Liputan4.com,Jeneponto_ Kisruh tingginya jumlah kelompok tani di kelurahan Bontotangnga kecamatan Tamalatea Jeneponto tuai sorotan warga setempat, pasalnya jumlah kelompok tani di duga tidak sinkron dengan jumlah kepemilikan lahan anggota,21/11/22.
Hal ini di benarkan oleh kepala BPP kecamatan Tamalatea, menurut data yang ada jumlah poktan mencapai 46 kelompok khusus wilayah bontotangnga,” Benar jumlahnya sekian makanya saat ini kami sementara validasi data poktan secara menyeluruh, yang tidak lengkap baik lahan maupun jumlah anggota maka kita keluarkan dari aplikasi SIMLU,”tegas Kurniaty.
Tokoh masyarakat setempat SB yang di konfirmasi awak media merasa heran, dengan jumlah sebanyak itu lahannya darimana,”ucapnya. Dugaannya ada kelompok tani bodong yang hanya memanfaatkan SKT untuk menyalahgunakan bantuan.
Tim investigasi LPK Sulsel Sunar,Nss menemukan beberapa pengakuan masyarakat adanya kelompok tani beranggotan keluarga se-rumah, juga kelompok tani penerima alsintan (mesin air) memakai nama orang lain, bahkan ada pula kelompok tani yang hanya beranggotakan tiga orang.
“Banyak kita temukan kelompok tani yang tidak sinkron jumlah lahan, juga ada yang melakukan penjualan alsinta sejak tahun 2019, bukan hanya itu ada oknum berkedok ketua kelompok tani yang menjual pupuk subsidi jatah anggotanya ke orang lain dengan harga tinggi, entah bagaimana teknisnya, sementara kita telusuri,” ujarnya.
Kemudahan membentuk kelompok tani tanpa pengawasan ketat dan intervensi banyak pihak di duga jadi pemicu maraknya bermunculan poktan bodong di wilayah kelurahan Bontotangnga, tidak main-main data pembentukan mencapai 43 poktan dimana masa prosesnya saat ini telah menyentuh angka 46 poktan.
Tim LPK Sulsel berpendapat jika ini benar, maka patut di duga ada permainan dinas pertanian kabupaten Jeneponto dengan para kelompok tani yang hanya berburu bantuan baik alsinta maupun barang subsidi untuk diperjualbelikan.
“Kita sementara telusuri pembengkakan jumlah kelompok tani yang ada di kelurahan Bontotangnga lalu poktan mana saja yang telah mendapat bantuan baik alsintan maupun barang subsidi sejak tahun 2019, jika anggota poktannya tidak jelas maka wajib kita laporkan langsung ke aparat penegak hukum (APH),” Tegas Sunar.
Kabar yang berhasil di himpun tim ini sejak pekan lalu, terdapat beberapa buah alsintan jenis combine yang masuk ke kelurahan Bontotangnga namun tidak diketahui lagi rimbanya, termasuk juga handtraktor dan lain-lain.
“Banyak info masuk, kita dalami dulu misalnya penjualan alsintan berbagai jenis (combine, traktor,mesin air,dll), penjualan pupuk subsidi di atas harga HET, dan tingginya jumlah kelompok tani,” Ulasnya.
Berita dengan Judul: Fantastis Jumlah Kelompok Tani Kelurahan Bontotangnga Capai 46 ! Warga : Lahannya Darimana? pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Basir Hasgas
