Berita  

Gerombolan Mahasiswa Spanyol Lakukan Catcalling Massal dari Asrama, Memicu Kecaman

gerombolan-mahasiswa-spanyol-lakukan-catcalling-massal-dari-asrama,-memicu-kecaman

Suara kecaman menggema ke seluruh penjuru Spanyol menyusul video viral yang memperlihatkan aksi catcalling massal di sebuah perguruan tinggi di Madrid. Tindakan itu dicap misoginis, dan dikhawatirkan dapat “menimbulkan kekerasan”.

Akhir pekan lalu, para mahasiswa Elías Ahuja, kampus khusus putra di Universidad Complutense de Madrid, berkumpul di depan jendela asrama mereka masing-masing sambil meneriakkan ejekan seksis ke arah asrama perempuan Santa Mónica di dekatnya. Yel-yel “Hei, pelacur! Keluarlah dari tempat persembunyianmu, wahai perempuan jalang! Kami janji akan memuaskan kalian semua saat adu banteng! Go Ahuja!” menggelegar di setiap sudut.


Kepada media lokal, Perdana Menteri Pedro Sánchez mengutuk keras aksi tersebut. “Kita perlu menegaskan budaya Machismo semacam ini sangat menjijikkan dan tidak dapat dibenarkan. Perilaku ini tidak bisa ditolerir, dan tidak mencerminkan kepribadian mayoritas rakyat Spanyol.” 

Rita Maestre, juru bicara partai progresif Más Madrid, mengkritik melalui akun Twitter pribadinya, yel-yel para mahasiswa semakin membuktikan tidak ada tempat yang aman bagi kaum perempuan. “Masih ada saja yang heran kenapa perempuan merasa takut di jalanan,” tandasnya dalam twit yang disertai video kejadian tersebut.

Pro kontra penerapan undang-undang kekerasan seksual di Spanyol semakin berembus kencang dikarenakan hukumnya dianggap kurang melindungi perempuan. Penegak hukum baru merevisi definisi pemerkosaan dan hubungan seksual atas dasar suka sama suka setelah didesak habis-habisan oleh kelompok feminis di dalam negeri. Sebelumnya, banyak pelaku KS mendapat hukuman ringan, terlepas dari seberapa parah tingkat pelecehannya.

Wakil direktur Elías Ahuja Álvaro Nieto memberi tahu kantor berita El Pais, pihak kampus telah mengeluarkan seorang mahasiswa yang diyakini memulai aksi catcalling, dan berniat mengeluarkan mahasiswa lain yang terlibat. Menurutnya, sebelum meninggalkan kampus, mereka wajib menjalani proses investigasi di asrama khusus selama dua minggu. Nieto menegaskan hanya segelintir mahasiswa yang melakukan tindakan ini.

Melalui unggahan Instagram, pihak kampus mengatakan tidak akan mengampuni tindakan para mahasiswa, dan berjanji segera menindak mereka. Mahasiswa yang ketahuan meneriakkan yel-yel seksis akan dihukum, dikeluarkan, menulis surat permintaan maaf, dan wajib mengikuti kelas kesetaraan gender. Mereka juga harus mau menjadi sukarelawan melayani masyarakat.

Kantor berita Spanyol El Público menemukan beberapa versi video tersebut di TikTok. Berdasarkan pengakuan alumni, yel-yel itu tampaknya telah menjadi ciri khas kampus selama masa orientasi mahasiswa baru.