Menjelang akhir 2022, produktivitas musisi Indonesia berada di titik yang tinggi. Biarpun beberapa festival musik lokal akhir-akhir ini dibatalkan atau ditunda—dan menimbulkan efek riak untuk perizinan acara serupa ke depannya, gig skala komunitas atau menengah di berbagai kota tetap terus ramai digelar. Banyak musisi melakukan tur secara DIY dan mendatangi pendengar-pendengar mereka di daerah lain, memperluas jalur networking yang sudah sedikit banyak terbentuk berkat internet.
Banyak sekali musik baru berkualitas yang dirilis sepanjang Oktober-November, dan serunya lagi mereka datang dari berbagai penjuru kota dan pulau yang berbeda. Di kolom Soundcheck kali ini, VICE menampilkan single-single Indonesia pilihan sepanjang kurun tersebut yang menarik perhatian kami.
Mulai dari jangly indie pop yang catchy dari pendatang baru asal Bali, rap berbalut musik jazz lengkap dengan brass dari Medan, hingga nomor slowcore depresif Bandung yang mempertanyakan Tuhan, semuanya bisa disimak di artikel ini.
Redaksi VICE berharap playlist ini bisa menemani dan membuat kamu bersemangat soal masa depan kancah musik Indonesia. Banyak nama di daftar ini yang seharusnya akan merilis album penuh dalam waktu dekat. Terus nantikan ya!
Tarrkam – Kameleon
Kameleon mampu mengubah warna tubuhnya sendiri sesuai dengan keadaan sekitar. Single terbaru Tarrkam, “Kameleon”, bisa jadi bersifat tersurat dan benar-benar hanya bercerita tentang kadal kameleon, atau bisa juga metafora manusia yang “doyan berganti wajah” demi keuntungan pribadi (social climber?). Entahlah, namun yang gak bisa dipungkiri, “Kameleon,” adalah sebuah nomor punk rock yang fun dan seru, lengkap dengan bumbu elemen surf rock, bebunyian synthesizer video game dan seksi rhythm yang sangat solid. Lagu ini adalah single pertama dari album debut mereka yang akan segera dirilis.
Sourmilk – Sick Girl
Secara garis besar, musik yang ditawarkan grup asal Bali, Sourmilk tidak terdengar jauh berbeda dengan banyak band-band indie pop kontemporer lain yang mengandalkan sound gitar yang jangly dan vokal yang halus. Namun bedanya, track “Sick Girl” punya melodi kuat yang sangat mudah diingat dan dijamin bakal bikin lo muter lagu ini berkali-kali. Sesuai dengan sifat style musik seperti ini yang cenderung personal, vokalis dan gitaris Jess menceritakan pengalamannya yang kurang enak menghadapi seorang teman yang “toxic” di single ini, “I was lost in outer space / driven by your sickness, girl / That i need to get rid of / That way i can see the sun again.”
Amerta – Chevron
Dibandingkan materi Amerta sebelumnya yang agresif, gelap dan lebih kompleks, single terbaru mereka “Chevron” terdengar lebih mendekati spacey alternative rock/metal 90an ala Smashing Pumpkins, Hum dan bahkan Deftones. Unit post-metal Jakarta ini masih menawarkan sound gitar yang heavy dan atmosferik namun dengan balutan major chords yang lebih “manis” dan mengedepankan sensibilitas melodi vokalis baru Techa—dan basis Anida. Lebih simpel dan aksesibel, “Chevron” berpotensi menarik perhatian lingkup penggemar musik yang lebih luas, dan membuat album penuh mereka semakin layak buat ditunggu.
Edlonoir – Raga Primata
Edlonair adalah proyek solo dari Edo yang juga terlibat dengan band hardcore/metal Bandung, Sacred Witch. Alih-alih berteriak penuh kemarahan, di Edlonoir—juga nama brand tas buatan Edo, random ya?—Edo justru menawarkan sebuah nomor slowcore yang dingin, bertempo lambat, ber-atmosfer depresif dengan sound design yang apik dan dinamis. Cocok jadi soundtrack renungan malam hari, lirik “Raga Primata,” terdengar seperti luapan frustasi seseorang terhadap Tuhan, “tidur memunggung membatu / potongan kelambu / takbirlah samping binatu / Tuhan apa engkau babu?”
