Berita  

Gagasan Menolak Bekerja Makin Membesar di Forum Internet Lintas Negara

gagasan-menolak-bekerja-makin-membesar-di-forum-internet-lintas-negara

Penny pernah berdiskusi dengan sepupunya soal pentingnya manusia bekerja. Sang sepuu mengirimkan tautan ke artikel menjelaskan bahwa konsep kerja modern, di mana seseorang seakan lazim bekerja dari pagi hingga malam, merupakan efek revolusi industri yang sudah ketinggalan zaman. Sistem ekonomi pada Abad 19 hanya fokus memeras produktivitas buruh dan seharusnya tidak lagi kita ikuti. Apalagi, peran manusia sudah semakin rutin digantikan mesin. Dalam dunia yang ideal, seiring teknologi semakin berkembang, bahkan seharusnya manusia tidak perlu lagi bekerja.

“Sepupu saya waktu itu bilang, kalau dia heran dan benci melihat saya kerja sangat keras di kantor,” ujar Penny kepada VICE. Perempuan berusia 26 tahun itu sempat bekerja di sebuah perusahaan agensi periklanan Inggris, sebagai coywriter. Awalnya Penny menolak pandangan sang sepupu yang anti pada konsep kerja. Dia pun merasa karirnya punya prospek cerah, asal mau bekerja keras.


Namun semua impian positif Penny soal dunia kerja runtuh ketika usianya menginjak 25. Kantor tidak memberinya insentif memadai setiap kali lembur. Beragam kerja kerasnya sebagai copywriter juga tidak kunjung membuat sang manajer memberinya kesempatan naik jabatan. “Setiap kali saya menjalankan tugas dengan baik, atasan memberi saya hadiah berupa beban pekerjaan yang lebih banyak,” ungkap Penny getir.

Lalu, datanglah pandemi Covid-19. Bisnis agency di berbagai negara terdampak oleh pandemi, mengingat mayoritas perusahaan mengerem belanja iklan. Kantor Penny tidak sesibuk biasanya. Karena mulai memiliki banyak waktu luang, Penny akhirnya melakoni bermacam hobi baru selama kerja dari rumah, seperti menjahit, serta aktif di forum diskusi Reddit.

Di salah satu sub-reddit itulah Penny menemukan satu forum diskusi yang pelan-pelan membesar, bahkan sekarang mulai masuk kategori gerakan sosial: r/antiwork. Dalam forum ini, setiap anggota berbagi keluh kesah seputar dunia kerja, serta betapa absurdnya korporatisme masa kini, karena tidak menghargai capaian tiap karyawan secara manusiawi.

Salah satu meme di forum tersebut, menyentak kesadaran Penny. Caption meme orang yang mengenakan riasan badut itu tertulis demikian: “Mungkin jika aku terus bekerja keras/melebihi target karyawan lain/tidak pernah cuti dan izin sakit/maka perusahaan akan memperhatikan capaianku sebagai karyawan teladan.”

Meme tersebut mengubah persepsinya soal hakikat manusia bekerja. Penny menyadari, pemikiran sepupunya tidak sepenuhnya keliru. Dia selama hampir tiga tahun bekerja, adalah si badut seperti dalam meme. “Aku sempat hanya peduli pada hasil dan target yang dicanangkan top manajemen, sampai melupakan pentingnya mengembangkan diri dan memikirkan jenjang karir.”

Ada dua kubu yang dominan di forum anti-kerja. Golongan pertama meyakini ‘manusia seharusnya tidak perlu bekerja sama sekali’. Sementara kubu kedua mendorong advokasi agar kondisi dunia kerja berubah jadi lebih manusiawi.” —Penny, anggota forum r/antiwork

Beberapa bulan setelah aktif berdiskusi di r/antiwork, Penny memilih resign dari kantornya. Sebelum keluar, dia sempat menawarkan syarat bertahan, asal manajemen bersedia menambah jumlah karyawan di timnya, sehingga beban kerja tiap pegawai divisi copywriting berkurang. Manajemen tidak bisa memenuhi syarat tersebut, dan hanya menawarinya kenaikan gaji yang tak sampai dua digit.

