Liputan4.Com,Jeneponto_ Jagung merupakan komoditas strategis nasional dengan luas panen 5.16 juta Ha produktivitas rata-rata 4.8 ton/ha dan produksi 24.95 juta Pipilan Kering (Pusdatin Kementan 2021). Hal ini melibatkan jutaan petani, 94 unit pengusaha pabrik pakan, ratusan ribu peternak rakyat, dan jutaan konsumen, ini membuat Indonesia termasuk produsen jagung nomor 6 di antara 12 negara produsen jagung dunia.
Oleh karena itu, masalah jagung akan berdampak pada dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan-keamanan (IPOLEKSOSBUDHANKAM). Sejak tahun 2018, Kementrian Pertanian tidak menerbitkan rekomendasi izin impor jagung, adapun impor yang masuk bukan untuk pakan, tetapi untuk bahan baku industri, sebagai pemanis, lebih kurang 1 juta ton.
Manager Area Sulawesi Kalimantan Bahtiar Manajeng mengatakan bahwa NK 306 Garuda merupakan varietas baru yang tahan bulai dan tahan busuk daun, serta produktivitasnya tinggi saat panen perdana di Bontosobbi, Desa Maero Kec.Bontoramba,Kab.Jeneponto, 09/02/22
Penyakit bulai (Perenosclerospora maydis) selama ini mengurangi hasil produksi secara signifikan. Di Sulawesi, kehilangan hasil produksi jagung akibat bulai bisa mencapai 25%-35% Setiap tahunnya, daerah yang mengalami serangan penyakit bulai semakin meningkat, terutama daerah di mana petani menanam jagung di lahan sawah pada April hingga Juni.
Bahtiar juga berharap peluncuran NK Garuda menjadi bentuk kontribusi Syngenta Indonesia terhadap tujuan pemerintah Indonesia dalam mencapai swasembada jagung dan ketahanan pangan.
“Lebih lanjut, dengan diluncurkannya varietas NK Garuda ini diharapkan petani dapat meningkatkan hasil produksi jagung yang pada akhirnya juga memberikan peningkatan terhadap kesejahteraannya,” katanya.
Sementara Kabid Penyuluhan Noer Ibrah Ibrahim,SP.M.Si dalam sambutannya mengatakan bahwa Rata-rata produktivitas jagung jeneponto saat ini sekitar 6,39 ton per hektar. Kita sama-sama berusaha agar peran penting komoditas jagung dapat terus punya andil dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produksi dan pendapatan petani. Sebagai informasi sumbangan sektor pertanian dalam PDRB Jeneponto sebesar 52,3 persen, dan jagung menyumbang 28,68 persen dari angka PDRB tersebut,katanya
Ibrah mengatakan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam meningkatkan produksi jagung dan kesejahteraan petani. Pemerintah terus berkomitmen menyalurkan bantuan untuk budidaya dan penanganan pasca panen kepada petani. Hal ini salah satunya guna memastikan produksi dan pasokan jagung cukup dan sesuai kebutuhan.
“Luas tanam kita tingkatkan, tapi produktivitas juga harus naik, maka jagung yang ditanam adalah varietas yang potensi hasilnya diatas 7 Ton/Ha. Dalam keadaan apapun pertanian kita harus tangguh. Produksi pangan hingga saat ini dan ke depan diupayakan agar tetap aman,” ucapnya.
Syuaib, salah satu petani di bontosobbi, dalam testimoninya mengungkapkan bahwa jagung varietas Garuda lebih baik dari NK Sumo, karena dapat menangkal hawar daun dan busuk tongkol. disamping itu saat ini petani jagung merasakan nikmatnya menjadi petani jagung, karena begitu mudahnya menjual jagung disaat kami membutuhkan dana, petani di bontosobbi menjual jagung dalam bentuk tongkol kering, ini karena kami ingin mempercepat kegiatan panen dan pasca panen, untuk mempersiapkan kembali kebun bekas tanaman jagung untuk pertanaman jagung kembali,” ujarnya.
Turut hadir dalam acara ini: Anggota DPRD Jeneponto Komisi 2: Hartono,SE, Para pejabat Fungsional dari Dinas Pertanian, Perwakilan dari kantor Camat, Para Babinsa,Koord BPP Bontoramba serta Penyuluh Pertanian, para Kelompok Tani, Tokoh Masyarakat, serta Distributor Benih.
Berita dengan Judul: Dinas Pertanian Jeneponto Hadiri Launching Varietas Baru Jagung Kuning NK 306 Garuda pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Basir Hasgas
