Berita  

Film Horor Baru A24 Berjudul ‘X’ Adalah Horor yang Terasa Sangat Horni

film-horor-baru-a24-berjudul-‘x’-adalah-horor-yang-terasa-sangat-horni

Digarap bersama rumah produksi A24, Ti West kembali menjajal genre horor lewat karya terbarunya X. Film ini mengikuti perjalanan sekelompok anak muda ke sebuah pedesaan di Texas untuk mewujudkan ambisi mereka menjadi artis tenar.

Maxine (Mia Goth) dan tunangannya Wayne (Martin Henderson) mengajak serta rekan kru film mereka, Bobby-Lynne (Brittany Snow), Jackson (Kid Cudi), RJ (Owen Campbell) dan Lorraine (Jenna Ortega), menginap di rumah kecil milik sepasang lansia Howard dan Pearl untuk membuat film bokep. Awalnya tak ada yang aneh dari pemilik rumah, mereka tampak seperti kakek nenek ramah. Namun, Maxine dkk. tak menyadari ada maut yang mengintai di sela-sela panasnya proses syuting film “The Farmer’s Daughter”.


X memberi sentuhan visual menarik yang khas akan film-film bergenre horor jadul sebelumnya, seperti Psycho (1960), Alligator (1980) dan tentunya The Texas Chainsaw Massacre (1974). Teknik smash-cut brutal dipadukan bersama penggunaan ruang negatif (negative space) yang sangat efektif. Latar lagu Tyler Bates dan Chelsea Wolfe menambah nuansa ketegangan di antara desahan nikmat para calon bintang film porno.

Kru film porno
Foto: a24

Yang amat disayangkan dari film ini adalah West gagal mengeksplorasi atau mengkritik tema-tema eksistensial yang disisipkan olehnya secara lebih bermakna. Karakter Howard (Stephen Ure) dan Pearl (Mia Goth) diperankan oleh bintang muda yang menggunakan make-up prostetik tebal. Dalam film, Pearl menasihati Maxine, kecantikan akan memudar seiring bertambahnya umur, dan nantinya dia memilih jalan yang gelap sepertinya.

Ini seakan menebarkan pesan feminisme—bahkan beberapa kritikus film menyebutnya demikian—bahwa keinginan kita untuk terus tampil awet muda tidaklah sehat. Akan tetapi, berhubung obsesi Pearl untuk terlihat lebih muda membuatnya jadi cemburuan, horni dan menggila, film ini tak ada bedanya dengan karya-karya lain yang menampilkan seksualitas perempuan sebagai sesuatu yang jahat dan menakutkan.

Sebagaimana ditulis kritikus David Crow dalam artikel Den of Geek, sepertiga terakhir film “bergantung pada shock value dan lelucon kotor yang mengubah wajah dan tubuh Goth hingga terlihat tua”, yang pada akhirnya terasa lebih menyedihkan daripada menakutkan. Menampilkan Goth sebagai Maxine yang masih muda dan Pearl yang sudah tua kurang berpadu dengan etos film yang seharusnya subversif.

X menampilkan itu dengan penuh gaya, tapi sayang sekali, inti ceritanya menjadi sangat membingungkan dan dangkal. Pada akhirnya, X tak lebih dari sekadar film horor yang enggak ada seramnya sama sekali dan dibumbui banyak adegan panas.