Jakarta – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa, Ekonomi Pancasila adalah ekonomi jalan tengah untuk menuju Indonesia Emas. Oleh karena itu ia meminta agar bangsa ini harus kembali merujuk pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
“Menurut saya, kita harus kembali ke UUD 1945, di situ bidang ekonomi sangat jelas digambarkan oleh _founding fathers_ kita di pasal 33,” ujar Prabowo saat mengisi kuliah umum Golkar Institute di DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Kamis (31/8).
Prabowo pun menjabarkan tiga ayat dalam pasal 33 UUD 1945 yang menggambarkan prinsip ekonomi bangsa Indonesia yaitu sistem Ekonomi Pancasila.
“Pasal 33 UUD 1945 ayat 1, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan,” jelas Prabowo.
Ia lalu mengingatkan ayat 2 di pasal 33 UUD 1945 yang mengatakan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh negara.
“Pasal 33 UUD 1945 ayat 3, bumi dan air kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” lanjut Prabowo.
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Prabowo pun merasa bertanggung jawab. Meskipun seorang pengusaha, menurutnya kemampuan tersebut harus dimanfaatkan untuk mendorong kemajuan negara.
“Kita jadi pengusaha, ya kita pengusaha Pancasila dan patriotik. Penghasilan kita lebih banyak untuk mendorong kemajuan sejumlah bidang. Pak Airlangga yang mendukung wushu, saya pun dari dulu mendukung pencak silat,” kata Prabowo.
Ia menekankan bahwa koalisi yang diresmikan Senin (28/8) lalu itu harus sepakat berjuang untuk kepentingan rakyat dengan berprinsip pada Ekonomi Pancasila. “Kompas dan pegangan kita pasal 33 itu. Kalau kita konsekuen dengan pasal 33, cepat kita akan bangkit menuju (Indonesia Emas),” ucapnya.
Prabowo juga menegaskan, dengan berprinsip pada Ekonomi Pancasila, maka akan merealisasikan perjuangan Joko Widodo (Jokowi) untuk hilirisasi sumber daya alam yang tak lagi menjadi penyuplai bahan baku, tapi juga mampu mengelola.
“Kita mau bahan harus diolah di Indonesia untuk jadi barang-barang yang punya nilai tambah sehingga penghasilan kita akan tambah luar biasa,” kata Prabowo.