“Mendengar jawaban HRD itu, saya pikir jawabannya memang sudah jelas. Jangan pernah berharap perusahaan peduli untuk membuatmu jadi pekerja sekaligus manusia yang lebih baik. Naik pangkat juga tidak akan membuat saya bahagia. Solusi paling ideal adalah saya bekerja untuk diri sendiri,” tandasnya.

Penny sekarang menjadi copywriter freelance, menjalani hari sesuai keinginannya, dan berusaha tidak menerima banyak job. Sembari menjalani transisi dari karyawan kantoran jadi pekerja lepas, Penny tetap aktif berdiskusi di r/antiwork. “Saya tidak sendiri. Ada banyak pekerja di luar sana yang punya pemikiran serupa.”

Merujuk keterangan forumnya, r/antiwork ingin menjadi wadah bagi setiap orang di Internet “yang ingin mewujudkan cita-cita mengakhiri budaya mewajibkan manusia bekerja, serta menciptakan dunia yang bebas dari jeratan kerja.”

Selama pandemi peserta forum Reddit itu melonjak drastis, yang datang dari berbagai negara. Akhir 2019, peserta aktif subreddit itu cuma 13 ribu. Sekarang, peserta aktifnya mencapai 1,4 juta orang. Popularitas wacana-wacana dalam r/antiwork bahkan meluas, tidak hanya di Amerika Serikat, namun sampai ke Eropa serta beberapa negara Asia Pasifik.

Konsep menolak bekerja seperti dikampanyekan r/antiwork semakin ramai diperbincangkan sejak Oktober 2021, setelah seorang pegawai gudang di AS mengirim surat pengunduran diri pada sang atasan, karena tak lagi ingin bekerja yang bertentangan dengan prinsip hidupnya. Screenshot permintaan resign itu viral, membuat makin banyak orang tertarik memahami apa saja wacana yang berkembang di forum r/antiwork. Saking viralnya, mengunggah postingan resign jadi tren medsos tersendiri sepanjang dua bulan terakhir.

Laporan dari The New York Times dan Slate drew menyebut gagasan dari forum r/antiwork merupakan salah satu inspirasi ribuan orang resign mendadak di Amerika Serikat, khususnya di industri bidang jasa, kesehatan, serta teknologi. Tentu, kesimpulan macam itu sedikit prematur. Mengingat alasan banyak orang memilih resign selama triwulan IV 2021 dipicu oleh beragam faktor, termasuk maraknya orang antivaksin yang ogah dipaksa suntik oleh perusahannya.



Sikap menolak bekerja, sekalipun terkesan radikal, sebetulnya bukan gagasan baru. Marxisme dan Anarkisme adalah dua cabang filsafat yang menjadi akar penolakan pada prinsip kerja yang dicanangkan kapitalisme. Sejak Abad 20, sudah mulai muncur makalah-makalah dari pemikir anti-kerja, yang membayangkan manusia di masa depan bisa terbebas dari industrialisasi sehingga tak perlu bekerja sama sekali. Meski sudut pandangnya lahir dari akar yang sama, cara untuk mencapai tujuan utopis itu yang berbeda-beda.

Anggota r/antiwork sendiri terbagi dalam berbagai spektrum politik. Dari yang radikal menolak bekerja, sampai sedikit moderat sembari mengakui ada masalah dari dunia kerja masa kini yang mengalienasi manusia. Subreddit ini pertama kali muncul pada 2013, awalnya digawangi oleh anak-anak muda lintas negara yang tertarik pada gagasan kiri soal penghisapan tenaga buruh, sebagaimana dikritik oleh Karl Marx.

Setahun terakhir, seiring meningkatnya popularitas forum tersebut, anggotanya jadi beragam. Ada yang tukang shitposting dan cuma menyebar meme seputar dunia kerja, ada yang curhat soal kantornya, sampai ada yang minta saran gimana caranya keluar dari kerjaan.

