Perusahaan roket milik Elon Musk, SpaceX, dikabarkan tengah mengembangkan satelit internet baru untuk keperluan militer Amerika Serikat. Pemerintah nantinya juga dapat menjadikan satelit bernama Starshield sebagai alat pertahanan negara.
Menurut keterangan yang diambil dari situs resminya, Starshield akan didesain supaya bisa sekalian digunakan untuk observasi Bumi dan menghosting payload. Dengan kata lain, Starlink versi militer punya fungsi mata-mata di samping menyediakan sistem komunikasi internet. Keunggulan satelit ini yaitu dapat dilengkapi sensor sesuai kebutuhan pengguna.
Keterangan website tidak rinci menjelaskan spek satelit, namun kalangan militer AS sudah lama langganan produk SpaceX. Jaringan komunikasi satelitnya bahkan telah berperan penting dalam keberhasilan Ukraina melawan Rusia.
“Elon Musk telah menunjukkan lewat kecanggihan Starlink… apa yang mampu ditawarkan mega konstelasi atau arsitektur yang berkembang biak dalam hal redudansi dan kapabilitas,” ujar Kepala Komando Luar Angkasa Jenderal James H. Dickinson ketika berbicara di depan Kongres AS pada Maret lalu.
“Kerja sama SpaceX dengan Departemen Ketahanan dan mitra lainnya menunjukkan kami mampu menyediakan segala keperluan di dalam maupun luar angkasa dengan skala besar,” demikian bunyi keterangan di situs SpaceX.
Proyek Starshield semakin memperkuat keyakinan publik bahwa pemerintah adalah pelanggan terbesar SpaceX. Bahkan Starlink yang awalnya dirancang untuk menjangkau daerah pedesaan, pada akhirnya dimanfaatkan di medan perang. Pentagon mendanai terminal Starlink supaya rakyat Ukraina bisa tetap terhubung jaringan internet. NASA merupakan mitra terbesar SpaceX di Amerika Serikat, dan perusahaan itu telah meluncurkan sistem yang berguna untuk Angkatan Udara pada 2018. Juni lalu, SpaceX menyediakan satelit untuk pemerintah Jerman.
Awal Desember lalu, Federal Communications Commission AS memberi SpaceX wewenang untuk menambah 7.500 satelit. Bertambah banyaknya konstelasi satelit Starlink di luar angkasa berarti suatu saat nanti, orbit Bumi benar-benar akan menjadi daerah kekuasaan Elon Musk.