Berita  

Dukung Pengembangan Pariwisata, Tokoh Lembata Himbau Masyarakat Jaga Kamtibmas

dukung-pengembangan-pariwisata,-tokoh-lembata-himbau-masyarakat-jaga-kamtibmas

LEMBATA – Potensi sumber daya alam, yakni bidang pariwisata dan budaya di kabupaten Lembata menjadi isu strategis untuk dikembangkan untuk menopang sekaligus dapat memulihkan ekonomi baik di tingkat kabupaten Lembata, Provinsi NTT, bahkan pemulihan ekonomi secara Nasional.

Guna menjawabi hal itu, masyarakat Lembata yang merupakan bagian dari gugus kepulauan di kabupaten Flores Timur yang sudah secara kemasyarakatannya sejak tahun 1965 selalu bertekad menciptakan lingkungan dengan tingkat toleransinya yang baik, dengan selalu menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (kamtibmas) yang juga baik.


Diketahui nama Lembata dengan berbagai potensi sumber daya alam dan budayanya di masa pemerintahan Hindia Belanda dikenal dengan nama Pulau Lomblen, dan nama Lembata dikukuhkan pada tanggal 24 Juli 1967 melalui Musyawarah Luar Biasa Pembentukan Kabupaten Lembata di Lewoleba yang secara historis berasal dari pulau Lepanbata, sehingga sejak tanggal 1 Juli 1967 semua penduduk yang semula disebut sebagai orang Lomblen menjadi orang Lembata.

Jika dilihat secara pemetaan wilayahnya, Lembata merupakan pulau gugusan dari kepulauan Solor yang terletak diantara kabupaten Flores Timur dan kabupaten Alor dengan batas wilayahnya, Utara berbatasan dengan Laut Flores, Selatan dengan Laut Sawu, Barat dengan Selat Boleng dan Selat Lamakera, dan Timur berbatasan dengan Selat Alor.

Bentangan pantainya yang luas, Lembata memiliki potensi pariwisata pantai dan kebahariaannya yang cukup menjanjikan dengan mengaselerasi ekonomi kemasyarakatan dari potensi sumber daya alam, guna meningkatkan ekonomi secara nasional.

Dilihat dari pola hidupnya, 74% masyarakat Lembata berkehidupan dengan cara bertani ladang, dan lainnya ada yang Pegawai Negeri Sipil, Pensiunan, Pengusaha, Pedagang, Buruh, Pengrajin, TNI/POLRI, serta Alim Ulama dan Biarawan-biarawati.

Guna mendukung pengembangan pariwisata, transportasi yang terdapat di kabupaten Lembata ada yang darat, laut dan udara. Transportasi laut berupa Fery, rute Kupang – Lewoleba, perahu motor, rute Larantuka – Lewoleba. Transportasi udara yakni maskapai Lion air rute Kupang-Lewoleba.

Berbagai potensi pariwisata di kabupaten Lembata, yakni: Pulau Pasir Putih Awelolong, Gua Maria Lewoleba, Pantai Rekreasi Pasir Putih Waijarang, Sumber Cairan Panas Sabu Tobo, Sumber Gas Alam Karun Watuwawer, Pantai Rekreasi Tanah Treket, Kecerdikan budi Tradisional Penangkapan Ikan Paus di Desa Lamalera, Rumah Norma budaya dan Ritus Pesta Kacang Jontona, Pantai Pasir Putih  Mingar,  Pantai Lewolein, Air Terjun Atawuwur, dan Pantai Pasir Putih Bean.

Potensi pariwisata yang begitu luar biasa guna menunjang peningkatan ekonomi di Lembata, infrastruktur transportasi menjadi hal penting sehingga wisatawan domestik maupun mancanegara ketik ke Lembata tidak menjadi terkendala.

Pantauan tim media ini, dari sisi transportasi lembata mengalami kendala pada sektor penerbangan, yang mana bandara Wunopito sesungguhnya masih dalam proses pengembangan.

