Berita  

Geng Sawo Bagian Dari Ribuan Cerita  Masa Kecil Awal Tahun 1990an

geng-sawo-bagian-dari-ribuan-cerita- masa-kecil-awal-tahun-1990an

Oleh : @ *Sofyan Muhammad


LIPUTAN4.COM, Kabupaten Semarang-Kenangan masa kecil sangat penting dalam hidup. Kenangan masa kecil membuat kita mengingat saat-saat terbaik dalam hidup. Kenangan ini membentuk pemikiran dan masa depan kita. Ketika seseorang memiliki kenangan masa kecil yang baik, mereka tumbuh menjadi individu yang bahagia

Kami yang lahir disebuah dukuh kecil yang terletak di Dusun Duren Desa Barukan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang – Jawa Tengah. Dusun kami berada di pinggiran pojok utara – timur wilayah Kecamatan Tengaran yang berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Suruh dan Pabelan.

Didusun kami terdapat hamparan luas perkebunan *Mulyorejo* yang terdapat situs jejak peninggalan kompeni Belanda pada masa Penjajahan.

Para penduduk yang tinggal di Dusun kami rata rata bermata pencaharian sebagai petani dan penyadap nira kelapa untuk produksi *gula Jawa*. Kami anak anak yang lahir pada paruh tahun 1980 an dan dibesarkan didusun ini sejak kecil sudah akrab dengan ladang, kebun dan sawah. Kami sudah terbiasa dengan berbagai pekerjaan pertanian dan peternakan sebab kami anak anak dusun hanya memiliki kesempatan untuk belajar adalah sambil bekerja membantu pekerjaan orang tua. Sehingga momentum belajar kami adalah langsung belajar dengan alam yaitu dengan cara bermain sambil _ngarit_ dan bercocok tanam untuk membantu meringankan beban orang tua.

Anak anak didusun kami sudah terbiasa mandiri sejak kecil sebab anak anak sudah biasa mandi sendiri paling sejak usia 5 tahuan ke atas. Anak anak seumuran itu didusun kami sudah biasa _trutusan_, _ngluyuk_ bermain disawah, kalen kalen, hingga ladang ladang luas sehingga dengan sendirinya pada saat menjelang sore sehabis bermain anak anak tersebut langsung mandi beramai ramai disungai atau belik kecil yang kami menyebutnya *Kali Bhendo*

Alam didusun kami adalah fasilitas untuk segala bentuk permainan dan ketangkasan, bagi kami situasi tersebut senyatanya telah mampu membuat kami bahagia.

Hamparan luas Perkebunan Kopi Mulyorejo bagi kami adalah etalase *Mall & Timezone* luas yang menjajakan segala keperluan anak anak untuk bermain dan belajar. Gratis tak berbayar semua karena kemurahan Tuhan YME untuk kami warga Dusun Duren.

Rimbun pohon kopi, beraneka ragam pohon yang berbuah langka sekalipun nyaris ada di perkebunan ini. Beraneka ragam satwa umum seperti berbagai jenis serangga, nyamuk, jangkrik, cacing, musang, belacan, rize, bekicot, ular, celeng dll, hingga spot spot keramat dengan bumbu bumbu mistik tersebar di beberapa titik dan sudut diperkebunan ini.

Area perkebunan Mulyorejo telah menjadikan kami anak anak dusun menjadi kreatif, ulet dan tangkas untuk mengkreasikan atau memainkan berbagai bentuk permainan tradisional mulai _engklek, benthik, loncat galah, loncat karet, egrang, gim giman, Jlithungan, sumamanda, thongmuk, chip chipan_ dll. Semua permaian itu adalah bagian kehidupan sehari hari kami sambil ngarit atau mencari rumput untuk pakan ternak kami.

Alat alat pertanian seperti _cangkul, kapak, pecok, bendo, parang, banci, pethik, hingga linggis,_ adalah alat yang sangat mahir untuk kami main dan gunakan

Jenis main mainan anak tradisional seperti _mercon bumbung, engrang bambu, ketapel atau plintengan, patung tanah liat, penthul atau topeng, mobil mobilan dari kayu atau dari kulit jeruk mojo_ adalah berbagai jenis mainan yang dapat kami buat sendiri dengan penuh kreatifitas

*Kali Bendho* bagi kami adalah semacam *Waterboom* sebab air blumbang yang sebenarnya difungsikan untuk mencuci bagi ibu ibu, tapi bagi kami anak anak justru sebagai arena untuk belajar berbagai macam gaya renang dan swawisata air. Dan hasilnya rata rata anak anak di dusun kami semua mahir bermanuver didalam air.

