Liputan 4.com – Banjarmasin.
Harga batubara dunia dikabarkan melonjak 202 persen sejak awal 2021 hingga sempat menembus USD (Dolar Amerika Serikat) 238,30 per ton. Begitupula, minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) turut tergerek hingga mencapai USD 1.100 per ton atau melesat 56 persen sejak awal tahun ini.
Apakahkondisi itu berkelindan dengan industri ekstraktif di Kalimantan Selatan? Berdasar data Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan per Agustus 2021, disebutkan komoditas batubara dengan negara tujuan ekspor memang meningkat tajam.
Total nilai ekspor Kalsel untuk komoditas batubara mencapai 9.732.504.887 kilogram (netto) senilai USD 635.354.022. Negara tujuan ekspor batubara Kalsel masih didominasi China (Tiongkok) sebesar 5.970.085 ton metrik senilai USD 635.354.022. Disusul, Filipina dengan 530.753 ton (USD 47,3 juta lebih), Korea Selatan 720 juta ton lebih (USD 46,8 juta), India (742 juta ton/USD 45,2 juta lebih), Jepang (417 juta ton lebih/USD 35,4 juta lebih).
Kemudian, Malaysia sebagai negara tujuan ekspor ‘emas hitam’ Kalsel dengan nilai ekspor 330,8 juta ton atau USD 31,5 juta lebih, Vietnam (287,3 juta ton) senilai USD 18,8 juta. Berikutnya, Thailand dengan total ekspor 218,9 juta ton senilai USD 14,8 juta. Terakhir, Pakistan dengan nilai USD 12,7 juta dari volume ekspor mencapai 114,7 juta ton lebih.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantantan Selatan Birhasani mengatakan berdasar rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, neraca perdagangan pada Agustus 2021 terutama ekspor barang asal Kalimantan Selatan mencapai USD 888,14 juta atau naik sebesar 24,71 persen dibanding nilai ekspor pada Juli 2021 senilai USD 712,16 juta.
“Jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Agustus 2020 yang mencapai USD 340,25 juta. Maka, nilai ekspor bulan Agustus 2021 ini naik sebesar 161,03 persen,” ucap Birhasani, Selasa (12/10/2021)
Ia mengungkapkan adapun kelompok komoditas barang berdasarkan HS 2 digit yang paling banyak diekspor adalah kelompok bahan bakar mineral-khususnya batubara (HS 27) sebesar USD 634 juta dan negara tujuan ekspor terbesar adalah Tiongkok dengan nilai USD 410,93 juta.“ Dari nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 24,05 persen dibanding ekspor bulan Juli 2021 lalu,” beber Birhasani.
Menurut dia, dibandingkan nilai impor Kalimantan Selatan pada Agustus 2021 mencapai USD 51,07 juta. Ia menjelaskan nilai ini mengalami kenaikan sebesar 96,23 persen dibanding nilai impor tercatat pada Juli 2021 yang mencapai USD 26,02 juta. “Bila dibandingkan dengan nilai impor bulan Agustus 2020 yang mencapai US$23,93 juta, maka nilai impor bulan Agustus 2021 ini naik sebesar 113,43 persen,” papar Birhasani.
Sementara itu, Birhasani mengungkapkan komoditas barang berdasarkan HS 2 digit yang paling banyak diimpor adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27) sebesar USD 47,55 juta. Adapun negara asal impor dengan nilai terbesar adalah Singapura sebesar USD 25,28 juta.
“Jadi, neraca perdagangan ekspor impor Kalimantan Selatan bulan Agustus 2021 surplus USD 837,08 juta,” imbuhnya.(Liputan 4.com)
Berita dengan Judul: Harga Batubara Dunia Melonjak Menjadi 202 Persen, Nilai Ekspor Kalsel Ikut Naik Drastis pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Irwan Saputra