TANAH LAUT – LIPUTAN 4.COM. Hebohnya dengan temuan atas kasus gangguan ginjal akut progresif atpikal (GGA PA) atau Atypical Progressive Acute Kidney Injury (AP AKI) diduga kuat akibat mengkonsumi obat cair (sirup) pada anak-anak, ternyata di Kalimantan Selatan sempat terdeteksi kasus serupa.
Berdasarkan dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat ada tiga kasus gangguan ginjal akut progresif atpikal di Kalimantan Selatan (Kalsel). Bahkan, tertinggi di Kalimantan, dibandingkan tetangganya; Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah masing-masing baru terdeteksi satu kasus.
“Ya, benar ada tiga anak yang meninggal dunia akibat gagal ginjal. Kejadian itu terjadi pada Agustus dan September 2022 lalu, sebelum kasus ini mencuat dan Kemenkes mengeluarkan surat edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak yang diteken Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Murti Utami, pada 18 Oktober 2022,” beber Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalsel, dr H.Diauddin, Selasa (25/10/22) lalu.
Dia menyebut dari data para pasien gagal ginjal akut pada anak-anak itu tercatat di RSUD Hadji Boejasin kab.Tala Pelaihari. Rinciannya, kata dr.H.Diauddin, satu kasus GGA PA yang meninggal dunia di Tanah Laut, kemudian dilakukan investigasi dan penyelidikan epidemiologi, didapat kesimpulan bahwa kasus itu dinyatakan exclude (pengecualian) karena bukan kasus gagal ginjal akut.
“Sedangkan, dua kasus yang dilaporkan dari RSUD Hadji Boejasin masih dalam penyelidikan, Sampel dari dua penderita ini sudah dikirim ke Kemenkes, untuk diuji secara laboratorium,” ucap mantan Kepala Dinkes Prov kalsel.
Menurut dia, dari tiga kasus yang ditemukan dan awalnya terdeteksi di Kalsel, merupakan pasien yang pernah dirawat di RSUD Hadji Boejasin Kab.Tala,” Terangnya.
“Jadi, kasus itu terdeteksi, sebelum hebohnya kasus gangguan ginjal akut. Sedangkan, untuk sementara waktu belum ada tambahan kasus lagi. Semoga itu tidak terjadi, dan tidak ada penambahan kasus di Kalsel,” tegas dr.H. Diaduddin.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kalsel HM Lufti Saifuddin mengatakan Dinkes Kalsel tetap harus menindaklanjuti masalah itu, walaupun misalkan baru ditemukan satu atau tiga kasus saja, ” Katanya.
“Dengan adanya temuan kasus tersebut, sudah sepatutnya harus dilakukan migitasi dan sosialisasi buat masyarakat. Biar semua waspada, dan mencegah ada korban lagi,” ucap legislator Fraksi Gerindra ini.
“Menurut HM.Lutfi, sebagai mitra kerja Dinkes Kalsel, Komisi IV DPRD Kalsel akan segera memanggil kepala dinas serta jajarannya untuk rapat dengar pendapat (RDP),” ucapnya.
“Saat ini tengah dikoordinasikan, karena sebagian anggota DPRD Kalsel memang menggelar reses ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Yakni, dua kali sosper (sosialisasi peraturan daerah) dan dua kali soswasbang (sosialisasi wawasan kebangsaan),” katanya.
“Sebab, harus ada upaya serius dari Dinkes Provinsi Kalsel dalam mengantisipasinya, Inilah mengapa perlu migitasi serta rutin menjalankan sosialisasi ke tengah masyarakat agar mereka sadar dengan kasus gangguan ginjal akut tersebut,” pungkasnya (Liputan 4.Com).
Berita dengan Judul: Dinkes Kalsel : Temuan Kasus Ginjal Akut Di Kalsel, Pasien Sempat Dirawat Di RSUD Hadji Boejasin Tala pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Irwan Saputra