Berkembangnya gagasan dalam forum r/antiwork merisaukan beberapa anggota lama. Mereka menganggap forum mulai disusupi orang berpandangan liberal, yang menilai pekerjaan masih layak dijalani asal kondisi jadi manusiawi. Salah satu solusi lain yang populer di forum tersebut adalah menerapkan “universal basic income”, konsep di mana negara memberikan subsidi uang tunai bulanan pada semua warga di atas 18 tahun, tanpa syarat. Harapannya keluarga miskin maupun menengah tidak lagi takut lapar dan bisa fokus mengejar peningkatan skill hidup. Konsep macam ini sudah diujicoba di Finlandia, Alaska, Korea Selatan, dan berbagai negara lain.

Pandangan moderat macam itu dianggap menyimpang dari tujuan awal r/antiwork dibuat. Bagi sebagian anggota, forum ini harus konsisten menjadi wadah bagi kelompok anti-kapitalis, demi mewujudkan masa depan Bumi yang bebas dari budaya kerja.

“Memang ada dua kubu yang dominan di forum anti-kerja. Golongan pertama meyakini ‘manusia seharusnya tidak perlu bekerja sama sekali’. Sementara kubu kedua mendorong advokasi agar kondisi dunia kerja berubah jadi lebih manusiawi,” kata Penny.

Hingga artikel ini tayang, dua kubu itu masih rajin berdebat di berbagai postingan r/antiwork.

Konsep anti-kerja yang berkembang sekarang masih berpusat pada otonomi individu, serta kreativitas tiap orang mengakali sistem kerja yang menjerat. Alhasil, gagasan anti-kerja belum bisa disebut sebagai gerakan sosial yang serius. Di r/antiwork sendiri, postingan yang cenderung populer adalah tips atau taktik bermalas-malasan di kantor, serta kiat memanfaatkan fasilitas kantor untuk keuntungan kita pribadi. Salah satu postingan yang ramai dibicarakan, contohnya, mengajak sebanyak mungkin orang untuk membiasakan diri “boker di jam kerja.”

Namun pelan-pelan mulai ada inisiatif mengubah diskusi online itu menjadi aksi yang serius. Pengguna forum r/antiwork di Amerika Serikat sempat mewacanakan adanya boikot momen Black Friday, agar tiap orang tidak masuk kerja di saat hari diskon nasional itu, menghabiskan waktu bersama keluarga, dan berhenti melakukan aktivitas konsumsi selama seharian. Ajakan boikot itu batal diseriusi, namun mendapat banyak sambutan positif. Ada juga beberapa aksi protes online yang muncul dari r/antiwork, menyerang perusahaan yang dianggap bertindak zalim pada pekerja.

Kendati peserta diskusi di r/antiwork semakin beragam, namun beberapa buku tetap menjadi pegangan utama para anggotanya. Buku-buku itu adalah sokoguru pemikiran anti-kerja. Di antaranya, kajian sosiologis Karl Marx Wage Labour and Capital, membedah efek buruk industrialisasi terhadap kelas buruh; kajian Bertrand Russell bertajuk In Praise of Idleness soal gaya hidup ideal, serta makalah Paul Lafargue The Right to be Lazy yang memuji sosok manusia malas, sebagai contoh perlawanan riil terhadap gurita kapitalisme. Ada juga beberapa karya “pemikir post-work” kekinian yang sering dibahas di forum itu, seperti Devon Price (penulis buku Laziness Does Not Exist), David Graeber (Bullshit Jobs), Kathi Weeks (The Problem with Work), hingga David Frayne (The Refusal of Work).

Ann Hubbard, pekerja swayalan berusia 56 tahun, termasuk anggota aktif di r/antiwork. Dia sekaligus anggota resmi Partai Komunis Amerika Serikat. Kepada VICE, dia mengakui jenis-kenis diskusi di subreddit favoritnya itu mulai beragam setahun terakhir. Tidak lagi hanya dipenuhi oleh adu pikiran penganut ideologi kiri.