Jika dilihat hambatan yang terjadi saat ini di Lembata, terkait proses ganti rugi tanah yang dituntut oleh masayarakat yang berdomisili di bagian timur dan barat bandara Wunopito, dan ini menjadi hambatan dalam proses penyelesaiaannya.

Hingga saat ini, pemilik lahan sebelah Timur Bandara Wunopito mempertanyakan hak atas ganti rugi dan pembebasan lahan perluasan areal bandara yang belum juga ditepati Pemerintah Kabupaten Lembata sejak pemerintahan Bupati Drs. Andreas Duli Manuk, hingga pemerintahan Bupati Almarhum Eliaser Yentji Sunur, bahkan masalah ini sudah ada sejak tahun 1984, sejak masa Pemerintahan Pembantu Bupati Drs. Anton Pattymangoe.

Bupati Lembata, Thomas Ola ketika konfirmasi terkait langkah pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan ganti rugi lahan bandara, Ia mengatakan bahwa  Pemerintah Kabupaten Lembata bakal mengkaji sesuai regulasi dan intinya segera diselesaikan.

“Untuk menjawab permintaan para pemilik lahan sebelah Timur Bandara Wunopito yang menjadi polemikan beberapa waktu lalu, kami harus megkaji lebih serius, dan tentunya tidak bertentangan dengan regulasi” ungkap Bupati Thomas Ola.

“Polemik yang terjadi terkait kepemilikan lahan di wilayah pengembangan Bandara Wunopito harus segera diatasi”. Ujar Bupati Ola.

“ Lanjutnya, tugas pemerintah adalah mencari solusi dari setiap persoalan, dan berusaha menyelesaikan. Pemerintah tidak boleh membiarkan masyarakat terus hidup dengan sejumlah persoalan,” ungkap Thomas Ola ketika berdialog bersama para pemilik lahan di wilayah Timur Bandara Wunopito.

Bupati Thomas Ola pun kembali menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Lembata bakal mengkaji dan mencari solusi sesuai regulasi, untuk menjawab permintaan para pemilik lahan sebelah Timur Bandara Wunopito.

“Tidak bisa memaksa pemerintah harus menjawabnya di akhir masa jabatan, karena semua harus sejalan dengan koridor hukum. Jika regulasinya menunjang, otoritas pemerintah juga akan menjawabnya agar masalah ini tidak terkatung lagi,” tegas Bupati Thomas Ola

Lebih lanjut secara terpisah, Linus Lawang, salah satu pemilik lahan bagian timur menjelaskan, di masa Almarhum Bupati Eliaser Yentji Sunur pernah berjanji akan mengakomodir permintaan pihak pemilik lahan perluasan bandara paling lambat sebelum berakhir masa jabatan di tahun 2022.

“Karena dulu pemerintah berjanji untuk menyelesaikan masalah ini agar clear tapi sampai sekarang belum ada hasil,” Ungkap Linus Lawang.

Disinggung juga terkait dengan ekonomi pariwisata, Linus mengatakan bahwa tetap menudukung pemerintah. Linus juga mengajak seluruh komponen agar menjaga kondusifitas dan ketertiban bersama di tengah mewabahnya pandemik covid-19, dan tetap mendukung pemerintah dalam pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata di kabupaten Lembata.

Linus Lawang juga menghimbau kepada generasi dan masyarakat pemilik lahan perluasan bandara untuk tetap percaya pemerintah dalam menyelesaiakan persoalan ganti rugi lahan, serta tetap mejaga Kamtibmas secara bersama.

“Saya juga menghimbau kepada generasi-generasi dalam menyuarakan permasalahan, agar menghindari aksi brutal. Mari bersama-sama menjaga situasi kamtibmas yang damai, mari kita sama sama bersilahtuahmi dengan pemerintah untuk menghasilkan keputusan bersama, sehingga menjadikan Lembata tetap damai sekarang dan selamanya” Himbau Linus Lawang.

Berita dengan Judul: Dukung Pengembangan Pariwisata, Tokoh Lembata Himbau Masyarakat Jaga Kamtibmas pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : ris