Berita  

Hanya di Momen Ini, Umat Sunni-Syiah Mau Beribadah Bersama

hanya-di-momen-ini,-umat-sunni-syiah-mau-beribadah-bersama

Umat Muslim di Pakistan berbondong-bondong memadati kota Jhang, yang namanya diambil dari tokoh Sufi Shah Jeewna di abad ke-14, untuk merayakan hari Asyura yang jatuh pada 9 Agustus 2022. Mereka memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad, Hussein bin Ali bin Abi Thalib, dalam perang Karbala pada tahun 61 Hijriah (680 M dalam kalender Masehi).

Perayaan Asyura bertepatan pada 10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Ini hari di mana Hussein dan seluruh pengikutnya tewas dibunuh karena tidak mau mengakui Yazid ibn Muawiyah sebagai khalifah keenam.


Perayaan Asyura, Shah Jeewna, Pakistan
Umat Muslim berkumpul di samping nisan bambu Ta’ziah sebelum acara dimulai.

Momen sakral ini dirayakan setiap tahunnya oleh 400 juta pemeluk mazhab Syiah di seluruh dunia. Berpakaian serba hitam, para peziarah menangis sambil memukuli dada penuh penyesalan. Selama ritual berlangsung, sejumlah orang terlihat mencambuk diri pakai pedang atau rantai, sedangkan lainnya tampak menggotong replika peti mati dan nisan.

Perayaan Asyura, Shah Jeewna, Pakistan
Peziarah menggotong Ta’ziah atau replika nisan di sepanjang jalan sempit Shah Jeewna, Pakistan pada 9 Agustus 2022.

Yang unik dari tradisi di Shah Jeewna adalah ritualnya digelar bersama-sama oleh Sunni dan Syiah, dua kelompok yang terkenal saling bertentangan dalam pemahamannya soal ajaran agama Islam.

“Walau mazhab kami berbeda, kepercayaan kami terhadap Shah Jeewna mampu meruntuhkan segala perbedaan dan menciptakan keharmonisan yang jarang terjadi,” terang peziarah bernama Syed Hussain Ali Shah kepada VICE World News.

Perayaan Asyura, Shah Jeewna, Pakistan
Anak perempuan melepas dahaga di tengah teriknya matahari.

Aliran Islam mulai terpecah setelah wafatnya Rasulullah SAW pada 632 Masehi. Kelompok Syiah berpendapat menantu Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib, lebih cocok menjadi penerus kekhalifahannya, sedangkan aliran Sunni punya pandangan lain. Di Shah Jeewna, hari Asyura menjadi momen langka kedua kelompok melupakan konflik bersejarah mereka.

Perayaan Asyura, Shah Jeewna, Pakistan
Para peziarah bersama-sama menggotong Ta’ziah.

Upacara berkabung ini sebetulnya pernah dirayakan bersama di kota-kota yang mendukung Sufi di India dan Pakistan berabad-abad lalu, tapi itu sekarang menjadi pemandangan langka. Hanya umat Muslim di Shah Jeewna yang sukses melestarikan tradisinya, terlepas dari kenyataan ada kelompok militan anti-Syiah yang beroperasi di provinsi Punjab.

“Pernah terjadi sekali pada 90-an, kerabat jauh saya diserang kelompok anti-Syiah,” ungkap Shah.

Bersama peziarah lainnya, Shah menggotong nisan bambu Ta’ziah dan alam, benda penuh ukiran yang terbuat dari logam berat, di sepanjang jalan sebagai bentuk mengenang tragedi kelam.

Perayaan Asyura, Shah Jeewna, Pakistan
Para peziarah menggotong Ta’ziah.

“Yang paling mengesankan yaitu [umat Islam] di Shah Jeewna mampu mempertahankan tradisi Asyura yang telah berlangsung selama berabad-abad. Ini momen Muharram yang paling terorganisir,” kata Shah. “Ada satu keluarga dari desa lain yang datang ke Shah Jeewna setiap tahun untuk membaca noha (elegi tentang tragedi Hussein di perang Karbala) di tempat yang sama selama 100 tahun terakhir.”

Perayaan Asyura, Shah Jeewna, Pakistan
Panitia sukarelawan menyemprotkan air ke arah para peziarah yang bercucuran keringat.

Follow Moaz Bhangu di Instagram.