Hubbard sendiri mendaku dirinya sebagai “orang yang kiri mentok, sehingga saya setuju konsep mempersenjatai buruh dan petani.” Perempuan ini menerima konsep anti-kerja, setelah melihat banyak kawannya dipecat dari berbagai jenis perusahaan dengan alasan efisiensi. Industrialisasi serta mekanisasi pabrik, turut membuatnya merasa kapitalisme tidak layak didukung secara etis oleh manusia di manapun.

“Saya sejak kecil sudah mempertanyakan konsep yang digembar-gemborkan di sekolah, soal pentingnya industrialisasi. Guru saya dulu bilang, kalau seorang pengrajin cuma bisa membuat satu sepatu dalam sehari, otomatisasi membuat produktivitas meningkat sehingga bisa dibuat 20 sepatu dalam waktu yang sama. Saya pun mikir ‘bukannya itu boring banget ya?’” urainya.

Hubbard baru setahun terakhir bekerja di toko swalayan sebagai kasir. Dia sebetulnya guru sejarah yang bertahun-tahun mengajar di Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat. Namun, karena gaji guru tidak memadai untuk membiayai ibunya yang sakit keras akibat dementia. Ekonomi yang sempat memburuk juga membuat Hubbard kehilangan rumah. Setelah pandemi, nyaris tak ada sekolah menyediakan lowongan guru sejarah. Dia pun akhirnya bekerja di swalayan untuk bertahan hidup.

“Manusia dianggap tak bernilai jika tidak pandai menghasilkan uang. Sungguh menyedihkan melihat harkat kita sebagai manusia diukur dari materi.” —Ann Hubbard, r/antiwork member

Hubbard merasa r/antiwork menyediakan wadah yang ideal membicarakan gagasan melepaskan diri dari jeratan budaya kerja. Termasuk, di antaranya, skenario memaksa tiap perusahaan melakukan bagi hasil dengan karyawan. Solusi lain yang dia anggap rasional adalah melakukan taktik klasik komunis: merebut alat produksi.

“Saya sendiri tipe yang santai melihat makin beragamnya pandangan politik di forum ini. Meme-meme yang muncul juga lucu. Tapi bagaimanapun, ada banyak pemikiran anggota baru yang masih cenderung pro-kapitalis. Saya meyakini, tidak ada kapitalisme jinak, yang akan memanusiakan para pekerja.”

Sejak revolusi industri menciptakan sistem kerja upahan, dan membuatnya populer di seluruh dunia, pemikir yang bersimpati pada kaum buruh sudah langsung membayangkan sebuah dunia yang lebih baik. Karl Marx, dengan kritiknya terhadap kapitalisme, menilai setiap pekerja harus bahu membahu mewujudkan utopia, di mana “setiap orang bebas untuk berburu di pagi hari, memancing saat siang, menggembala ternak jelang sore, dan menulis sesudah makan malam.”

Intinya, dunia yang ideal di mata Karl Marx adalah ketika setiap manusia bebas mengikuti panggilan jiwanya, termasuk untuk menekuni sebuah bidang pekerjaan tanpa paksaan dan kondisi yang menghinakan. Dari spektrum politik berbeda, ekonom John Maynard Keynes yang berpengaruh di awal Abad 20, turut memprediksi munculnya perubahan pola kerja. Sang ekonom pernah meramal, bahwa generasi cucunya hanya akan perlu bekerja 15 jam per minggu, karena kapitalisme menciptakan produktivitas amat tinggi.

