Liputan4.Com Bali-Budidaya rumput laut di Desa Lembongan menjadi salah satu destinasi wisata yang disukai oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Setiap hari, pagi maupun sore, petani rumput laut memanen dan menanam rumput laut seiring surutnya air laut.
Budidaya rumput laut ini sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Budidaya ini pernah ditinggalkan oleh masyarakat di Desa Lembongan dan beralih ke industri pariwisata yang semakin menggeliat dan menjanjikan pada waktu itu.
Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, maka kegiatan pariwisata di Desa Lembongan mengalami penurunan yang signifikan serta berdampak pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh sebab itu, masyarakat kembali membudidayakan rumput laut tersebut. Menurut Kepala Desa Lembongan, I Ketut Gede Arjaya yang dikenal tegas dan sangat peduli dalam pemberdayaan masyarakat mengatakan bahwa rumput laut sangat membantu perekonomian masyarakat selama pandemi Covid-19.
“Tanpa rumput laut tentunya masyarakat Lembongan pasti menderita karena daerah ini sangat kering, sehingga awalnya hanya mengandalkan sektor pariwisata, “ungkap Arjaya yang sangat ramah menerima setiap tamu yang datang ke desanya.
Kendati potensi rumput laut di Desa Lembongan sangat menjanjikan untuk peningkatan ekonomi masyarakat, namun pengelolaan dan sistem penjemuranya masih bersifat tradisional.
Masyarakat lebih banyak menjemur di lapangan terbuka seperti pinggir jalan, halaman rumah, dan lahan yang disewakan. Sistem penjemuran ini sangat berdampak negatif pada kualitas dan kebersihan rumput laut, sehingga harga jualnya relatif murah. Kebanyakan petani menjual rumput laut dalam keadaan basah karena tidak memiliki tempat penjemuran.
Petani belum memiliki pengetahuan tentang diferensiasi rumput laut menjadi produk unggulan serta lokasi rumput laut belum menjadi destinasi wisata edukasi di desa ini.
Permasalahan yang dialami oleh petani rumput laut ini mendapatkan solusi dari dosen Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali yang diketuai oleh Dr. Dermawan Waruwu, M.Si serta anggotanya Dr. R. Tri Priyono Budi Santoso, M.M. dan I Made Gde Sudyadnyana, M.Si. Tim pelaksana Program Kemitraan Masyarakat (PKM) – Petani Rumput Laut di Desa Lembongan mendapatkan hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia.
Tim memberi pelatihan dan pendampingan tentang sistem penjemuran berbasis green house dan sekaligus menjadi destinasi wisata edukasi selama 6 bulan yaitu Juni sampai Desember 2022.
Menurut Dr. Dermawan bahwa keunggulan penggunaan green house dapat meningkatkan kualitas rumput laut karena terhindar dari berbagai kotoran dibandingkan menjemur di lapangan terbuka.
Lahan yang digunakan juga tidak terlalu luas karena penjumurannya dibuat bertingkat-tingkat, sehingga proses pengeringan lebih cepat karena menggunakan plastik UV, sehingga suhu dalam green house tetap stabil kendati hujan maupun malam hari. Lokasi budidaya rumput laut bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata, tegas Dr. Dermawan yang memiliki pengalaman dalam pengembangan desa wisata serta mendapatkan legalitas sebagai fasilitator dan trainers desa wisata dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Guna mendapatkan pengetahuan dan wawasan dalam pengelolaan rumput laut sebagai destinasi wisata, maka Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, S.E., MMA., M.A. selaku narasumber memberikan materi dengan judul “Identifikasi Potensi Desa Wisata Partisipatif”. Dalam paparannya, budidaya rumput laut bisa menjadi paket ekowisata.
Paket ekowisata dapat mendukung perekonomian masyarakat lokal dengan meningkatkan keuntungan melalui paket wisata yang menawarkan kegiatan lokal dan juga melestarikan lingkungan, tegas Rai Utama selaku Rektor Universitas Dhyana Pura dan staf ahli DPRD Kabupaten Badung dalam bidang Pariwisata.
Acara sosialisasi pengabdian kepada masyarakat, baik kegiatan PKM hibah Kemdikbudristek maupun pengabdian Prodi Manajemen dan sekaligus seminar pengelolaan desa wisata yang dilaksanakan tanggal 30 Juli 2022 bertempat di Banjar Kaja Desa Lembongan. Acara ini dihadiri oleh masyarakat Desa Lembongan yaitu Kepala Desa, Bendesa Adat, Ketua BPD, Ketua Pokdarwis, Ketua LPD, Kelihan Banjar Dinas, Kelihan Banjar Adat, Tokoh Agama, dan Ketua Kelompok Tani Rumput Laut beserta anggotanya. Tim dari Undhira yaitu Rektor, Wakil Rektor, Ketua LPPM beserta tim, Tim PKM, Kaprodi Manajemen, Dosen, dan Mahasiswa.
Budidaya rumput laut sangat diperlukan manajemen pengembangan maupun pemasaran yang menggunakan teknologi. Petani lebih banyak menjual bahan mentah dari rumput laut, padahal bisa diolah menjadi berbagai variasi produk sehingga menjadi oleh-oleh yang dibeli oleh wisatawan, seperti dodol, krupuk, es krim, bakso, nugget, sirup, yogurt, jus, jeli, dan sebagainya. Bahkan bisa digunakan campuran produksi cat, tekstil, pasta gigi, kosmetik seperti lotion, sabun, dan shampo.
“Oleh sebab itu, masyarakat harus memikirkan pengembangan produk rumput laut menggunakan teknologi, kata Dr. Budi Santoso selaku tim PKM.
Dosen Undhira memiliki keahlian untuk membantu masyarakat dalam membuat beberapa produk makanan dan minuman berbahan rumput laut, ungkap Budi Wakil Rektor Undhira.
Rumput laut memiliki manfaat dan khasiat bagi kesehatan manusia, maka petani perlu memperhatikan tata cara penanaman dan pengeringan sesuai standar, sehingga daya jual stabil dan bahkan semakin tinggi. Menurut I Made Gde Sudyadnyana, M.Si bahwa rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%), serat kasar (3%), dan abu (22,25%).
Rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A, B, C, D, E, dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin, dan mineral rumput laut mencapai 10 – 20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat, tegas Sudyadnyana selaku dosen Undhira yang memiliki keahlian di bidang Biologi maupun Bioteknologi.
Peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi, pelatihan, dan seminar sangat antusias karena bisa mendapatkan informasi yang lengkap terkait pengelolaan rumput laut yang berkualitas serta menjadi destinasi wisata edukasi yang unik di Desa Lembongan. Tindaklanjut kegiatan PKM ini akan berdampak positif serta menjadi contoh bagi petani rumput laut di Desa Lembongan dan sekitarnya, tegas Dr. Dermawan yang sering diundang menjadi narasumber serta Ketua Umum Perkumpulan Doktor Nias Indonesia (PDNI).
Berita dengan Judul: Dosen Undhira Bali Gelar Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Rumput Laut Sebagai Destinasi Wisata Unik di Desa Lembongan Bali pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Islino Murianto