Ray III, ada temuan pemalsuan catatan pembukuan, alur kas yang tidak transparan, serta upaya mengibuli investor.
“Seumur hidup, setelah kasus bangkrutnya Enron, baru kali ini saya melihat perusahaan besar gagal melakukan pengelolaan keuangan mendasar separah FTX,” ujar John J. Ray III dalam dokumen pengadilan. John ditunjuk menjadi CEO menggantikan Sam Bankman-Fried atas permintaan para kapital ventura yang mendanai FTX. “Tidak ada data-data keuangan yang sepenuhnya bisa dipercaya dari pembukuan FTX,” imbuh John.
Tak lama setelah FTX mengajukan permohonan pailit ke pengadilan Amerika Serikat, majalah Bloomberg segera mencoret Sam Bankman-Fried dari daftar miliarder. Meski begitu, Sam ditengarai masih memiliki aset bernilai, dalam bentuk kepemilikan 7,4 persen saham di aplikasi trading saham Robin Hood. Kalaupun saham itu cukup bernilai, pengamat menyatakan pengadilan bisa menyitanya untuk ganti rugi investor yang duitnya dipakai secara serampangan oleh FTX.
Bankman-Fried sampai artikel ini ditulis masih tinggal di Kepulauan Bahama, salah satu surga pajak terkemuka dunia. Di sana dia dilaporkan membeli banyak rumah dan tanah hingga puluhan hektar.
Sam sepekan terakhir mulai rajin membuat pernyataan di media untuk mengesankan bahwa kebangkrutan FTX murni akibat kegagalan bisnis, bukan karena dia berniat menipu investor kripto. Dia juga mengaku tidak pernah belajar coding, serta meminta maaf karena teledor dalam mengawasi perilaku investasi anak buahnya.