Liputan4.com LEBAK – Warga yang tinggal di sekitar Pelsus PT Cemindo Gemilang di Desa Darmasari Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Banten, warga setiap hari terpaksa harus menghisap udara tercemar dari Debu Kelingker di pelabuhan khusus milik PT Cemindo Gemilang. Yang melakukan bongkar muat klingker pada kapal baik mengunakan Conveyor belt maupun secara manual, Warga pun mulai merasakan gangguan kesehatan Anak-anak sejak bayi sudah menderita sakit pernapasan. Juga terjadi radang di selaput mata bagi pengguna jalan raya Bayah Sawarna, 23/3/2021
Warga yang tinggal di dekat Pelabuhan khusus tersebut bahkan mengeluhkan debu masuk sampai rumah mereka. Kala hujan, air yang turun dari atap rumah sampai berwarna hitam.
Sebuah Studi di Eropa menyebutkan, paparan polusi udara di awal kehidupan dapat berkontribusi terhadap pengembangan asma di masa anak-anak dan remaja.
Penelitian ini mengikuti lebih 14.000 anak dari lahir hingga usia 16 tahun di lingkungan yang memiliki paparan polusi tinggi. Hasilnya, mereka memiliki potensi asma terutama setelah empat tahun bahkan hingga remaja.
Dikutip dari situs Oline Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyarankan, pemerintah dan pemangku kebijakan membuat regulasi pengendalian polusi udara, antara lain, peraturan standar baku mutu udara ambien sesuai standar WHO, peraturan menyangkut penggunaan bahan bakar kendaraan sesuai standar EURO4 , dan peraturan uji emisi, Juga peraturan mengurangi emisi polusi udara dan industri.
Agus Dwi Susanto, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengatakan, dalam sebuah Artikel, ketika Indeks Standar Pencemaran Udara lebih 100, kelompok rentan sudah terdampak. Meski, bagi kelompok tak rentan, tidak langsung merasakan dampak.
“Ini yang harus diperhatikan pada populasi rentan, anak-anak, orang lanjut usia, perempuan, ibu hamil dan juga pekerja yang bekerja di luar ruangan.”
“Kalau anak-anak terekspos terus menerus, katanya, akan mengganggu perkembangan otak. Ada yang menyebabkan gangguan kognitif pada anak yang cenderung terkena polusi udara dalam jangka panjang.
“Menurut Agus, pada dasarnya ini berhubungan dengan proses peradangan atan inflamasi kronik seluruh tubuh. “Yang paling halus PM2.5 kalau masuk ke tubuh kemudian akan masuk ke pembuluh darah, itu PM2.5 akan menginduksi inflamasi sistemik atau peradangan seluruh jaringan tubuh. Akibat inflamasi sistemik inilah, semua proses dalam sistem vaskuler darah itu bisa terganggu.”
“Adapun, kelompok rentan yang terdampak polusi udara adalah anak-anak usia 0-18 tahun, perempuan, ibu hamil, lansia, masyarakat yang memiliki penyakit terkait penapasan dan masyarakat yang aktif bekerja di luar ruangan. Populasi perempuan paling tinggi,
Dampak polusi udara bisa terjadi penyempitan pada pembuluh darah kecil-kecil termasuk pembuluh darah ke otak. Pada anak-anak, ketika otak kekurangan oksigen, kata Agus, bisa mengganggu perkembangan otak. Kalau jaringan-jaringan tubuh lain juga kekurangan oksigen karena penyempitan pembuluh dara polusi itu bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Sementara Dr. Erwan Susanto , Kepala Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Bayah,, mengatakan, polutan lebih mudah terserap ke anak-anak karena napas mereka dua kali lipat lebih cepat dari orang dewasa. Bahan-bahan beracun ini, kata Adimas, bisa memiliki kaitan dengan kecerdasan anak-anak.
”Polutan kan bersikulasi di dalam darah kita, karena ibu hamil, kandungan polutan bisa sampai ke plasenta. Karena bayi hanya menerima dari ibu, otomatis kandungan polutan itu bisa masuk ke tubuh dan berpengaruh terhadap kehamilan dan gangguan pertumbuhan janin.”
“Dampaknya, bisa pada kelahiran prematur atau kelahiran dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Sebuah studi menyebutkan, zat beracun yang terkandung dalam polutan bisa masuk ke tubuh dan rentan bagi perempuan.Pungkasnya.
Berita dengan Judul: Debu Pabrik Semen dan Bongkar Muat Klingker di Pelsus PT Cemindo Gemilang Bahayakan Warga, Terbit juga di: LIPUTAN4.COM. Reporter: L4Banten