Teleskop James Webb (JWST) telah melebihi ekspektasi para astronom dalam mendokumentasikan alam semesta. Merupakan hasil kolaborasi NASA, Badan Antariksa Eropa dan Lembaga Antariksa Kanada, teleskop ini menyumbang berbagai temuan baru hanya seminggu setelah foto-foto pertamanya dipublikasikan.
Salah satu objek yang berhasil ditangkap James Webb merupakan galaksi terjauh yang diduga terbentuk sekitar 300 juta tahun setelah Big Bang. Penemuan kandidat galaksi tertua bernama GLASS-z13 diumumkan dalam studi pratinjau arXiv yang dipimpin oleh Rohan Naidu, mahasiswa pascasarjana jurusan astronomi di Universitas Harvard.
Laporan New Scientist menyebut galaksi ini kemungkinan berusia lebih tua dan terletak lebih jauh dari galaksi-galaksi lain, seperti GLASS-z11, yang ditemukan Teleskop Hubble pada 2016 dan sudah ada sejak 400 juta tahun setelah Big Bang.
Namun, para peneliti memperingatkan JWST tergolong baru dan masih dalam tahap penyesuaian, sehingga dapat terjadi ketidakpastian pada pengamatannya.
“Ini berpotensi menjadi galaksi terjauh yang pernah ada, tapi kami belum yakin termasuk yang tertua atau bukan,” terang Naidu dalam email yang diterima Motherboard, rubrik teknologi VICE. “Pengamatan kami memperkirakan galaksinya berusia ~300 [juta tahun] setelah Big Bang, tapi bisa jadi baru terbentuk atau bahkan jauh lebih tua dari perkiraan kami.”
Naidu dan rekan-rekan penelitinya berencana mengukur jarak galaksi dari Bumi menggunakan spektroskopi, yang merupakan teknik analisis suatu benda berdasarkan pancaran cahaya yang dihasilkan.
GLASS-z11 dan GLASS-z13 terlihat sekilas pada tahap awal pembentukannya, sehingga hanya berukuran sekitar 2.000 tahun cahaya, yang sangat kecil jika dibandingkan dengan diameter Bima Sakti yang mencapai 100.000 tahun cahaya. Galaksi-galaksi tua ini berukuran satu miliar lebih besar dari Matahari, sedangkan Bima Sakti telah mengumpulkan massa setara 1,5 triliun Matahari selama lebih dari 13 miliar tahun. Walau kedua galaksi jauh lebih kecil daripada galaksi modern, ukurannya sangat besar mengingat era awal kemunculannya.
Tim peneliti juga menggambarkan galaksinya “luar biasa terang” dalam studi, yang dapat membantu astronom mengambil detail penting tentang fiturnya, serta misteri evolusi galaksi yang lebih luas di awal usia alam semesta.
“Kedua objek ini menandakan penemuan GNz11 bukan hanya kebetulan belaka. Mungkin ini menunjukkan adanya populasi sumber cahaya [ultraviolet] dengan efisiensi pembentukan bintang yang sangat tinggi,” tulis para peneliti.
Apabila GLASS-z11 dan GLASS-z13 benar terbukti bagian dari galaksi yang jauh lebih besar, maka itu artinya teleskop James Webb “sukses mendorong perbatasan kosmik hingga ke tepi Big Bang,” menurut peneliti.