Berbagai utopia dan ramalan itu tak tewujud. Yang ada, orang justru harus bekerja lebih panjang, dengan gaji jauh di bawah yang diterima generasi kakek nenek mereka. Situasi macam ini yang menyulut perkembangan wacana anti-kerja. Konsep menolak kerja, menurut Kathi Weeks yang menulis buku The Problem with Work adalah sinyal adanya perubahan sikap generasi di milenium baru memandang konsep kerja. Selain membayangkan manusia bisa bekerja lebih ringan, beberapa pemikirnya bahkan mulai mengajukan konsep yang jauh lebih radikal: Manusia idealnya tidak perlu bekerja sama sekali, jika konsepnya masih upahan yang tidak manusiawi seperti sekarang.

Sejarawan Benjamin Hunnicutt, saat diwawancarai VICE, menyatakan kerja upahan dan perburuhan sebetulnya tradisi yang muncul belum terlalu lama dalam peradaban umat manusia. “Baru selama 300 tahun terakhir manusia merasa harus bekerja supaya bisa hidup,” ujar hunnicutt. “Jika dibandingkan peradaban besar lain sepanjang sejarah, seperti Yunani Kuno, Romawi, atau kerajaan-kerajaan besar Abad Pertengahan, maka mayoritas aktivitas manusia kala itu adalah membuncahnya kesempatan berpikir dan menjalani hari secara santai.”

Di peradaban Barat, konsep bekerja mulai berubah pada Abad 16 seiring reformasi gereja yang memicu munculnya Kristen Protestan. Bekerja dianggap sebagai sarana lain mendekatkan diri pada Tuhan. Pekerja keras dinilai manusia Kristen ideal, yang lambat laun menjadi cetak biru kapitalisme.

Kathi Weeks menganggap ketertarikan masyarakat pada konsep anti-kerja akan terus meningkat, bila masalah dunia kerja tak kunjung ditemukan solusinya. Beberapa masalah pelik itu adalah: jam kerja tak manusiawi, kondisi kerja yang membayakan, liberalnya sistem kontrak kerja yang membuat karyawan gampang dipecat, serta kenaikan upah yang tidak bisa mengikuti laju inflasi. Pandemi Covid-19 membuat banyak orang memiliki kesempatan merenungkan makna hidup, termasuk soal kewajiban kerja yang selama ini mereka yakini seperti iman.

“Orang menjadi kritis pada situasi, ketika mereka bisa berjarak dari dunia kerja yang menyerap mereka selama ini,” kata Weeks.

Selain universal basic income, merebaknya pandangan anti-kerja juga menyulut lahirnya kebijakan yang menuntut jam kerja dikurangi drastis. Uji coba empat hari kerja dalam seminggu sudah mulai dijajal di Spanyol, Skotlandia, hingga Irlandia. Pendek kata, pelan-pelan orang dari ideologi politik manapun mulai sepakat: kita tidak bisa terus mempertahankan sistem upahan seperti sekarang tanpa modifikasi. Perdebatan soal teknisnya tentu bakal muncul, namun bagi sebagian orang, perubahan cepat atau lambat bakal dialami praktik kapitalisme global.

Penny, yang kini menjadi pekerja lepas, menganggap hidup jauh lebih lega dijalani setelah dia lepas dari ritme kantoran. Kalaupun harus lembur karena ada permintaan klien, itu memang sudah dia niatkan terjadi. “Setidaknya saya tidak pernah lembur karena paksaan manajemen, atau karena orang di kantor belum pada pulang,“ tandasnya.

Penny merasa berterima kasih pada berbagai diskusi di r/antiwork yang berhasil menginspirasinya memperjuangkan pola kerja lebih baik. “Forum itu mengubah hidup saya.”

Hubbard, mengaku akan terus aktif di subreddit itu sampai kapanpun, ingin mengajak anggota muda untuk kembali pada semangat awal munculnya forum: memperjuangkan penghapusan kapitalisme.

“Ketika forum ini berhasil membantu orang mendapat kondisi kerja yang lebih baik, saya ikut bahagia,” ujar Hubbard. “Namun, realitasnya, kita semua masih harus bekerja. Selama seseorang bekerja untuk kapitalis, sebaik apapun sosok bos di kantormu, maka mayoritas hasil kerjamu tetap dihisap oleh sistem.”