Sungai sungai kecil atau _kalen_ yang mengalir dipinggir dusun kami menjadi semacam wahana kami bagi anak anak dusun untuk mengeksplorasi hewan hewan air atau hewan2 liar yang hidup disemak semak atau tempat lembab. Sebab wilayah ini adalah arena _nglingsang_ kami untuk memburu variates wader, Kotes, uceng, udang, lele bahkan tak jarang banyak diantara anak anak dusun kami sudah mampu menjinakan ular berbisa sekalipun.

Didusun kami terdapat empat wilayah Rukun Tetangga (RT) dan satu Rukun Warga (RW) yang dipimpin oleh Seorang Kepala Dusun atau _bekel_. Didusun kami secara wilayah memang cukup luas namun karena kami menjalani sistem kehidupan sosial yang masih kental budaya gotong royong dalam hal bungah maupun susah (suka – duka) maka kami semua anak anak dapat hidup akrab tanpa merasa ada jarak yang berarti antara yang satu dengan yang lain.

Pada saat itu kami berlima memiliki geng tersendiri sebagai kelompok kawan beken yang kami beri nama *GENG SAWO* yang beranggotakan tetap *KENCUK, BONENG, KOTHE, MBAH OCOOR & KREMPENG*.

Kami semua rata rata seumuran setiap hari selalu bersama sama mulai sekolah, ngaji hingga selalu ngarit dan bermain bersama. Kami selalu berkumpul di markas kami yaitu di bawah *Pohon Sawo* yang terletak dihalaman luas rumah mbah ocoor.

Pohon Sawo menjadi markas kami sebab pohon tersebut adalah pohon yang besar tinggi menjulang dengan dauh yang lebat, apabila musim buah tiba, pohon ini akan berbuah Sawo sangat banyak melimpah, siapapun dengan sesuka hati boleh menikmati rasa manis buah tersebut.

Pohon Sawo yang berdahan rimbun dan berdaun lebat ini adalah habitat bagi ribuan codot yang apabila malam menciptakan suasana yang berdesingan. Didahan dahan atau ranting rantingnya adalah rumah induk bagi burung burung _emprit atau pleci_ yang sedang bertelur atau menetaskan anak anaknya.

Sehingga Pohon Sawo tersebut adalah tempat yang paling nyaman dan menyenangkan bagi kami untuk berkumpul dan merencanakan segala sesuatu dalam etalase suka duka masa kecil kami waktu itu.

Dibawah pohon Sawo tersebut kami biasa menggelar tikar pandan baik siang maupun malam hari ketika tidak sedang hujan. Ketika sedang berkumpul untuk sekedar duduk duduk atau rebahan dibawah pohon Sawo tersebut maka kami cukup merasa seperti masuk didalam kamar hotel yang super mewah VVIP kami bisa merencanakan banyak hal, kami bisa menemukan banyak ide permainan, kenakalan dan kejahilan.

Dibawah Pohon Sawo ini lahir cerita cerita inspiratif maupun cerita cerita yang jenaka, ngayelke dan gemeske yang menyeret nama nama seperti *BONENG, KENCUK, MBAH OCOR, KOTHE, KREMPENG, BLENYIK, BLEWEH, WELUT, LONDHENG, KEMPROS, KERENG, TOMPO, GEMBROT, PELOK, THOLO, GEMBRIT, MANGUN, DOWEK, TEKLEK, KEROK, UBLOK dll*

Dibawah Pohon Sawo ini telah melahirkan sejuta wira cerita, suka duka, jahil, liar, nakal, brutal dalam selimut keluguan anak Dusun.

Lagi lagi Geng Sawo adalah Pewata dalam labirin kisah masa kecil yang sangat liar, nakal, lucu, jenaka dan tentu saja menggemaskan.
😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

Tunggu catatan catatan lucu yang bersumber dari *GENG SAWO*….
*comingsoon*

*BERSAMBUNG…………….. …..*

Berita dengan judul: Geng Sawo Bagian Dari Ribuan Cerita  Masa Kecil Awal Tahun 1990an pertama kali tampil pada Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. Reporter: Jarkoni