Inthesky. – hustlin (feat. H20 Windsection)
Budaya hustling alias menghabiskan sebagian besar waktu hanya untuk bekerja dan mencari uang sudah umum, terutama bagi mereka yang tinggal di kota besar. Di single “hustlin” yang bernuansa chill, grup rap fusion asal Medan, Inthesky. menyentil berbagai manifestasi fenomena ini, mulai dari investasi crypto, saham dan upaya-upaya cuan lainnya, “We’re all trying to be rich / gak ada yang mau tinggal kelas / semua ingin lebih juga mau naik ke atas tanpa batas dan lampaui / macam Pak Jokowi / kerja kerja kerja biar semua terpenuhi.” Menggaet trio brass H20 Windsection sebagai kolaborator, nuansa jazz yang jadi ciri khas Inthesky. semakin terdengar kaya dan megah di nomor ini.
Circarama – Riddle
Retro rockers asal Jakarta, Circarama kembali menyuguhkan karya setelah tiga tahun lamanya, namun bukan tanpa adanya perubahan. Kini menjadi kuintet dengan vokalis baru dan seorang keyboardis, di nomor “Riddle,” Circarama menyalurkan pop rock 70/80an ala Todd Rundgren dengan salah satu chorus tercatchy tahun ini. Meski lirik lagu ini bercerita tentang misteriusnya kehidupan dan hubungan antar manusia yang kadang bikin galau, “Life is a movie that’ll never be solved / fill in the blank space, like a riddle / makes me blue-ue-ue,” single terbaru Circarama ini sangat fun buat dinyanyikan dan menjadi penanda comeback yang baik buat band.
CRÈVE, OUVERTE! – CRÈVE, OUVERTE!
Arah musik kuartet asal Balikpapan, CRÈVE, OUVERTE! masih sulit ditebak. Apabila single mereka sebelumnya bernuansa math-rock dan post hardcore energik, materi terbaru mereka “CRÈVE, OUVERTE!” justru dibuka dengan dentuman beat elektronik dan riff groovy ala rave nu-metal akhir 90an (lengkap dengan jumpsuit putih yang dikenakan anggota band di music video lagu ini). Namun karakter vokal Safiranava yang sassy dan berkarakter membuat sound band ini tetap mudah dikenali. Sejauh ini, dua single yang telah dirilis CRÈVE, OUVERTE! biarpun menawarkan vibe yang berbeda, sama-sama penuh ambisi dan dijamin akan bikin mosh pit bergerak.
Bottlesmoker – Tortuga II
Alam masih menjadi inspirasi utama bagi duo elektronik asal Bandung, Bottlesmoker. Setelah merilis single “Tortuga I” dua tahun silam yang bercerita tentang kerusakan bumi pertiwi, Bottlesmoker merilis saudara kembarnya “Tortuga II,” sebuah nomor techno minimalis instrumental dengan dengungan sub-bass dan lapisan bebunyian synthesizer yang enak buat bikin kepala bergoyang. Track ini kabarnya merupakan bagian dari album keenam mereka yang akan datang, Puraka yang memang sarat dengan pesan tentang lingkungan.
Natasha Udu – Mamoney
Setelah dua tahun, vokalis Lomba Sihir, Natasha Udu kembali merilis single solo. Di “Mamoney,” Natasha berkeluh kesah tentang hubungan rumitnya dengan pekerjaan dan uang. Can’t live without it, can’t have enough of it. Dengan balutan musik pop alternatif yang ceria dan upbeat—mengingatkan akan grup macam Phoenix atau Passion Pit—jelas bahwa Natasha ingin bersenang-senang di nomor “Mamoney,” sambil mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak terus mementingkan cuan melulu, “Ma-money money money makin’ my way up high / ma-money money always tells me to wake up from / the fiction tale that I’d be a billionaire cause / I’ve always lived for my folks, I stole, and got caught.”